balada hidup yang berantakan

667 86 82
                                    

maaf ya komentar kemarin belum dibalas, janji nanti kita ngobrol lagi(serius)

makasih buat yg tetap disini, vote dan komentar, wow, senang sekali ada yg melirik distraksi abal abal ini.

⚠ // HOMO, BXB, BOYPUSSY, MISGENDERING! be wise lah kata gue mah. ily ciss.

"Nadit, jangan makan mie terus nanti rambutmu keriting kayak otak Guntur!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nadit, jangan makan mie terus nanti rambutmu keriting kayak otak Guntur!"

Ares melenggang begitu aja sambil ninggalin omelan ke Nadit yang lagi nyedotin kuah mie rasa sotonya, nahan banget mau ngetawain muka ngantuk Ares yang beleberan masker wajah yang belum dibilas, ketiduran sih pastinya, ini aja udah mau tengah malam.

"Iya, Mami, ini sekali aja," kata Nadit digedein biar Ares bisa denger dari kamar mandi, "sekali sehari," tambahnya kecil, lalu terkikik tanpa suara.

Belum aja Ares denger terus dikepret pakai teflon. Sebagai seorang Ibu Negara, Ares tuh suka banget menjaga kesehatan makhluk kostan, terutama Naditya yang kayak dia akan meledak kalau gak makan mie dalam satu hari.

Padahal, Nadit tuh lagi bokek, gak punya uang buat beli makanan selain mie, tapi emang pada dasarnya siapa sih yang bisa menolak kemantapan rasa mie???

"Habis makan itu langsung tidur, minum air yang banyak, Nadit," Ares balik, dengan handuk sambil ngusap wajahnya yang sangat menal-menul itu.

"Iya, Kak," kata Nadit, "aku—"

"Pintu depan belum dikunci, Nad, kata Kak Kala, Juan belum balik," Ares berujar sebelum meninggalkan, "Kakak nggak tau dia kemana, tapi mungkin bentar lagi pulang, kalau kamu belum tidur pas dia datang, suruh kunci pintu ya, itu pesen dari Kak Kala," kata dia kemudian.

Naditya belum jawab, tapi Ares udah minggat aja tuh, bukan mau nolak, toh Nadit juga belum ngantuk dan memang gak bisa tidur, tapi yang dia malas betul itu adalah berhadapan sama Juan.

Kayak, dari sekian manusia di muka bumi ini, kenapa harus Juan lagi Juan lagi?

"Mbak Nadit?"

Suara David terdengar, buat Nadit menoleh dari acara dia cuci mangkuk, "apa?" tanyanya, dingin banget bro.

"Gini, Mbak," David mendekat, sampai berakhir di sebelah Naditya terus berbisik, "pinjam dulu seratus," kata dia pelan banget.

Nadin diem beberapa saat sampai, "buat apa?" tanyanya.

"Buat bayar iuran kelas, Mbak, gue belum bayar, duit gue habis buat ganti rugi tangan Daffa, gue ga berani minta bang Kala, soalnya dia masih marah, gue bener-bener ga punya duit banget sekarang ini, bokap gue juga belum kirimin lagi karena belum waktunya," jelas David yang benar-benar meyakinkan, wajah kusut dia yang berbalut luka juga bikin Nadit akhirnya ngehela napas, ngelap tangannya yang basah ke baju nya.

"Ya udah, tunggu di ruang tengah aja, gue ambilin dulu uangnya," kata Naditya.

"Serius, Mbak? tapi 'lo ngga keberatan 'kan? maksudnya, lo masih punya uang lebih buat urusan lo sendiri, 'kan?" tanya David tetap khawatir walau ya emang dia juga sedang terhimpit.

Distraksi, Sebiru sembilu. [HeeJay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang