19. Rencana Heeseung

79 12 0
                                    

Hari jumat ini sekolah memang pulang lebih awal, tapi Eve lebih memilih berlatih taekwondo terlebih dahulu hitung-hitung membakar lemak. Kebetulan Heeseung yang baru pulang karena seharian ini dia diminta membantu kepala sekolah untuk mengerjakan tugas guru yang terbengkalai jadi laki laki bermarga Lee itu pulang telat juga.

Ia tak sengaja melewati ruang eksul taekwondo dan melihat ada Eve disana, kebetulan juga Heeseung baru dari kantin dan ditangannya ada sebotol air mineral yang belum ia minum.

Tok..tok

Eve langsung memberhentikan aktivitasnya dan tersenyum ramah ke Heeseung.

"Kelas 12? Kok belum pulang kak? Padahal hari ini kelas 12 belum ada simulasi"

"Iya emang belum ada, cuma gue tadi disuruh bantu kepsek buat ngerjain tugas guru"

Heeseung memberikan sebotol air mineral utuh kepada Eve dan diterima dengan sopan oleh gadis itu membuat Heeseung semakin tertarik pada Bella versi Eve yang sangat dewasa dan berwibawa itu.

"Kak"

"Hm?"

"Kata Kak Jeongin, lo donatur terbesar disini ya?"

"Iya, makanya kalo gue minta atau merintah sesuatu ke guru pasti langsung diturutin atau guru guru minta sesuatu pasti ke gue"

Eve hanya mengangguk paham, Heeseung menatap lekat Eve yang banyak keringat serta nafasnya yang masih tersengal karena kelelahan.

"Kalo keringetan lap dulu, nanti masuk angin"

Ujar Heeseung mengelap dengan handuk kecil dekat tas milik Eve sembari menatap Eve lekat, tak lama pandangan mereka bertemu, Eve sedikit terpana dengan tatapan lekat nan teduh milik seorang Lee Heeseung itu.

"Pulang sama siapa nanti?"

"Gatau, kak Jeongin katanya masih ada kerjaan"

"Udah selesai latihannya? Kalo udah sama gue aja, kebetulan gue mau pulang juga"

Eve melihat ruang latihan sebentar lalu kembali menatap Heeseung dan mengangguk lucu.

'Ini versi berbeda, tapi gemesinnya gak berubah'

Ucap Heeseung dalam hati sembari membantu Eve merapikan barang bawaannya.

°°°°°

"Makasih udah nganterin Eve"

Heeseung mengangguk dengan senyuman manisnya, lalu tak lama setelahnya mobil Jeongin baru saja sampai.

"Loh? Heeseung? Makasih udah anterin adek gue ya?"

"Iya sama sama"

Heeseung langsung pulang, padahal Jeongin dan Eve sudah menawarkannya untuk mampir dulu tapi Heeseung menolak karena takut kesorean sampai rumahnya.

"Sip, pertemuan pertama lancar dan gue disambut baik sama Jeongin"

Gumam Heeseung dibalik fullfacenya dengan senyuman yang merekah.

°°°°°

"Belajar yang bener ya? Inget pulang sekolah nanti terapi"

"Siap kak, Eve pergi dulu ya?"

Setelah mengecup pipi Jeongin, Eve berjalan masuk ke sekolah dengan suasana hati yang lumayan bagus. Tapi baru saja melewati area lapangan basket, Eve terkejut melihat Heeseung tengah berkelahi dengan Mark. Eve berlari menghampiri keduanya untuk melerai agar berhenti, namun

Bugh

Plakk

Eve mendorong lalu menampar Mark hingga laki laki berkebangsaan Kanada itu tertoleh ke samping.

"Selengean banget jadi kelas 12! Mana donatur besar sekolah ini yang anda ajak berantem, anda harusnya jadi contoh yang baik!! Bisa mikir gak sih?!"

"D-donatur?? Heeseung Donatur??"

"Iya! Kenapa?! Biasain aja matanya! Gausah melotot gitu!! Harusnya senior seperti anda tau siapa donatur sekolahnya!!"

Eve menatap Mark tak bersahabat lalu menarik Heeseung pergi dari sana tidak memperdulikan berbagai tatapan mengarah kepada ketiganya. Eve membawa Heeseung ke taman sekolah belakang yang jarang didatangi oleh murid sekolah. Dengan kotak p3k, baskom berisi air beserta kompresan Eve menuntun Heeseung duduk dikursi taman.

"Lo gapapa kak?"

"Gue gapapa, cuma ini perut gue agak nyeri gara gara ditendang Mark tadi"

Eve yang hendak memeras kompresan itu langsung berhenti dan menatap Heeseung terkejut.

"Ditendang? Emang siapa yang mulai duluan? Kan bisa diselesain pake kepala dingin?"

Heeseung hanya mengangguk kecil dan menghela nafasnya dalam sembari membuang muka ke sembarang arah.

"Genk nya gue sama Genk nya Mark gak akur dari dulu Eve, jadi kalo ada masalah sepele diberesinnya dengan berantem"

"Udah kak, lupain itu sekarang lo diem biar Eve ngobatin luka dimuka lo"

Eve mengobati luka dan mengompres lebam diwajah Heeseung dengan telaten, sedangkan Heeseung menatap lekat Eve yang sedang mengobatinya itu.

"Berhenti natap Eve kayak gitu kak"

"Lo nya cantik, gue suka lo yang sekarang Eve"

"Ish!"

Eve menggeplak pelan lengan Heeseung dan laki laki itu tertawa gemas melihat ekspresi salting Eve.

"Banyak yang ngomongin hal buruk tentang mendiang Bella, tapi gue gatau siapa Bella"

Heeseung kaget mendengar perkataan Eve yang padahal aslinya ia sedang membicarakan diri sendiri.

"Bella emang anak yang baik, tapi gatau karena masalah apa dia bener bener jadi sasaran bully terus sama Genk nya Mark, Genk gue sama Genk Kiara. Padahal Bella bisa dibilang siswi berprestasi sama siswi yang paling rama disini"

"Oh gitu ya kak? Kasian banget tapi sekarang aku penasaran wajahnya Bella kayak gimana"

Heeseung was was kalau semisal lagi sebentar Eve akan mengeluh kepalanya sakit karena ia sedikit membocorkan masa lalunya, namun Heeseung semakin kalang kabut, harus dengan cara apa ia menjelaskannya tanpa harus membuka memori masa lalunya?

"Eve, udah ya? Bella udah meninggal, kasian diomongin terus nanti dia malah gak tenang"

Eve menghela nafas pasrah dan akhirnya mengangguk membuat Heeseung mencubit pelan kedua pipi Eve. Namun tak lama Eve mengucapkan sebuah kalimat yang membuat jantung Heeseung berpacu lebih cepat dan merasakan perutnya dihinggapi ribuan kupu kupu.

"Kak Heeseung jangan berantem terus ya? Eve gasuka liat kakak luka luka gini, Eve sedih"









To be Continued...

The Leader Genk (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang