Ketika hasrat rindu mengebu-gebu menginginkan sesuatu yang telah hilang. Perasaan kehilangan ataupun kesedihan akan sesuatu yang hilang.
Pertemuan yang tidak diinginkan berakhir dengan perpisahan yang begitu menyakitkan.
Starting: 24-09-2023
End:...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[ Bertemu denganmu merupakan hal terindah dalam hidupku sehingga aku terlalu larut dalam pertemuan ini ]
Jalanan di kota yang selalu ramai dan tidak pernah sepi, banyak kendaraan dan manusia yang berlalu lalang menyusuri jalanan ini. Dipinggir jalan itu, ada sebuah sekolah menengah atas, yang dimana nama sekolah itu sudah tak asing lagi bagi para masyarakat yang tinggal di kota tersebut.
Seorang gadis remaja yang berusia 15 tahun tengah menunggu jemputan dari balik gerbang sekolah itu, memakai earphone di sepasang indera pendengarannya sembari mendengarkan lantunan musik dan menikmati udara yang sejuk disore hari.
"Hii Fawnie!"
"Astaga...!!!" Gadis tadi bernama Fawnie, nama panjangnya ialah Fawnie Zakeisha. Dan orang yang membuat dirinya terkejut bernama Reva, salah satu sahabat Fawnie.
"Kaget, ya? Hehehe, sorry..."
"Kenapa? Tumben lo sendirian, yang lain kemana?"
"Biasalah, ada yang lagi dikantin, ada juga yang udah pulang duluan, ada juga yang masih dikelas. By the way, ada sesuatu yang mau gue kasih tau ke lo."
Fawnie mengernyitkan dahi seakan-akan ia penasaran dengan apa yang ingin diberitahukan oleh Reva.
"Gue punya kenalan cowok buat lo, pokoknya nanti pas lo sampai rumah, lo harus kirim pesan ke dia. Gue yakin lo pasti bakal nyaman sama dia."
"Maksudnya!? Buat apa gue harus kirim pesan ke dia? Dan dia itu sebenarnya siapanya lo? Lo kenal dia?" sungutnya pada Reva.
"Belum sih soalnya gue mau lo yang kenalan sama dia, pokoknya lo harus turutin apa kata gue karena gue yakin dia itu tipe lo banget."
"Va, gue gak mau pacaran dan lo tau itukan? Lagian lo ngapain sih nyuruh-nyuruh gue buat kenalan sama dia? Aneh banget."
"Gue gak minta lo pacaran sama dia, gue cuman pengen lo kenalan sama dia, itu aja."
Fawnie hanya bisa menghela nafasnya, entah apa yang merasuki sahabatnya ini sampai-sampai dia menyuruh Fawnie untuk berkenalan dengan laki-laki asing. Bagaimana jika laki-laki itu ternyata memiliki sifat yang jahat? Bukankah kita harus waspada dengan orang asing apalagi jika berkenalannya tidak secara langsung hanya dengan mengirim pesan lewat aplikasi chat.
"Nanti gue pikir-pikir lagi." Terlihat sudut bibir Reva terangkat dengan sempurna.
"Sipp! Lo boleh pikir-pikir dulu kok, jangan terburu-buru. Gue pulang duluan ya! Bye-bye!" Reva melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan lalu Fawnie pun ikut membalasnya. Fawnie tersenyum simpul pada Reva.
"Gue harus menurutinya atau enggak?"
Fawnie enggan untuk memikirkan apa yang disuruh oleh Reva padanya, ia terus memandang kearah jalanan namun melihat dengan pandangan yang kosong, seperti tengah terlarut dalam pikiran.
Tiba-tiba saja, rintikan air jatuh perlahan membasahi kota. Fawnie tersenyum bahagia, ia tidak peduli jika seragam dan tubuhnya basah karena rintikan hujan. Ia merindukan rintikan air ini, sehingga itu membuatnya lupa dengan apa yang tengah ia pikirkan tadi.
~°~
Sesampainya dirumah, Fawnie langsung pergi membersihkan tubuhnya yang basah karena air hujan. Bahkan Seragam Fawnie juga ikut basah namun ia tidak masalah akan hal itu, karena ia punya seragam cadangan. Setelah selesai membersihkan diri, Fawnie memilih untuk mengerjakan tugas dari sekolah. Lebih baik mengerjakan sekarang daripada harus menunda-nunda.
Fawnie masih fokus mengerjakan tugasnya sampai tidak menggubris ponsel yang sedaritadi bergetar karena muncul notifikasi. Ketika ia tengah mengerjakan tugas, ia tidak ingin diganggu.
Butuh waktu sekitar 2 jam untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya, sampai Fawnie tidak menyadari bahwa langit sudah gelap. Lalu ia pun membaringkan tubuh di ranjang dan mulai menyalakan benda keras berbentuk pipih yang disebut dengan 'ponsel'. Ada banyak notifikasi pesan yang muncul, namun ada satu pesan yang enggan untuk dibaca olehnya karena pesan itu dikirimkan oleh seorang yang sangat ia hindari namun tidak bisa karena bagaimanapun juga orang itu adalah sahabatnya.
Pesan itu dikirimkan oleh Reva, dan Fawnie ingin menghindari percakapan dengan Reva karena insiden ketika pulang sekolah tadi. Namun, ia tidak bisa menghindari gadis itu karena ia tidak ingin menyakitinya.
Fawnie membuka pesan dari Reva dan membacakan pesan itu, selain mengirimkan sebuah pesan berbentuk teks, Reva pun mengirimkan sebuah kontak seorang yang tidak dikenali oleh Fawnie. Tetapi Fawnie sudah menduga bahwasanya kontak itu adalah milik dari laki-laki yang tadi dibicarakan oleh Reva.
Apakah dia harus menuruti perintah dari Reva atau tidak?
Otak Fawnie terus berputar karena memikirkan hal ini, bingung dengan keadaan. Disisi lain ia tidak ingin menyakiti hati Reva namun disisi yang lainnya ia enggan untuk melakukannya.
Pada akhirnya ia memilih untuk menuruti Reva, ia mencoba mengirimkan pesan kepada laki-laki asing itu. Fawnie hanya mengirim pesan berbentuk teks, dan dalam isi teksnya hanya berisikan sapaan, seperti ini
Fawnie
Hai
Fawnie ingin sekali merutuki dirinya, kenapa juga dia harus menuruti keinginan bodoh dari sahabatnya ini? Fawnie memijit perlahan pelipisnya. Lalu sebuah nada dering dari notifikasi pesan pun berbunyi. Tidak membutuhkan waktu lama untuk menunggu laki-laki itu membalas pesan darinya. Laki-laki itu membalas sapaan Fawnie lalu menanyakan nama pada Fawnie. Mereka berdua saling berkenalan lewat pesan dan melanjutkan percakapan mereka disana. akankah hubungan mereka akan terjalin seperti keinginan Reva atau malah sebaliknya?
🍒
Halo Para readers 👋 Semoga kalian suka ya dengan cerita buatan ku yang ini ^^