“Niel?” panggil Gita yang langsung membuka percakapan saat mereka sampai di parkiran taman kota.
“Ya? Kita udah sampai mana? Kok berhenti?”
Gita bantu melepas helm yang Oniel pakai. “Kita di taman kota. Gak papa kan? Apa lo mau pindah tempat?”
“Gak usah. Gue suka kok taman kota”
Apa yang bisa di harapkan dari cerita sebelumnya? Jadian? Sekedar mengakui jika Oniel menyukai Gita saja Oniel tidak berani, bagaimana mau jadian? Sekalinya berani, itu pun dalam hati yang mana hanya Oniel dan Tuhan yang dengar.
“Niel, salah gak kalau gue penasaran sama lo? Gue ngerasa lo punya sesuatu yang ngebuat gue tertarik ke lo, tapi gue gak tau itu apa” ucap Gita begitu mereka duduk di salah satu bangku.
“Jadi, lo deketin gue karena penasaran gitu?"
“Iya” sebelum Oniel merespon, Gita bicara lagi. “Awalnya gue emang penasaran sama lo. Karena menurut gue, lo beda dari yang lain. Tapi, setelah gue kenal lo lebih dekat, gue sadar ada perasaan lain selain kata penasaran”
“Kalo lo gak percaya...” Gita membawa telapak tangan kanan Oniel ke tempat jantungnya berada. “Lo bisa rasain kan sekencang apa detak jantung gue? Ini yang selalu gue rasain setiap kali dekat lo”
“Bercandaan lo gak lucu, Git" ucap Oniel melepas tangannya dari genggaman Gita. Nyatanya bukan hanya Gita yang merasakan degupan itu, Oniel pun juga merasakannya.
“Gue gak bercanda, Niel"
“Kalo lo gak bercanda, terus buat apa lo nembak Kathrin? Karena penasaran juga? Iya?"
“Bukan gitu, Niel. Gue-“
Perkataan Gita terhenti ketika ponselnya berdering. Gita yang ingin mengabaikan panggilan dari Dey, tidak jadi. Apalagi notif dari aplikasi burung biru yang tiba-tiba muncul tanpa jeda semakin meyakinkan Gita bahwa telah terjadi sesuatu, entah itu tentang osis ataupun masalah lain.
“Ha-"
“Lo di mana anjir? Pacar lo ribut di lapangan nih. Lo buruan ke sini deh, urus pacar lo buru” serobot Dey sambil mengomel.
“Ok, gue ke sana sekarang”
Mengamankan ponselnya di saku, Gita main tarik pergelangan tangan Oniel. Untung saja Oniel tidak menolak. Dalam keheningan selama perjalanan, Oniel tak bicara sedikit pun bahkan sekedar bertanya ada apa dan kenapa saja tidak.
Tiba di sekolah, Gita menggandeng Oniel menuju lapangan. Beberapa siswa yang belum pulang menggerombol di sekitar pinggir lapangan, menyaksikan dua siswi dengan seragam acak-acakan saling melempar tatapan tajam.
“Dey”
Pemilik nama menengok belakang. “Gila, Git. Lo kudu tau sih pacar lo ngeri banget kalau lagi mode senggol bacok”
“Emang ada masalah apa?”
“Cewek itu tuh” tunjuk Dey pada siswi di seberang Kathrin. “Dia habis ngejek Kathrin, katanya Kathrin gak cocok pacaran sama lo yang notabenenya calon ketua osis. Gak terima di ejek gitu, ngamuk-ngamuk deh pacar lo”
“Terus lo pisahin?”
“Ya enggak lah. Takut di serang balik gue. Lo bayangin aja, dua lawan satu. Kalah dong gue” jawab Dey santai.
Meninggalkan Dey dan Oniel, Gita menyusul Kathrin. Ditariknya badan Kathrin ke belakang. “Ikut aku”“Harus di pancing kayak gini dulu biar kamu ngaku?”
“Kak Shani?”
***
Ruang osis tertutup rapat bahkan kertas dengan tulisan sedang ada rapat penting pun sengaja ditempelkan di depan pintu. Ruangan yang lumayan luas itu hanya diisi tiga orang. Shani, Gita, dan Kathrin. Menyisakan banyak kekosongan.
“Tolong jawab dengan jujur pertanyaan saya, terutama kamu Gita” ucap Shani penuh ketegasan. “Kalian berdua sebenarnya punya hubungan apa? Saya gak akan marah kok kalau seandainya kalian punya hubungan lebih dari sekedar kakak dan adik kelas"
Diam-diam Kathrin bernafas lega. Berita bagus bukan?
“Tapi... kalau sampai kalian berdua ketahuan bohong kalian berdua harus siap menerima konsekuensinya” Kathrin yang semula merasa lega mendadak deg-degan.
“Jadi?”
“Saya dan kak Gita pacaran, kak”
Gita yang sejak awal menyimak dengan chill seketika kaget. Semudah itu memancing Kathrin untuk jujur? Padahal Gita yakin seratus persen kalau ucapan kakak sepupunya barusan hanya sebuah jebakan agar salah satu dari mereka mau berkata jujur. Dan lihat? Berhasil kan.
“Kalau saya minta kalian putus gimana?”
Gita memundurkan kursinya secara kasar kemudian menegakkan badannya. “Masih kurang puas lo ngatur kehidupan gue, kak? Lo maksa gue jadi kandidat ketua osis, gue turutin kok”“Saya gak masalah kalau memang harus putus, kak” celetuk Kathrin yang tidak mau ada perdebatan panjang antara Gita dan Shani. Di lain sisi, Gita menatap Kathrin tak percaya.
To be continued
Maaf kalo ceritanya di luar dari harapan kalian. Terima kasih sudah mau menunggu cerita ini update dan terima kasih juga untuk vote dan komennya :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Rasa
FanfictionGita Sekar Kirania. Anggota OSIS yang terjebak dalam dua perasaan antara Kathrina Irene Wijayanto dan Cornelia Auva Wijayanto. Kakak beradik yang memiliki tempat spesial di hati Gita. Lantas siapa yang akan Gita pilih nantinya? Apakah Kathrin? Oniel...