13

575 66 17
                                    

Yeosang menatap Jongho aneh karena ia tidak bisa membaca pikiran pemuda disampingnya saat ini tetapi Jongho tanpa diminta membawanya pada Wooyoung dan saat ini keduanya berada di aula inti sekolah serigala dibawah tatapan buas bangsa serigala yang seolah siap mencabik keduanya kapan saja, namun Jongho tetap tenang dengan wajah datarnya.

"Kenapa kau melakukan ini?" Tanya Yeosang penasaran, ia tentu bahagia bisa bertemu Wooyoung dan terlebih disekolah Wooyoung sendiri tapi kelakuan Jongho sungguh aneh

"Datang" Gumam Jongho tepat setelahnya suara Wooyoung yang memanggil Yeosang dengan keras terdengar

"WOO!!!" Pekik Yeosang senang lalu berlari cepat menuju Wooyoung dan memeluknya erat, Wooyoung memeluk Yeosang tidak kalah erat karena dirinya benar-benar berlatih keras agar bisa menahan diri dari aroma half three milik Yeosang yang didominasi oleh aroma vampir

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Wooyoung ramah sambil mengusap punggung Yeosang lembut

"Tidak lebih baik saat bersamamu" Gumam Yeosang lirih karena ia bisa membaca pikiran Wooyoung dan San saat ini, lebih tepatnya ia bisa membaca semua pikiran orang disini dan rata-rata ingin mencabik dirinya semua, terlebih Jongho selaku putra mahkota bangsa vampir

"Ada apa kau membawa Yeosang kesini?" Tanya San dingin dengan kilatan mata tajam sambil melirik Wooyoung yang masih berpelukan dengan Yeosang sekilas

"Aku butuh bantuanmu" Ucap Jongho cepat tanpa basa-basi

San menaikkan sebelah alisnya tertarik lalu mendudukkan dirinya didepan Jongho sambil mengode Wooyoung untuk ikut duduk disampingnya.

"Duduk Yeo" Pinta Wooyoung sambil tersenyum lembut, Yeosang yang mengetahui isi pikiran keduanya mengangguk kecil dan mendudukkan tubuhnya disamping Jongho

Jongho melirik Yeosang sekilas lalu menatap San lekat dengan mantap.

"Biarkan Yeosang tinggal disini"

"Kau gila!" Maki San keras sambil menatap Jongho tajam

"Aku tidak bisa melindunginya didalam istanaku sendiri San-ssi, setidaknya lakukan hal ini untuk mate-mu" Jelas Jongho datar

"Tidak" Tolak San kukuh tanpa ragu sedangkan Wooyoung menatap San rumit, ia ingin sekali membiarkan bahkan menyeret Yeosang untuk tinggal bersamanya tapi keadaannya tidak semudah itu saat ini

"Kau rumahku untuk apa kau memintaku tinggal bersama orang lain?" Sela Yeosang setelah lama diam terlebih saat mengetahui isi pikiran San dan Wooyoung, benar. Keberadaanya membuat siapapun dalam bahaya, termasuk Jongho. Tapi ia yakin Jongho cukup tangguh untuk melawan segala rintangan yang ada tanpa melibatkan orang lain.

Jongho mengepalkan tangannya erat lalu mengangguk kecil dan bangkit diikuti Yeosang.

"Ku harap kau tidak dipihak yang salah San-ssi" Ucap Jongho sebelum berteleportasi menuju taman belakang sekolahnya

San menatap kepergian Jongho dan Yeosang kosong, ia yakin dirinya berada dipihak yang benar. Mungkin.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Yeosang penasaran karena Jongho benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya dengan baik sejak pagi

"Jangan meninggalkanku" Pinta Jongho kaku

Yeosang tersenyum tipis dan mengacak rambut Jongho gemas membuat Jongho menatapnya dingin.

"Aku tidak akan meninggalkanmu kecuali kau yang memintanya" Jawab Yeosang yakin, hatinya menghangat saat Jongho memintanya untuk tidak meninggalkannya

Mata Jongho berubah merah menyala mendengar jawaban Yeosang, ia akan melakukan apapun untuk membuat Yeosang tetap berada disisinya. Hari ini ia akan bertaruh apapun termasuk nyawanya dan nyawa appa-nya demi luna-nya.

Cup...

Jongho melotot kaget saat Yeosang mencium bibirnya singkat disertai senyum manisnya yang membuat Yeosang terlihat berkali-kali lipat jauh lebih cantik dari biasanya, jangan lupakan wajah merona Yeosang yang terlihat menggemaskan karena menciumnya terlebih dahulu.

"A-ku hanya....!!!!"

Cup...

Yeosang membulatkan matanya terkejut saat Jongho menciumnya balik, bukan hanya mencium dengan menempelkan bibir keduanya seperti yang ia lakukan barusan tapi Jongho juga melumat bibirnya dengan lembut. Sangat lembut. Hingga Yeosang bisa mati karenanya, Jongho benar-benar good kisser.

"Nghh..." Lenguh Yeosang saat Jongho meremas pinggang rampingnya pelan

Jongho menatap netra coklat madu milik Yeosang lekat, netra Yeosang sangat cantik dan indah. Ia tentu akan gila bahkan ikut mati jika mata indah itu tertutup selama-lamanya karena ulah appa-nya.

Glurp...

Jongho memejamkan matanya erat saat saliva keduanya ia telan, manis. Tidak ini luar biasa manis bukan hanya manis, bibir Yeosang juga jauh lebih manis. Ia pikir, dirinya bisa berhenti minum darah jika penggantinya adalah bibir Yeosang.

Tangan kiri Jongho menekan tengkuk Yeosang untuk memperdalam ciumannya, Yeosang hanya pasrah menerima perlakuan Jongho karena Jongho seperti ayam. Candu baginya.

Yeosang menepuk dada bidang Jongho pelan saat nafasnya sesak, Jongho dengan sedikit tidak rela melepas ciumannya dan mengusap sisa saliva yang bercecer disudut mulut Yeosang dengan jarinya lembut.

"Lebih baik?" Tanya Yeosang setelah nafasnya kembali normal

Jongho mengusap pipi chubby Yeosang pelan sambil mengangguk mengiyakan sedangkan Yeosang memejamkan matanya tenang menikmati usapan Jongho dipipinya.

"Bisakah kau berjanji padaku?" Tanya Jongho dingin

Yeosang mengerutkan keningnya dalam lalu menatap Jongho rumit.

"Apa?" Tanya balik Yeosang penasaran

"Jangan melakukan apapun meski aku diambang kematian nanti" Jelas Jongho tegas membuat Yeosang membulatkan matanya tidak percaya

"Kau pasanganku" Tolak Yeosang cepat

"Kau hidupku, jika kau terluka aku tidak akan bisa hidup Yeosang-ie" Jongho menjelaskan dengan kaku

"Jika kau tiada, tidak ada gunanya kehidupan bukan?" Bantah Yeosang cepat

"Aku ada dalam dirimu Yeo" Bisik Jongho deduktif membuat bulu kuduk Yeosang meremang

"A-apa maksudmu" Tanya Yeosang gugup

"Darahku ada dalam dirimu, ada atau tidak adanya diriku sama saja. Ku mohon jangan melakukan hal bodoh" Ucap Jongho datar penuh penekanan tidak ingin dibantah

Yeosang tidak menjawab, berjalan menjauhi Jongho dengan wajah memerah menahan marah sedangkan Jongho hanya menghela nafas berat sambil menatap kepergian Yeosang rumit. Dirinya tidak cukup kuat untuk melawan appa-nya Luke. Setidaknya jika ia mati setelah berhasil membunuh appa-nya, Yeosang-nya harus tetap hidup.

SRET...

BRAK...

"AGHHH!!!" Erangan kesakitan Yeosang terdengar memenuhi aula utama kerajaan membuat siapapun meringis karenanya namun tidak ada yang berani mendekat apalagi membantu atau ikut bergabung guna menghisap darah keabadian half three dalam tubuh Yeosang

Semuanya terjadi begitu cepat, Yeosang baru hendak menginjakkan kakinya di koridor kamarnya namun bayangan hitam kemerahan menariknya kuat dan membanting tubuhnya hingga membentur pilar utama keras.

Yeosang memegang kepalanya yang mengeluarkan darah dengan bergetar hebat, Yeosang tidak phobia darah. Hanya saja melihat darah sebanyak ini keluar dari tubuhnya sendiri membuat tubuhnya lemas seketika.

"Jongho sudah membuat keputusan, jadi mari langsung ke inti saja Yeosang-ah" Ucap Luke santai sambil menatap Yeosang lapar dan jangan lupakan kedua taring tajamnya yang mencuat serta mata merah padam miliknya





#Annyeong

It's over soon...

PURITY || JONGSANG✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang