[ Hatiku sakit kala melihatmu menangis ]
Menjalankan aktivitas disekolah sudah menjadi kewajiban bagi Fawnie, hari ini adalah hari Rabu. Hari dimana ada pelajaran matematika, pelajaran yang hampir sepenuhnya dibenci oleh semua manusia dimuka bumi ini. Ada yang bilang matematika itu asik jika kita paham materinya, namun masalahnya semua orang kesulitan dalam memahami materi matematika sehingga mereka tidak setuju dengan argumen seperti itu. Sama seperti halnya dengan Fawnie, dulu ketika masih menduduki bangku sekolah dasar, ia sempat menyukai matematika namun ketika memasuki sekolah menengah pertama tepatnya pada saat materi aljabar muncul, ia jadi membenci matematika.
"Baik anak-anak, hari ini ibu mengadakan ujian harian. Ibu kasih waktu 10 menit untuk belajar, untuk soalnya dalam bentuk essai, hanya 5 nomor soal yang harus kalian kerjakan. 10 menit dimulai dari sekarang." Wanita paruh baya yang memakai seragam pns itu mengecek jam yang ada dipergelangan tangannya sembari menunggu murid-murid selesai belajar untuk menghadapi ujian harian.
"Bu kok dadakan banget sih!?" Ketus Daffa, murid nakal yang sangat cerewet.
"Iya nih bu kebiasaan banget." Dilanjuti oleh Rachel. Semua murid yang ada dalam kelas mendengus kesal. Mereka setuju dengan keluhan dari kedua temannya. Sepertinya kelas mereka sedang tidak beruntung.
10 menit telah berlalu, kini mereka tengah fokus mengerjakan ujian harian. Ternyata soal yang diberikan ialah soal buatan guru matematikanya sendiri bukan soal yang diambil dari bank soal. Kalian pasti kesal bukan jika memiliki guru matematika semenyebalkan itu?
Percuma mereka membuat contekan dikertas karena contekan yang telah mereka buat tidak ada satupun yang muncul dalam soal. Contekan yang tidak berguna.
Waktu ujian pun telah berlalu, kini mereka semua dalam keadaan tegang karena kertas ujian telah dikumpulkan. Mereka hanya perlu menunggu nilai ujian keluar pada esok hari.
"Gue frustasi sama matematika." Ketus Audrey, ia menenggelamkan wajahnya ke meja. Sedangkan Fawnie hanya bisa mengembuskan nafasnya berkali-kali karena saking stress dengan matematika.
Ketika ujian, mereka berdua bekerjasama. Sebagai teman, kita harus saling membantu bukan? Walaupun mereka tidak paham dengan soalnya dan contekan yang telah dibuat terbuang sia-sia namun mereka tidak menyerah. Mereka tetap berusaha untuk menyelesaikan soal ujian satu persatu. Dan mereka bisa menyelesaikan semua soal ujian itu, walaupun jawabannya belum tentu benar, karena mereka menjawab dengan asal-asalan. Lebih baik menjawab asal daripada tidak menjawab sama sekali.
Setelah pelajaran matematika selesai, mereka semua keluar dari kelas, menunggu guru yang akan datang berikutnya walaupun sepertinya guru tersebut tidak akan datang karena always sibuk. Jadilah mereka semua menunggu jam istirahat tiba.
Fawnie dan Audrey memilih untuk menikmati udara yang segar pada siang ini, pandangan mereka teralihkan oleh para kakak kelas yang sedang bermain voli dilapangan. Sepertinya mereka sedang ada jam kosong namun tidak ada satupun guru yang menegurnya. Secara tiba-tiba, Fawnie melakukan eye contact dengan Arli. Kini ia sedang bermain voli bersama teman-temannya. Cukup lama mereka saling bertukar pandang sampai akhirnya Fawnie sendiri yang mengalihkan pandangannya kearah lain. Audrey menyadari hal tersebut namun ia memilih untuk diam dan berpura-pura tidak mengetahui apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desiderium
FanfictionKetika hasrat rindu mengebu-gebu menginginkan sesuatu yang telah hilang. Perasaan kehilangan ataupun kesedihan akan sesuatu yang hilang. Pertemuan yang tidak diinginkan berakhir dengan perpisahan yang begitu menyakitkan. Starting: 24-09-2023 End:...