; sembilu 一

600 61 27
                                    

⚠ // bxb, misgendering, malepregnant, boypussy, suicidal, harsh words, angst.

kita masuk ke season sebiru sembilu ya, vote dan komen dah kalo bisa mah, makasih ciss.

pointnya dimari banyak, mostly EJWIN sama HEEJAY yh. ini panjang banget, soalnya mood bgt nulisnya.

Hari ini Nico dan Naditya pergi berdua, dalam rangka jalan-jalan aja sih, mumpung Nadit libur dan Nico meliburkan diri dari pekerjaannya, udah satu minggu Nico mengerjakan satu paket pakaian yang lumayan duitnya, lumayan juga ngabisin tenaganya, j...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Nico dan Naditya pergi berdua, dalam rangka jalan-jalan aja sih, mumpung Nadit libur dan Nico meliburkan diri dari pekerjaannya, udah satu minggu Nico mengerjakan satu paket pakaian yang lumayan duitnya, lumayan juga ngabisin tenaganya, jadi sekarang waktunya healing yang dimodalin oleh mobil Juan dan duit Kala.

"Jadi, selama ini kamu terpaksa—okay, maksud aku, kamu dipaksa Juan untuk mau nikah sama dia?"

Nadit yang duduk di sebelah kursi kemudi itu mengangguk, menggulung lengan kemejanya hingga siku, "akupun sebenarnya bingung, aku pikir dia bercanda, tapi waktu dia bawa aku lagi ke rumahnya dan ketemu sama Bunda Yunar, aku udah gak bisa apa-apa, Juan gila," kata Naditya.

"Kamu pasrah?"

"Nggak juga, aku udah berusaha buat menyadarkan Juan, berpikir dia cuma impulsif, tapi dia keras kepala, aku yakin Kakak pasti tau lebih banyak soal Juan daripada aku," kata Nadit, menoleh pada Nico yang santai banget ghibahin sahabat dari oroknya itu, makanya Nadit bilang begitu di akhir.

Nico mengangguk, "dia mungkin memang impulsif dan keras kepala, tapi dia pasti tau dan terima segala risiko dari apa yang dia putusin," katanya, "yang aku pikirin itu kamu, Nad," ujarnya kemudian.

"Aku kenapa?"

"Kamu yang ngga benar-benar mencintai Juan."

Sebenarnya, Nadit ngerti Nico gak ada maksud gimana-gimana, tapi entah kenapa Nadit tersinggung, jujur, hatinya berasa gimana gitu.

"Kamu yang terpaksa, kamu yang ngejalanin semuanya sama Juan karena dituntut keadaan," kata Nico, terdengar sarkas.

Nadit gak menyalahkan, ya walau sedih banget men, ini lagi berusaha biar gak nangis dengan berpikir bahwa naluri Nico sebagai sahabat lengket Juan akan memikirkan sahabatnya itu lebih dari apapun.

Nadit ngerti.

Tapi, sakit ah, aduh.

Tapi mau gimana ya, bener juga. Nadit gak bisa memastikan gimana perasaannya untuk Juan.

"Aku tuh udah tau, gak ada cinta di antara kalian berdua," kata Nico.

Nyesek banget, inikah tujuan Nico menggunakan ide jalan berdua yang nyatanya untuk mengulti Nadit?

Bibir Nadit kerasa bergetar, udah dingin telapak tangannya, mules tiba-tiba menyerang, kepalanya juga jadi agak pusing.

"Ja-jadi, mau Kakak apa bicara kaya gini sama aku?"

Karena selama ini Nadit berpikir Nico amat sangat mendukung apapun pilihan Juan tapi ternyata ya manusia memang sulit ditebak, semua perasaan itu abstrak.

Distraksi, Sebiru sembilu. [HeeJay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang