Perkara kecoa.

2.5K 92 3
                                        

"Lo mau titip apa, gue mau keluar," tanya Viona pada Elvano yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya di atas kasurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mau titip apa, gue mau keluar," tanya Viona pada Elvano yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya di atas kasurnya.

Pria itu hanya menggeleng tanpa menoleh ke arah Viona yang sedang menatapnya dengan datar.

Merasa dirinya di acuhkan, gadis itu langsung keluar dari kamar Elvano dengan raut wajah kesal dan membanting pintu kamar pria itu.

"Anjing!! Kaget gue," pekik Elvano sambil mengelus dada.

Sedangkan Viona sekarang sudah berjalan menuju minimarket untuk membeli bahan-bahan untuk memasak dan juga beberapa buah-buahan untuk dirinya karena gadis itu sangat suka makan buah.

Kurang lebih 20 menit berlalu, gadis itu sudah kembali ke apartemen untuk memasak makan malam. Sebelum ke minimarket tadi, Viona sempat menonton tutorial masak di youtube. Malam ini ia berencana membuat sop buntut dan ayam kecap. Simple saja karena dia juga masih tahap belajar.

Bau wangi masakan Viona tercium sampai ke dalam kamar Elvano yang membuat pria itu mengelus perutnya dan berjalan keluar untuk melihat apa yang sedang di masak oleh gadis itu.

"Masih lama nggak sih, gue laper," ucap Elvano yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Katanya nggak mau makan masakan gue takut di racun," sarkas Viona sambil memotong buah apel.

Mendengar ucapan Viona seketika Elvano tersindir, mengingat beberapa hari yang lalu gadis itu sempat menawarinya makanan namun dia menolaknya dengan alasan takut di racuni oleh gadis itu. Elvano pun hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan memilih merebahkan dirinya di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Nih, makanya gausah gengsi, kalo laper yaudah tinggal makan aja." Viona meletakkan satu mangkuk sop buntut dan buah apel yang sudah di potong kecil-kecil.

Elvano bangkit dan melihat makanan yang sudah ada di hadapannya dengan mata yang berbinar. Saat pria itu hendak mengucapkan terimakasih tapi gadis itu lebih dahulu berjalan meninggalkannya membuat pria itu mendengus.

Setelah semua masakannya selesai, Viona kembali meletakkan ayam kecap dan sop buntut yang dia masak tadi ke meja makan untuk dirinya sendiri. Elvano yang sedang menyantap makanannya di ruang tamu tersenyum

tipis saat melirik gadis itu yang sedang makan dengan sangat lahap.

"Kenapa harus lo yang jadi adiknya Lucas sih," monolognya dalam hati.

"Napa lo lihat-lihat gue gitu? Naksir lo sama gue?" ucap Viona yang menyadari bahwa pria itu sedang mencuri-curi pandang padanya.

Sontak pria itu langsung mengalihkan pandangannya ke Tv karena malu. "Jadi cewek jangan ke kepedean, gue ngeliat lo makan kayak orang gak pernah makan seminggu tau nggak," ucapnya berbohong.

Viona hanya memutar matanya malas lalu kembali fokus pada makanannya. Setelah selesai, gadis itu masuk ke dalam kemarnya bersiap untuk tidur namun dia baru saja ingat bahwa buku-buku dan bajunya sudah ia kembalikan ke rumah neneknya, karena sudah sangat malam dan malas keluar sendirian, akhirnya gadis itu memilih menghubungi Sarah untuk mengirimkan barang-barangnya kembali ke apartemen.

Tak lama kemudian suara ketukan pintu apartemen terdengar, lantas gadis itu langsung membuka pintu dan di sana sudah ada Pak Adi yang membawa 2 koper miliknya, "Makasih Pak, maaf merepotkan malam-malam," ucapnya sopan dan tersenyum.

"Sama sama Non, Bapak pamit dulu," ucap Pak Adi sebelum meninggalkan apartemen. Viona pun menutup pintu dan menarik 2 kopernya.

"Makanya jangan sok-sok mau minggat, balik lagi juga kan," sindir Elvano yang membuat gadis itu melirik sinis ke arahnya.

Viona tidak menghiraukan ucapan pria itu dan langsung masuk ke dalam kamarnya untuk ber istirahat karena tak ingin terlambat ke sekolah yang kedua kalinya.

Di tengah tidurnya yang nyenyak, Viona terbangun karena merasa haus, ia melirik botol air minumnya yang ternyata sudah kosong. Mau tidak mau akhirnya dia memaksakan diri untuk ke dapur untuk mengisi botolnya.

"Ambilin gue juga!" gadis itu terkejut saat suara Elvano terdengar yang menyuruhnya mengambilkan air untuknya.

"Ambil sendiri lah, gue ngantuk," tolak gadis itu dengan suara khas bangun tidur, dan bersiap kembali ke kamarnya.

Elvano mematikan ponselnya dan berjalan ke arah Viona dan memojokkan gadis tersebut pada tembok dengan kedua tangannya. Gadis itu terkejut dan langsung melototkan matanya saat menyadari wajah pria itu sudah sangat dekat dengan wajahnya.

"Kalo jadi istri itu, nurut apa kata suami," satu kalimat yang keluar dari mulut pria itu membuat Viona merinding dan langsung memukul perut Elvano dengan keras.

Elvano yang merasakan tangan mungil gadis itu mendarat di perutnya pun langsung meringis kesakitan. "Arrggh,,, sakit bego."

"Salah lo sendiri," ucap Viona sebelum berlari ke kamarnya.

Elvano hanya terkekeh pelan saat melihat gadis itu berlari ke kamarnya dengan wajah ketakutan, dia menaikkan bajunya dan melihat perutnya yang merah akibat pukulan dari Viona. Ia pun berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air sebelum ia masuk ke kamarnya untuk beristirahat.

Baru saja merebahkan dirinya di atas kasur, suara teriakan Viona terdengar jelas membuat pria itu terkejut.

"Aaaaaaaaaaakkkkk."

Mendengar teriakan Viona sontak Elvano langsung berlari menemui gadis itu.

"Kenapa??" tanyanya panik dengan mata yang melotot.

"Ada kecoa," jawab gadis itu yang sudah naik ke atas meja riasnya.

Mendengar hal itu Elvano hanya bisa menghembuskan napasnya berat lalu meninggalkan gadis itu sendirian tanpa membantunya. Karena menurutnya itu hanya masalah kecil, kenapa harus berteriak di tengah malam seperti ini dan membuat pria itu panik setengah mati.

"El tolongin!" gadis itu masih berteriak saat Elvano meninggalkannya.

"Kecoa nggak bakal ngebunuh lo, lebay banget."

Dengan kesal gadis itu turun dari meja riasnya dan mengambil satu bantal dan selimutnya, ia berniat tidur di sofa malam ini karena takut masih ada hewan menjijikkan itu di dalam kamarnya.

Walaupun merasa sedikit kurang nyaman, gadis itu tetap memilih tidur di sana karena memang sudah sangat mengantuk.

Pagi hari pun tiba, Elvano yang asik menikmati tidurnya perlahan terusik karena suara alarmnya yang terus berbunyi. Sebelum mandi, pria itu berjalan keluar dari kamarnya untuk membuka jendela agar udara segar bisa masuk. Namun, pandangannya tertuju pada wanita yang sedang meringkuk di atas sofa.

"Woi bangun!!" Elvano berteriak tepat di telinga gadis itu.

Viona melihat ponselnya dan ternyata masih pukul 06.14 membuatnya bernapas lega, ia pikir dia akan terlambat lagi.

"Gue pinjem kamar mandi lo yah." Viona hendak masuk ke dalam kamar pria itu namun di hentikan dengan tangan kekar yang menarik rambutnya.

"Awwss sakit, bisa nggak sih gausah tarik-tarik rambut," kesalnya dengan wajah cemberut.

"Gabisa! Lo mandi di kamar lo sendiri. Bodoamat soal kecoa yang ada di sana, gue gak peduli!" Elvano berjalan ke kamarnya meninggalkan gadis itu yang masih memasang wajah kesalnya.

***








MOIRAI [Terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang