Sorry But First Love In High School Story

596 22 0
                                    

"Maaf."

"Kamu kenapa sih? Selalu bilang maaf-maaf, emangnya kamu gak punya harga diri, apa?! Kamu tahu sendiri kan kalau kamu gak salah."

"Tapi tetap saja aku harus meminta maaf."

"Ah, sudahlah. Aku capek menasehatimu. Susah ya berteman sama orang terlalu baik kayak kamu."

Dan begitulah akhir dari setiap pertemanan yang terjadi. Dia adalah Windy, seorang gadis SMA yang terlalu baik untuk dunia yang penuh dengan tipu muslihat. Windy selalu jadi tameng dan korban fitnah orang-orang yang pernah dekat dengannya. Namun dia tidak pernah merasa di manfaatkan dan selalu berfikir mungkin itu salahnya karena dia masih memiliki kekurangan.

"Benar ya, baik dan bodoh itu sama-sama tipis."

Windy selalu mendengar sindiran pedas orang-orang yang membicarakan tingkah lakunya. Windy yang tidak pandai bergaul dalam memilih teman dan berakhir di manfaatkan orang-orang. Namun, Windy tidak menyerah. Impiannya sedari kecil adalah ingin memiliki sahabat sejati. Sahabat yang suatu saat bisa memahaminya tanpa harus mengubah tingkah lakunya ini.

Saat pulang sekolah, Windy berjalan kaki sendirian di trotoar. Windy melihat teman sekelas yang tidak terlalu akrab dengannya tengah mencuri buah mangga di pekarangan rumah orang. Windy kenal mereka sebagai anak nakal di kelas. Di sana ada Joshua, Febri, Aurel, dan Heru. Joshua saat itu tengah memanjat pohon mangga sementara tiga orang di bawah melihat situasi. Febri menampung beberapa mangga yang berhasil di petik Joshua di atas sana.

"Woi buru, sebelum pemiliknya keluar!"

Heru berseru dengan suara sedikit pelan agar tidak terdengar orang.

"Iya-iya, sabar. Tiga lagi itu di atas yang kuning," ucap Joshua.

Windy menghampiri mereka dan bertanya dengan polosnya, "kalian sedang apa?"

Febri, Aurel, dan Heru sempat kaget melihat Windy yang mereka kira itu pemilik pohon mangga ini atau satpol PP. Aurel menghampiri Windy dan memberikan gestur agar Windy tidak berisik.

"Ssts, lo jangan berisik. Ntar ketahuan lagi," ucap Aurel.

Joshua yang baru selesai turun dari pohon mangga itu merapikan pakaiannya yang di penuhi debu dan daun kering menempel di rambutnya.

"Woii, sedang apa kalian? Kalian maling ya!"

Suara pemilik pohon mangga itu terdengar keluar dari rumah.

"Kaburrr!!!"

Heru dan Febri melarikan diri lebih dulu di susul dengan Aurel yang ada di hadapan Windy, melewati Windy. Windy masih kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Sedang apa lo, cepat kabur!"

Joshua menarik tangan Windy ikut kabur dari sana dan Windy masih kebingungan di bawa mereka padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun. Pemilik rumah yang mangganya di curi keluar membawa sapu lidi mengejar mereka yang lari hingga menghilang di persimpangan gang.

'hosh, hosh,'

Mereka semua sembunyi di belakang terowongan kecil dekat lapangan sepak bola.

"Anjir, seru banget!" Heru tertawa di ikuti yang lainnya kecuali Windy.

Joshua melepas tangannya dari Windy lalu mengambil bagiannya yang ada di Febri. Mereka membagi-bagikan mangga hasil curian itu dengan adil.

"Itu kan bukan punya kalian. Mencuri itu dosa loh," ucap Windy.

Joshua, Febri, Aurel dan Heru menoleh ke arah Windy.

"Lo mau?" sodor Febri.

Windy menggelengkan kepala, "tidak, itu kan hasil curian dan itu haram."

Short Story' 3 - Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang