Kesan Pertama

26 0 0
                                    

[ Kau meninggalkan kesan pertama yang membuatku mengagumimu ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Kau meninggalkan kesan pertama yang membuatku mengagumimu ]

Semua murid berhamburan memasuki kantin sekolah karena saat ini merupakan jam istirahat. Tidak heran jika sekarang kantin tengah dipenuhi oleh para murid-murid.

Kantin sekolah itu cukup luas, difasilitasi dengan banyak meja dan kursi untuk menjadi tempat makan para murid-murid. Dimeja yang berada paling ujung terdapat sekumpulan murid-murid perempuan yang sedang makan sembari berbincang-bincang yang diselingi dengan candaan dan juga gelak tawa yang menghiasi perbincangan mereka.

"Lo udah lakuin apa yang gue suruh?" Tanya Reva pada sahabatnya yang tidak lain adalah Fawnie. Fawnie yang sedari tadi menikmati makanan dan enggan untuk memikirkan kejadian semalam seketika dirinya termenung sebentar lalu mengangguk pada Reva sebagai respon.

"Gimana orangnya? Lo nyaman gak sama dia? Kalo gak salah namanya itu Revan, ya? Kesan pertama lo ke dia itu gimana?" Reva memberikan pertanyaan berbobot yang membuat Fawnie jadi bingung harus menjawab pertanyaan yang mana dulu.

"Iya namanya Revan, gue belum merasa nyaman sama dia karena baru aja kita kenalan, kan? Kesan pertama gue ke dia itu, dia orangnya cukup humble tapi kayaknya dia tipikal cowok yang cuek gitu. Keliatannya dia jauh lebih tua dari kita-kita."

"Siapa yang lebih tua?" Celetuk Ara secara tiba-tiba.

"Pak Dadang, pak Dadang kan umurnya jauh lebih tua dari kita semua, iyakan?" Fawnie mengalihkan topik pembicaraan dan berharap mereka tidak mendengar perbincangannya dengan Reva. Fawnie masih belum ingin jika semua sahabatnya mengetahui tentang ini. Dan Reva pun belum memberitahukan pada yang lainnya.

"Gak jelas lo nyet." Balas Alya, dan Fawnie hanya mendecak kesal.

Sebenarnya kemarin malam ketika mereka berkenalan lewat pesan, Fawnie dibuat bingung oleh laki-laki itu. Karena setelah mereka saling mengenal nama, laki-laki itu bertanya apakah Fawnie sudah makan atau belum, mungkin dia sedang berusaha mencari topik agar mencairkan suasana namun dengan menanyakan hal seperti itu menurut Fawnie itu aneh. Bagi Fawnie itu cara yang kuno. Bagi orang lain pasti mereka akan menganggap bahwa itu bentuk perhatian tapi itu cara yang kuno, tidak memiliki kesan yang bagus.

Namun, laki-laki itu terus-menerus mencari topik dan ada hal yang membuat Fawnie jadi tertarik padanya. Yaitu ketika dia menanyakan

"How's your day? Ada yang ingin diceritakan untuk hari ini?"

Siapa sih yang tidak ingin jika ditanyakan seperti itu apalagi kalau tiap hari. Fawnie merasa kagum dengannya, entah ini karena love languagenya words of affirmation sehingga ketika ditanyakan seperti itu dia langsung terbawa perasaan atau memang laki-laki itu bisa membuat orang-orang yang bahkan baru saja ia kenal jadi merasa kagum padanya.

"Gue harap lo bisa berhubungan baik sama dia, good luck babe!" Bisik Reva dan hanya dibalas senyuman simpul oleh Fawnie.

~°~

Fawnie hendak kembali ke kelas karena jam istirahat sebentar lagi akan selesai, namun tiba-tiba saja seseorang menyenggol lengannya.

"Sorry..."

"Iya, gak apa-apa." Fawnie langsung pergi meninggalkan orang yang telah menyenggol dirinya. Padahal orang tersebut terlihat ingin mengatakan sesuatu.

Orang itu adalah orang yang ingin sekali Fawnie hindari, dia berusaha keras untuk tidak bertemu dengannya namun mereka masih dalam satu sekolah. Seberapa keras Fawnie berusaha, mereka akan tetap bertemu walaupun tidak setiap harinya.

Dia adalah kakak kelas Fawnie, Fawnie sempat menyukainya namun dia memilih untuk berhenti memperjuangkan laki-laki itu. Dan sekarang pun perasaan Fawnie padanya telah pudar setelah mengetahui bahwa dia memiliki sahabat perempuan dikelasnya, dan kedekatan mereka membuat Fawnie cemburu, apalagi kedekatan mereka itu seperti pasangan yang serasi. Jelas saja jika Fawnie memilih untuk mundur, awalnya Fawnie pikir perempuan itu adalah kekasih dari orang yang ia suka namun ternyata dugaannya salah. Jika memang benar, Fawnie akan pindah sekolah saja karena dia telah menyukai orang yang sudah memiliki pasangan.

Fawnie sudah menyukainya ketika dia baru masuk ke sekolah ini. Fawnie memiliki banyak kenalan terutama kakak kelas.
Pada saat itu sedang ada perlombaan untuk merayakan 17 Agustus. Perlombaan yang diadakan setiap setahun sekali. Pada saat itu Fawnie tengah sibuk mengobrol dengan teman-temannya yang usianya lebih tua dari dia. Namun pandangannya terhentikan ketika melihat seorang laki-laki bertubuh jangkung sedang berjalan melewati mereka. "Tampan", itulah kesan pertama Fawnie pada laki-laki yang baru saja ia lihat. Tapi memang benar jika dia itu tampan, kulitnya putih, rambutnya seperti idol K-Pop, dan dia memiliki tubuh yang sangat tinggi.

Fawnie langsung bertanya pada temannya, dan ternyata laki-laki itu adalah kakak kelas, satu angkatan dengan mereka yang saat ini sedang mengobrol dengan Fawnie. Namanya ialah "Arli", dia anak voli jadi tidak heran jika dia memiliki postur tubuh yang tinggi.

"Aku menyukainya." Batin Fawnie.

Teman-temannya langsung menduga bahwa sepertinya Fawnie itu menyukai laki-laki tadi, dan mereka setuju jika Fawnie berpacaran dengan Arli. Setelah ini mereka akan berusaha mendekatkan dua insan tersebut sampai mereka memiliki perasaan yang sama dan terjalin dalam hubungan asmara.

Dan benar saja, mereka berusaha keras untuk membuat Fawnie dekat dengannya. Ketika Fawnie meminta nomornya, mereka langsung memberikannya. Ketika Fawnie ingin berfoto dengannya, mereka langsung mendatangi kelas Arli lalu menyuruhnya untuk jangan pulang dahulu karena ada hal yang harus dia lakukan sebelum pulang kerumah. Mereka sudah melakukan banyak hal, namun usaha mereka sia-sia karena Fawnie memilih untuk berhenti menyukai Arli karena alasan tadi. Padahal mereka sudah cukup dekat namun ternyata kedekatan Fawnie dengan Arli belum seperti kedekatan Arli dengan sahabatnya. Malang sekali hidup Fawnie ini.

Terkadang Fawnie berpikir, apakah dia terlalu mudah menyerah? Tapi jika kalian diposisi Fawnie, kalian akan melakukan hal yang sama seperti dengan yang Fawnie lakukan bukan? Fawnie juga sempat berpikir untuk kembali menyukai Arli namun dia tidak ingin melukai hatinya karena hatinya sudah cukup terluka, lebih baik dia menyembuhkan dirinya sendiri daripada melakukan hal yang membuat hatinya terluka kembali.

Andai saja kala itu teman sebangkunya tidak memberitahukan tentang ini padanya, mungkin saat ini hubungan Fawnie dengan Arli akan jauh lebih dekat.

Pikiran Fawnie masih dipenuhi oleh Arli, tiba-tiba saja dia teringat akan masa lalu setelah bertemu dengan laki-laki itu. Apakah Fawnie gagal move on?

"Heh! Ngelamun aja lo! Kerjain tugasnya."

"Ck, berisik banget lo." Lamunan Fawnie dibuyarkan oleh teman sebangkunya yang bernama Audrey.

"Lo mikirin apaan sampai ngelamun kayak gitu, jangan bilang lagi mikirin ka Arli. Hayolooo gamon yaaa"

"Apasih, gue gak pernah gamon, lagian gue cuman lagi mikirin nanti malam mau makan apa."

"Apa iya? Jujur aja deh, lo tuh gak bisa bohong kalo sama gue. Liat coba muka lo sekarang, ekspresi dari muka lo itu menunjukkan bahwa lo itu lagi berbohong. Gue bilang juga apa, jangan nyerah duluan, toh lagian mereka itu cuman sahabat, dan gue yakin mereka itu gak saling suka karena sudah nyaman dengan hubungan persahabatan itu."

"Iyain, udahlah gak usah dibahas lagi." Fawnie merotasikan bola matanya, lalu kembali fokus untuk mengerjakan tugas. Daripada mengingat masa lalu yang menyedihkan, lebih baik mengerjakan sesuatu yang sangat berpengaruh untuk masa depan.

🍒

Desiderium kembali update!

DesideriumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang