Saat aku berada di titik terlemah dan paling rapuhnya aku, kamu ke mana? Ke mana juga janjimu itu? Kenapa kamu menghilang? Bisakah kamu hadir kembali sebentar saja untuk menemaniku?
Di sini aku paham satu hal, aku terlalu bodoh mencintaimu, hingga tanpa sadar aku berhalusinasi bahwa kamu pernah menjadi milikku. Apa aku sudah mulai gila sekarang? Awalnya aku sadar, kita bukan untuk bersama, hanya sekedar sebagai teman yang dikirimkan oleh Tuhan untuk menemaniku di saat keadaan "duniaku" tidak baik-baik saja. Kamu hadir seperti malaikat penjaga, Tuhan tidak ingin aku serusak rumahku, maka kamu dihadirkan agar aku tidak menjadi lebih gila dengan rumahku yang hampir porak-poranda.
Berterima kasih? Tentu saja! Kedatanganmu dihidupku yang membuatku merasa bahwa aku memiliki rumah lain, dan membuat aku tetap waras seperti saat ini? Sebuah hal kecil yang mungkin kamu tidak merasa telah melakukan itu, tapi aku merasa pasti. Kamu pahlawanku.
Setelah aku sadar akan hal ini, aku juga paham akan satu hal. Pantas saja aku sangat-sangat menginginkanmu untuk menjadi pendampingku. Itu karna hadirmu saat itu, sehingga aku merasa hanya kamu satu satunya orang yang bisa "mengendalikanku". Ternyata itu semua tidak benar, memang akunya saja yang sudah menyukaimu sebelum permulaan ini terjadi. Namun dengan sikap sikapmu setelahnya, rasa ini menggebu-gebu sehingga timbul rasa ingin memiliki dan ingin terus bersama. Untukmu di sana, aku harap kamu paham akan pesan ini. Aku minta maaf karna telah senaif itu untuk terus bersamamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
On My Mind
RandomSebuah kisah yang terukir oleh suasana indah dan sedih yang kau cipta. Tidak bisa kuungkap dengan lisan, maka kususun dalam tulisan. Ini adalah catatan kecil terhadap rasa yang kusimpan. Mungkin aku tidak berakhir di kamu, tapi aku mendapatkan sebua...