🍃032🍃

2.4K 82 2
                                    

  "Bukan tuhan yang gak mau kita bersama,  tapi takdir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  "Bukan tuhan yang gak mau kita bersama,  tapi takdir. "-Zidan

🍃🍃🍃

Hari sudah malam,  acara resepsi pernikahan khanza juga sudah usai dua jam yang lalu.  Mereka kembali ke rumah orang tua khanza untuk beristirahat.

Khanza keluar dari kamar mandi setelah usai membersihkan dirinya. Ia berjalan ke arah tempat tidur di mana agam duduk menyandar kan dirinya pada kepala tempat tidur.

"Mas." Panggil khanza merangkak naik ke tempat tidur,  mendekat ke arah sang suami.

Agam meneh dan tersenyum manis."Kenapa sayang?"

"Elus-elus belakang aku dong,  sambil sholawat ya." Pinta khanza

"Yaudah,  sini tiduran."

Dengan cepat khanza langsung mengambil posisi tidur dengan paha agam sebagai bantalan. Agam juga dengan cepat mengelus punggung khanza,  suaranya mulai terdengar melantunkan sholawat.

"Mas." Panggil khanza lagi.

"Iya,  kenapa?"

"Ana uhibbukan fillah, mas."

"Ahabbakalladzi ahbabtani lahu."

"Mas,  jangan tinggalin aku ya?  Jangan tinggalin aku dalam keadaan apapun. " Perkataan khanza itu membuat agam menggeleng kuat dengan cepat.

"Tidak ada alasan untuk saya meninggalkanmu,  terkecuali maut yang memisahkan saya dari kamu." Balas agam,  ia mengecup kening istrinya penuh kasih sayang.

Khanza berbalik memeluk pinggang suami nya."Terimah kasih sudah jadi suami aku,  gak ada kata yang bisa aku ucapin selain aku mencintai mas agam,  sekarang dan selamanya."

"Saya juga mencintai kamu,  dan semoga kita selalu bersama hingga jannah nya Allah."

Ketuka pintu menghentikan percakapan keduanya.

"Mas agam,  mbak khanza. Di suruh turun sama bunda hanum, makan dulu." Suara itu asalah milik syahra,  ia memang memanggil bunda hanum atas permintaan bunda sendiri.

"Iya,  kamu duluan aja.  Nanti mbak sama mas kebawah." Sahut khanza.

Keduanya sudah bergabung dalam makan malam. Hanya ada keluarga khanza dan agam sja di sini,  yang lainnya sudah pulang sejak tadi.

"Khanza, kamu gak pernah ngidam apa gitu?" Tanya bunda hanum.

Khanza menggeleng."Gak bund,  mungkin aja belum waktunya."

"Kalau kamu ngidam,  bilang aja sama umi. Kalau umi bisa nanti di turutin." Sahut umi yabg di angguki antusias oleh khanza.

"Syahra jadi gak sabar liat ponakan lucu nya lahir,  kira-kira perempuan atau cowo?" Tanya syahra

"Sedikasih sama Allah,  cowo sama cewek sama aja." Jawab abi ibrahim yang di angguki setuju oleh yang lainnya.

"Oh iya mas,  syahra rencana nya mau pindah kampus ke jakarta. Tempat mas kerja boleh kan?"

OUR SECRET (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang