Happy reading^^
•••
Hari senin, hari yang mematikan bagiku.
Dan hari ini sialnya adalah hari senin, seketika moodku menjadi jelek, padahal belum sampai sekolah.
Di atas motor bebek ayah, aku merenung dan memikirkan hal-hal melelahkan dan membosankan yang akan kuhadapi pagi ini sampai siang hari nanti.
Saat sudah sampai, aku berpamitan pada ayah, lalu berjalan ke kelasku yang berada di lantai 3.
Seperti biasa, anak tangga ini menyiksaku yang termasuk golongan RLU.
*RLU: Remaja Lanjut Usia.
"Rasanya ingin memaki-maki benda mati di hari senin adalah hal terbaik yang bisa aku lakukan dengan mood seperti ini, ha ha ha" Ucapku dengan tawa tidak ikhlas.
Sebenarnya aku berbicara sendiri seperti ini takut dikira gila, namun harusnya tidak ada yang mendengarnya.
Aku pun menengok ke belakang untuk memastikan, dan ya makjreng bayanganku bertimbal balik dengan realita yang kuhadapi sekarang.
Pandanganku langsung kukembalikan ke arah depan, dan aku sedikit mempercepat langkah kakiku saat menaiki tangga.
'SIAL SIAL, KENAPA ADA DIA DI BELAKANGKU, AAA INI KARENA AKU PAKE EARPHONE JADI AKU GAK DENGER ADA LANGKAH KAKI ORANG LAIN DI BELAKANGKU' Ucapku dalam hati.
Dan aku memang terlalu fokus untuk memaki-maki anak tangga yang kunaiki sehingga lupa memperhatikan sekitarku.
Aku pikir dengan mempercepat langkahku akan menghilangkan sedikit rasa malu, namun sekali lagi realita tidak seindah kenyataan.
Saat aku ingin melangkahkan kaki di ujung anak tangga terakhir, kaki kananku tergelincir kebelakang sehingga aku kehilangan keseimbangan, dan badanku akan terjatuh ke depan.
Saat diriku akan terjatuh ke depan, aku pun langsung mengumpat dalam hati, sialan.
Mataku reflek menutup saat jarak wajahku sekitar 5 inci dari lantai, namun hal tak terduga terjadi saat aku mengira wajahku telah menempel di lantai.
Hal tak terduga itu adalah fakta dimana wajahku tidak menempel ke lantai, dan aku merasakan tubuhku seperti ditahan oleh sebuah tarikan.
Dan sepertinya tasku ditarik oleh seseorang yang berada di belakangku sehingga badanku tertahan, tapi siapa emangnya yang ada di belakangku-
'Eh.. Ehhh, Sebentar.. tadi kan yang ada di belakangku cuman dia.. DIA? JANGAN BILANG BENERAN DIA?! ANAK BARU ITU YANG NARIK' Ucapku dengan histeris di dalam hati.
"Apa kamu baik-baik saja?" Ucap seseorang yang berada di belakangku.
Suara ini tidak salah lagi, pasti suara anak baru itu.
Aku pun mencoba untuk memperbaiki posisi tubuhku dengan perlahan dan hati-hati agar tidak terjatuh untuk kedua kalinya, mari kita sudahi kesialan ini.
Saat posisiku sudah kembali berdiri tegap dengan benar, aku pun berbalik badan dan benar-benar menemukan mata berwarna hazel itu sedang menatapku dengan tatapan yang terlihat begitu tenang.
"Ah iya aku baik-baik aja, makasih ya karena udah menolongku, Sky" Ucapku dengan senyuman kecil.
'AAAAA AKU NYEBUT NAMANYA UNTUK PERTAMA KALI, DAN INI JUGA PERTAMA KALINYA AKU KOMUNIKASI AMA DIA, KOK AKU NGERASA AWKWARD BANGET YA, PADAHAL ANAK BARU ITU KELIATAN TENANG DAN BIASA AJA' Ucapku dengan sangat histeris di dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Sky
RandomOriginal story. Apa artinya menunggu? Jika hanya ketidakpastian berujung kenyataan pahit yang menungguku. Bukankah kamu telah berjanji menjadi langit yang dapat kugapai untuk selamanya. Tapi hatiku tidak bisa berbohong, aku akan menunggumu hingga a...