MOIRAI (26)

2.1K 83 3
                                    

"Detak jantung lo kenceng banget," ucap Viona tanpa sadar yang membuat pria itu mendorongnya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Detak jantung lo kenceng banget," ucap Viona tanpa sadar yang membuat pria itu mendorongnya pelan.

"Apa-apaan lo, gue tau gue ganteng tapi, nggak usah meluk-meluk gitu," jawabnya sedikit salting.

"Sory, gue nggak bermaksud meluk lo tadi, gue cuma kaget aja," balas Viona.

Perlahan hujan mulai jatuh membasahi bumi. Elvano dan Viona yang sedang berada di tengah lapangan langsung berlari ke koridor sekolah karena hujan semakin deras.

Hujan semakin deras dan langit semakin menggelap serta angin yang semakin kencang membuat kedua sejoli itu meringkuk kedinginan. Elvano melirik ke sampingnya dimana Viona yang sedang menggosok-gosok tangannya karena kedinginan.

Matanya tak sengaja tertuju pada baju wanita itu yang sudah terlihat sangat basah akibat air hujan membuat pria itu memalingkan wajahnya, karena baju seragam Viona mulai terlihat transparan akibat basah.

"Lo tunggu di sini dulu." Elvano lalu berlari ke kelasnya untuk mengambil jaketnya untuk dia pakaikan untuk Viona. Dia juga laki-laki normal yang tidak bisa tahan melihat kejadian tadi.

"Lo pake ini, baju lo tipis banget." Elvano langsung menyerahkan jaketnya tanpa memandang gadis itu.

Viona melirik bajunya yang basah dan benar saja bajunya terlihat sangat tipis dan bisa dirinya lihat tanktop yang dia pakai sedikit terlihat di balik seragamnya.

"Is, dasar mesum." Viona memukul lengan Elvano dan berbalik membelakangi pria itu.

"Yaudah makanya cepetan di pake."

Akhirnya gadis itu memakai jaket yang bertuliskan nama geng yang cukup terkenal di kota ini. Membaca nama itu membuatnya kembali teringat pada sang kakak yang masih di rawat di rumah sakit.

"Kaki lo masih sakit?" tanya Elvano yang membuat Viona tersadar dari lamunannya.

Gadis itu hanya mengangguk kecil sambil meremas jaket yang dia pakai karena menggigil, bahkan bibirnya sudah sangat pucat membuat Elvano tidak tega melihatnya, padahal pria itu sangat membencinya tapi hatinya juga tidak tega ketika melihat wanita cantik itu kedinginan.

"Sini gue gendong." Elvano lantas berjongkok di depan Viona bersiap untuk menggendong gadis itu dari belakang.

"Gausah, gue mau tunggu hujan reda terus pulang,"ucapnya menolak.

"Lo nggak lihat, bibir lo udah pucet gitu, kalo lo kenapa-napa gue juga yang bakal di salahin soalnya cuma ada kita berdua di sini."

Mendengar ucapan Elvano ada benarnya juga, karena hanya tinggal mereka berdua yang ada di sekolah ini. Mau tidak mau, akhirnya Viona menurut dan memeluk tubuh pria tampan itu dari belakang.

Elvano menurunkan Viona di atas brankar UKS, ia melirik dan tidak menemukan seseorang yang berjaga di tempat ini. Elvano melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore namun hujan tak kunjung reda.

MOIRAI [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang