Bab 20

1.5K 122 4
                                    

Happy Reading

Woozi menatap Sohee dengan tatapan penuh penyesalan. Ia kembali teringat bagaimana dulu Sohee selalu menceritakan hayalanya bila menjadi pilot. Namum karena keegoisannya semua itu hanya tinggal hayalan yang tidak akan terwujud.

"Apa yang harus ku lakukan agar kau memaafkanku?" Woozi

"Entah, bahkan aku rasa melihatmu hancur sekalipun tidak cukup bagiku." Sohee

"Tapi apa kau mau melakukan transplantasi tangan?"

"Tentu saja, aku juga ingin kembali memiliki tangan yang lengkap. Meski nanti tangaku sudah kembali sekalipun rasa dendamku padamu tidak akan pernah hilang." Sohee

"Aku akan berusaha agar kau bisa mendapatkan pengganti tanganmu. Mau kau masih dendam padaku atau tidak itu hakmu, setidaknya rasa bersalahku sedikit berkurang." Woozi

"Baiklah kau harus menemukan tangan yang cocok denganku dalam waktu satu minggu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk memaafkanmu." Sohee

"Kau jangan gila, waktu yang kau berikan terlalu cepat." Jeonghan

"Mau atau tidak? Itu terserah kalian. Toh ini adalah bukti tanggungjawab dari Woozi." Sohee

"Aku akan usahakan. Satu minggukan?  Baiklah." Woozi

"Hei kau jangan gila, papa Dino tidak akan secepat itu menemukan tangan yang cocok denganya." Jeonghan

"Oh jadi papa temanmu itu yang membantu. Kemarin mereka juga menemui lalu berkata untuk mencarikan tangan yang cocok denganku dan akan melindungi ku untuk tidak masuk penjara atas perbuatanku pada mu. Namun aku tidak menyangka dia benar-benar berniat membantu masalah mu." Sohee

"Oke kau sudah setuju, kalau begitu kau harus ikut dengan kami. Agar mempermudah proses transplantasinya." Jeonghan

"Kalian duluan saja aku akan kesana besok. Aku juga perlu izin dengan ibuku." Sohee

"Oke kita tunggu kau besok di drom. Kau taukan drom kami?" Woozi

"Iya aku tau, bahkan passwrodnya juga aku tau." Jawab Sohee tanpa beban.

Jeongahan dan Wozii sudah menduga akan hal itu. Biarkanlah nanti setelah kembali mereka akan merubah passwordnya.

...

Bukannya kembali ke drom. Woozi dan Jeongahan pergi kerumah Dino terlebih dahulu. Hari sudah malam dan suasana rumah Dino sangat sunyi.

"Apa kau yakin didalam ada orang?" Jeohan

"Aku yakin pasti ada hyung." Woozi

"Permisi ada yang bisa saya bantu?" Satpam

"Kami ingin bertemu dengan Dino apa ada?" Woozi

"Tuan muda ada di dalam. Mari masuk, nanti saya panggilkan."

Woozi dan Jeonghan masuk di temani satpam itu. Ternyata sunyi di luar ribut di dalam. Terdengar suara Dino dan sang papa yang sedang berdebat.

"Enggak ya pa, aku enggak mau punya adik lagi." Dino

"Tapi adikmu sudah jadi. Iya kan ma?"

"Enggak, satu aja nyusahin apa lagi nambah lagi. Aku enggak mau, pokoknya aku enggak mau. Titik." Dino.

SENDIRI || Dino svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang