13 | Kebaikan

47 5 0
                                    

Happy reading guys❤️

Aku mengigit jari-jariku cemas, benar saja aku baru ingat kalau hari ini aku juga di jemput oleh Chris, sebelumnya aku sudah berjanji dengan Tuan William pergi bersama ke panti.

Aku menunggu di parkiran, tidak lama datanglah mobil hitam milik Tuan William. Mobil itu berhenti di sampingku, lalu kulihat Tuan William membuka kaca mobil. Pria itu tersenyum manis, membuatku juga mengeluarkan senyum kikuk ku.

"Masuklah" ucapnya. Aku mengigit bibir bawahku, sekarang aku harus berpikir dan memutuskan dengan cepat. Aku merasa sangat tidak enak kalau tiba-tiba membatalkan janji untuk pergi bersama ke panti. Tapi bagaimana dengan Chris? Pria itu nanti akan melacak keberadaan ku menggunakan gelang GPS yang masih di pasangkan di Kaki ku.

Sudahlah nanti aku akan menjelaskannya dengan Chris. Aku memutari Mobil Tuan William lalu masuk kedalamnya.

Di dalam mobil, Tuan William diam fokus menyetir.

"Kau sudah menerima hadiah yang saya kirimkan?" Tanya Tuan William memecah keheningan.

Aku tersentak aku baru ingat, kalo Tuan William mengirimkan Hadiah yang diberikan secara pribadi kepadaku, Pasti hadiah itu dikirimkan ke panti. Karena data alamat di sekolah masih menggunakan alamat panti.

Aku menggelengkan kepalaku, pertanda belum membuka hadiah itu.

"Maaf Tuan, saya belum membuka hadiah yang diberikan oleh Tuan, selepas pulang sekolah Semalam saya belajar lagi dan tertidur" ucapku lagi-lagi berbohong.

"Tidak masalah, saya memakluminya"

***

Sesampainya di panti aku mengetuk pintu dan memanggil Bibi Chole, beberapa menit kemudian Bibi Chole membukakan pintu. Ia sedikit kaget melihat Tuan William berada di sampingku. Bibi Chole membungkukkan setengah badannya lalu mempersilahkan Tuan William masuk.

"Silahkan Duduk Tuan" ucap Bibi Chole.

"Tuan William, apa yang membuat tuan datang kesini?" tanya Bibi Chole, kulihat ada sedikit kecemasan di matanya. Tuan William tersenyum kecil lalu menatapku.

"Bibi, Tuan William datang kesini bermaksud memberikan pendanaan untuk anak panti" Jawabku menjelaskan.

"Pendanaan?"

"Ya, pendanaan dari sekolah dan kebutuhan sehari-hari" ucap Tuan William.

"Benarkah Tuan?" Ucap Bibi Chole, kulihat matanya berbinar. Memang terkadang panti kekurangan makanan untuk makan, jika tidak ada lauk Bibi Chole akan menumis sayur yang dipetik dari kebun saja.

"Ya, bolehkah aku menemui anak-anak panti?" Tanya Tuan William.

"Tentu saja boleh, Liliana Bisa panggil kan anak-anak. Mereka sedang bermain di lapangan" ucap Bibi Chole

"Baik bi" ucapku.

Lalu aku keluar, menuju lapangan. Akan tetapi mataku beralih ke luar pagar pagar panti ada Chris menatapku tajam. Tanpa berpikir pikir panjang aku langsung berlari menghampiri Chris.

Aku berdiri disamping pintu mobilnya lalu menundukkan kepalaku. Ia dengan kasar mencengkram daguku

"Kau, kenapa tidak bilang-bilang mau kesini. Mau kabur?" Tanya Chris. Ia terlihat sangat marah.

"Ma-Maaf Chris, aku tidak bermaksud untuk kabur. Tapi Pemimpin Wilayah Tuan William tiba-tiba saja ingin pergi ke panti bersamaku. Aku tidak bisa menolaknya, karena ia ingin memberi kan pendanaan untuk anak-anak panti dan akupun tidak bisa memberi tahu kalau aku tidak lagi tinggal di panti maupun tinggal di Wilayah Bloodis. Kuharap kau tidak marah." Ucapku. Kurasakan ia mengendurkan cengkaran di daguku lalu melepaskannya.

OUTCASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang