Dia yang dulu kutahu telah bersama wanita yang ia cintai, tidak terasa sudah berjalan lebih dari setahun. Aku sudah tidak merasa sedih, aku turut senang. Sesekali dia membalas Story-ku di media sosial. Aku menanggapi hanya sekedarnya saja. Aku tidak mau berurusan dengan wanitanya.
Aku tetap aku, senang dengan duniaku sendiri. Aku memilih menghabiskan waktu dengan kegiatan yang kusukai. Beberes, memasak, membaca novel, bermain game, fokus dengan tugas-tugas dan kewajibanku. Sampai ada satu pria yang datang lagi.
Sebenarnya, dia tidak benar-benar datang, tapi dia selalu ada di saat aku butuh. Teman sekelasku. Lumayan tampan , terlihat seperti keturunan arab. Aku hampir menyukainya, tapi kurasa, dia sudah memiliki pasangan. Jadi aku memutuskan berteman baik dengan dirinya.
Tidak terasa pertemanan ini sudah berjalan lebih dari setahun. Akhirnya kita memutuskan untuk saling bertemu di luar jam kuliah. Anak yang manis. Tapi aku tidak bisa dan tidak boleh menaruh rasa apa pun.
Sampai, aku merasa dia mulai menyukaiku. Oh tidak, kurasa aku sudah terlalu se-percaya diri itu, hingga mengira dirinya menyukaiku. Tapi bagaimana jika ini benar? Sungguh tidak mungkin. Aku terlalu percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
On My Mind
RandomSebuah kisah yang terukir oleh suasana indah dan sedih yang kau cipta. Tidak bisa kuungkap dengan lisan, maka kususun dalam tulisan. Ini adalah catatan kecil terhadap rasa yang kusimpan. Mungkin aku tidak berakhir di kamu, tapi aku mendapatkan sebua...