IV. Manusia Norak

89 33 0
                                    

Happy reading^^

•••

Saat ini diriku sedang terbaring seperti orang mati di atas kasur, tidak bergeming sedikitpun, tanpa semangat yang terpancar. Itu karena hari ini adalah hari Jumat, dan aku baru saja menyelesaikan jam sekolahku, yang berarti malam ini waktunya aku untuk bersantai dan berbaring seperti orang mati. Namun, ada sesuatu yang terus mengganggu pikiranku.

"Wangi parfum itu benar-benar menjengkelkan sekarang. Mengapa terus-menerus membuatku membayangkan sosok anak baru itu?" ucapku sambil melempar bantal gulingku ke samping dengan frustrasi.

Kurasa aku sudah gila karena membayangkan sosok laki-laki itu di malam hari seperti ini.

Aku mencoba menutup mata dan berharap bisa tertidur, namun kenyataan malah mengatakan yang sebaliknya. Akhirnya, aku memutuskan untuk keluar kamar sebelum benar-benar menjadi gila. Lagipula, menjadi gila sungguhan bukanlah pilihan yang menarik.

Mengambil jaket dan topi, aku berpamitan kepada Mama yang sedang makan kuaci di sofa.

"Ma, aku izin keluar sebentar, mau beli minuman dan camilan," ucapku dengan wajah datar.

"Hah? Tumben banget kamu mau beli sendiri, biasanya kamu sogok Adikmu buat beli, dan akhirnya Bapakmu juga yang temenin Adikmu buat beli," ucap mama dengan ekspresi wajah yang terheran-heran.

"Iya, soalnya sekalian mau cari udara segar, mak, biar gak gila," jawabku.

"Gila? Kalo biar gak gila, ke psikiater atuh," ucap Mama dengan nada mengejek.

"Ye, terserah Mama, aku pergi dulu," ucapku sambil melangkah ke arah pintu.

Aku pun keluar rumah, sebenarnya ini belum terlalu larut malam, dan supermarket sangat dekat dengan rumahku sehingga aku cukup berjalan kaki saja, itu juga alasan mamahku mengizinkanku.

Jika supermarketnya jauh dan sudah sangat larut malam, sudah pasti aku dikunci di dalam rumah dan tidak boleh keluar.

Saat di perjalanan ke supermarket, aku menghadap ke atas dan memandangi langit malam yang dihiasi bulan purnama, terlihat sangat indah.

Begitu juga hembusan angin yang terasa cukup dingin membuatku merasa sedikit rileks.

Di sekelilingku masih ada rumah-rumah orang, jadi aku tidak terlalu takut, karena ya sebenarnya supermarket yang aku tuju masih dalam lingkup perumahan, jadi dikelilingin banyak rumah orang.

Setelah sampai di supermarket aku pun memasuki supermarket dengan penampilan seperti anak gadis yang tersesat.

Aku masih memakai piyama tidurku, hanya saja bagian atas piyamaku telah tertutup oleh jaket oversize berwarna hitam dengan motif beruang kecil yang menghiasi jaket hampir di seluruh bagian jaketnya.

Jujur saja aku merasa jaket ini memang agak mencolok, atau bahkan sangat mencolok di mata sebagian orang, tapi aku memang sudah terbiasa memakai ini, dan menurutku tidak terlalu norak.

Motifnya masih nyambung ama warna jaketnya, jadi gapapa menurutku.

Dan aku merasa nyaman sekaligus aman dengan jaket ini.

Setelan piyamaku mempunyai celana piyama yang panjang, karena aku tau malam-malam seperti ini biasanya ada orang-orang stress dan mesum yang suka godain anak gadis perkara pake celana tidur yang pendek.

Ya tapi aku gak jamin sih dengan aku pake celana piyama yang panjang, bakalan terhindar dari godaan orang-orang stress itu.

Setelah berada di dalam, aku pun mencari snak dan minuman favoritku, untuk snacknya aku mengambil keripik rasa honeybutter, dan untuk minumannya aku mengambil kopi kalengan.

My Beautiful SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang