🍃🍃🍃"Lama banget lo datangnya." Protes kezia, gadis itu terlihat sangat cantik malam ini. Dress putih dengan mahkota dan make up yang look nya sangat cocok dengannya.
"Maaf, tadi kena macet." Alasan itu tentunya tidak benar, yang sebenar benarnya adalah karena menunggu agam dengan sholat sholatnya.
Mereka mengangguk mengerti."lo datang bareng siapa?" Tanya kezia
"Oh itu, di antar gus agam." Jawab khanza
"Terus gus agam nya mana? Ko gak kesini?" Tanya nindi yang celinguk mencari keberadaan agam.
Khanza kemudian menunjuk ke pojok di mana agam sedang duduk di sebuah meja lingkar seorang diri, semua menoleh ke arah yang khanza tunjuk.
"Ganteng banget gak sih? Ini definisi, nikmat tuhan mana lagi yang hamba dustakan." Ucap dramastis nindy menatap kagum ke arah agam yang duduk santai.
Khanza tersenyum, dalam hatinya mendumel sedikit tidak suka suaminya di pandang kagum.
"Minimal apa? Minimal tau diri, dia spek pangeran surga dan lo spek bidadari neraka." Cetus joviar, hal itu membuat nindi menoleh menatap sinis ke arah joviar yang sudah tertawa di ikuti yang lainnya.
"Anjing lo." Umpat nindy memukul dengan keras lengan joviar.
"Nah nah liat, mana mau agam sama lo." Balas joviar
"Kezia, happy birthday ya. Semoga kedepannya semakin baik dari sebelumnya." Ucap khanza memberi paperbag ke arah kezia.
"Aaa, thank you so much sayang." Balas kezia menerima paperbag pemberian khanza kemudian memeluk sahabatnya itu.
Khanza membalas pelukan kezia dengan penuh sayang dan tulus. Perbedaan agama mereka tak memengaruhi persahabatan keduanya, toleransi yang sudah mereka tetapkan sejak mereka menjadi sahabat dulu.
Joviar menyenggol zidan yang berada di sampingnya."udah kali natapnya, emang khanza secantik itu." Bisik joviar di sertai kekehan membuat zidan ikut terkekeh kecil sembari menoleh ke arah joviar.
"Cantik banget kan, apalagi sama pakaiannya yang sekarang." Kagum zidan
Jovial mengangguk."semangat dan selamat memantaskan diri."
Zidan mengangguk dan tersenyum."hai khanza." Sapa zidan yang sedari tadi hanya diam memandangi khanza.
Khanza menoleh dan tersenyum di balik cadarnya."iya, dan." Jawab khanza
"Apa kabar?" Tanya zidan, rasanya sekarang ia menjadi canggung berada di sekitar khanza, mungkin saja itu pengaruh dari pakaian yang di kenakan khanza sekarang.
"Alhamdulillah baik." Balas dengan seadanya, walaupun menjawab padangan khanza terus tertuju pada lantai di bawah.
Zidan tersenyum dan mengangguk mendengar jawaban khanza, ia tak lagi bebas bisa berinteraksi pada gadis yang sudah menutup rapat dirinya. Bahkan hanya sekedar bercanda kecil saja sudah tak sebebas dulu, siapa sangka hal ini akan terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Revisi)
Roman pour Adolescentsbagaimana pendapat kalian jika di jodohkan di usia 18 tahun dengan seseorang yang kalian tidak tahu nama, rupa dan asal usulnya? itu yang saat ini khanza rasakan. Khanza Adiba, gadis itu mau tidak mau menerima perjodohan yang langsung di minta oleh...