Part 7

75 10 4
                                    

"Gimana caranya gue bisa menghasilkan uang yang banyak dengan cara yang halal."

"Pacar kamu?" pertanyaan tiba-tiba Damar di kursi kemudi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pacar kamu?" pertanyaan tiba-tiba Damar di kursi kemudi.

Kuda besi Damar membelah jalanan yang sedang ricuh-riuh dengan derasnya air langit yang membasahi bumi, sedang Zahra yang sejak tadi asik memandang keluar jendela, menoleh. Wajah tanpa ekspresi milik pemuda itu membuatnya menerka-nerka.

"Pacar?" bingungnya.

"Laki-laki tadi, bocah tengil yang sama kamu."

Ah Lingga!

"Bukanlah! Itu Kak Lingga, temennya Bang Zidan," jelas Zahra terburu-buru. Ada rasa tidak rela dalam hatinya ketika mendengar Damar mendeklarasikan dirinya adalah pacar Lingga.

Dia kan sedang berada dalam fase kesal-kesalnya dengan lelaki itu.

"Kenapa bisa pulang sama dia? Zidan mana?" tanya Damar lagi. Suaranya terdengar sedikit lebih menuntut.

Lantas Zahra berdecak sebal. Bukannya lekas menjawab, gadis yang membiarkan rambut panjangnya terurai bebas itu membuang muka ke arah samping. Sambil bersungut-sungut ia menjelaskan bagaimana kronologi Zidan dengan tugas kuliahnya, yang menyebabkan ia berakhir dengan pulang bersama Lingga.

"Aku udah bilang enggak padahal tapi Kak Lingga maksa. Lagian aku juga gak bisa nolak sih Kak."

"Kenapa ga bisa?" kejar Damar.

"Mukanya galak, aku kan takut," cicitnya.

Damar menghela nalas sejenak.

"Ubur-ubur listrik itu mana? Biasanya kalian selalu barengan?"

"Galih? Dia ada latihan basket Kak, ini kan hari Selasa."

"Kalo kamu minta dia anterin pulang juga dia gak bakal nolak loh Ra."

"Iya tapi Zahra yang nolak, gamau ah ganggu latihan Galih dong. Kayak anak kecil aja pulang harus ditemenin."

"Emang kamu masih kecil! Gausah sok dewasa," cecar Damar yang membuat Zahra berdecak sebal.

"Lain kali kalo hal kayak gini terulang lagi, kamu hubungin Kakak aja ya Ra. Coba kan untung aja tadi Kakak dateng, kalo enggak gimana kamu bisa pulang? Hujannya makin deras gini."

Gadis berseragam SMA itu mengangguk saja. Toh tidak akan ada acara pulang bersama Lingga part 2 lagi. Iya, Zahra yakini itu.

Tidak akan! Dia kan alergi Lingga. Alergi namanya juga.

Ngomong-ngomong dia jadi kepikiran dengan kalimat laki-laki itu tadi.

"Jatuh cinta sama lo itu gampang banget ya."

"Mau coba untuk jatuh cinta ke gue?"

"Gak jelas banget, kayak orang gila," gumamnya.

"Siapa yang gila?"

LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang