That Day

17 0 0
                                    

[ Jika saja kala itu takdir tidak mempertemukan kita untuk bertemu, mungkin aku tidak akan pernah terlarut dalam perasaan ini ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Jika saja kala itu takdir tidak mempertemukan kita untuk bertemu, mungkin aku tidak akan pernah terlarut dalam perasaan ini ]

Flashback on

Hari ini, terdapat lomba yang diadakan disalah satu sekolah menengah pertama. Perlombaan itu untuk merayakan HUT RI kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus.
17 Agustus tahun 1945 merupakan hari dimana hari kemerdekaan Indonesia. Salah satu upaya untuk merayakan kemerdekaan ini tidak hanya dengan melaksanakan upacara bendera namun dengan mengadakan perlombaan yang bermacam ragam agar orang-orang terhibur.

Sekolah ini pun mengadakan lomba beragam untuk para murid-muridnya dan juga para guru-guru. Namun Fawnie tidak tertarik untuk mengikuti salah satu lomba tersebut, jadi ia hanya menjadi supporter saja.

"Hii Fawnie"

"Halo kak!"

Mereka adalah kakak kelas yang berteman dengan Fawnie. Mereka mengajak Fawnie untuk mengobrol bersama sembari menikmati perlombaan yang tengah diadakan. Ada banyak hal yang mereka obrolkan, gelak tawa menghiasi suasana mereka saat ini. Perbedaan umur bukanlah penghalang untuk berteman. Lagipula Fawnie dengan mereka hanya berbeda 2 tahun saja. Mereka kelas 12, sebentar lagi akan memasuki dunia Kuliah sedangkan Fawnie masih kelas 10. Namun Fawnie tipikal orang yang bisa beradaptasi dengan siapa saja, bahkan jika dia lebih tua darinya. Fawnie tetap bisa berinteraksi dengan mereka.

Tiba-tiba saja pandangan Fawnie teralihkan oleh sesosok laki-laki bertubuh jangkung yang tengah melewati mereka. Fawnie terpaku melihat ketampanannya, ia sangat tampan. Menyadari hal itu, membuat teman-temannya langsung menduga bahwa Fawnie pasti menyukai teman satu angkatan mereka.

"Jangan diliatin terus, nanti suka lohh"

"Eh? Enggak kok." Fawnie jadi tersipu malu, dan itu membuat mereka jadi tertawa.

"Dia emang cukup ganteng sih, pasti siapapun bakal kagum sama dia."

"Kalau boleh tahu, dia namanya siapa dan kelas berapa?" tanya Fawnie pada mereka.

"Arli, itu namanya. Dia kelas 12 Mipa 5."

"Dia itu anak voli disini, gak heran kalau badannya aja tinggi kayak gitu."

Fawnie hanya mengangguk sebagai respon.

"Aku menyukainya."

"Kamu mau kenalan sama dia? Kita juga bisa aja kok bikin kamu deket sama dia."

"Eh jangan sampai segitunya, aku cuman mau tau namanya aja. Aku gak mau yang sampai kenalan atau bahkan deket sama dia, hehe" Fawnie menggaruk tengkuknya yang samasekali tidak terasa gatal.

DesideriumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang