20. Another Side of Eve

63 14 0
                                    

22.30 PM

Eve memasuki kamarnya dengan raut wajah yang lelah setelah membantu kakaknya, dari sepulang sekolahnya sampai tadi dikantor menggantikan sekertarisnya yang cuti dan asistennya yang sakit. Tangan gadis itu membuka jas hitamnya dan kemeja putihnya hingga menyisakan sport bra hitamnya dan celana formalnya.

Perutnya yang terdapat abs sangat jelas menandakan Eve sangat menjaga postur tubuhnya dan menjaga berat badannya.

"Mandi aja deh pake air hangat, gerah gue"

Menyambar handuk dan satu set piyama biru dongker miliknya, Eve berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya dan menghilangkan rasa lengket ditubuhnya.

Skip>>

Eve berjalan keluar kamar mandi sembari mengancing piyamanya dan ia melihat jam dinding yang hampir menunjukan jam 11 tapi matanya sudah terasa sangat berat

°°°°°

Monday, 06.30 AM

"Pagi Kak, pagi Bun, pagi Yah"

"Pagi juga Eve"

Eve menuruni tangga dengan dasi cokelat muda senada dengan jas dan celana yang belum terpasang sembari merapikan kemejanya dan jasnya yang masih bertengger dibahunya. Eve tidak memakai seragam sekolah, karena nanti dia yang memimpin acara penyuluhan disekolahanya dari kabupaten.

Karena ketua osis sekolahnya sedang tidak enak badan dan wakil ketua osisnya sedang izin ada acara keluarga jadi Eve yang ditunjuk untuk memimpin acara ini mewakili sekolah dan kepala sekolah juga. Jeongin yang baru saja selesai sarapan itu berjalan menuju Eve dengan senyuman tipisnya.

"Maaf ya gara gara aku semalem kamu tidur telat"

"Gapapa kak, yang penting tugas kantornya beres gak keteteran hehe"

Jeongin hanya mengusak kecil kepala adik kesayangannya itu sembari dasi yang masih ia bantu pasang.

"Kak, nanti Eve pulang telat"

"Tumben?"

"Iya, Bun Yah Eve pulang telat soalnya Eve disuruh mimpin acara penyuluhan dari kabupaten soalnya ketua osisnya sakit sedangkan wakil ketuanya ada urusan keluarga terus Eve gaikut kbm soalnya sibuk nyiapin acara juga sama anak osis"

Kedua orang tuanya saling pandang dan menatap Eve bangga begitupun Jeongin yang menatap bangga adiknya itu.

"Bagus Eve sayang, bunda bangga sama kamu tapi jangan kesorean ya? Sama jam makannya jangan lupa"

"Iya bun"

"Kalo gue gabisa jemput, gue udah minta Heeseung buat jemput kamu tadi udah kakak bilang"

Eve hanya tersenyum senang dan berjalan ke meja makan dan menyantap sarapannya dengan santai.

'Meski kamu anak angkat disini, tapi bunda beneran seneng bangga dan gak kesepian lagi semenjak perginya Via"

Fyi, Via adalah adik kandung Jeongin yang meninggal karena kanker darah yang di deritanya karena bawaan dari lahir. Saat Jeongin membawa Eve ke rumah sakit dan mengetahui Eve hidup sebatang kara serta mengalami amnesia permanen, bunda Jeongin meminta agar Eve diangkat menjadi bagian keluarganya.

"Bun, kemarin kak Heeseung berantem tau sama kak Mark anak Mipa 4 mana Kak Heeseung banyak lebam sama luka sampe kemarin katanya ngeluh perutnya ditendang"

Ayahnya yang tengah menyeruput kopi itu sampai tersedak mendengar anak donatur terbesar sekolahnya berkelahi sampai separah itu.

"Siapa yang mulai duluan?"

The Leader Genk (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang