Menjadi misteri berkali kali, dikalungkan seutas tali biru muda padaku. Kau bilang agar aku mudah dikenali, aku tersenyum dengan lelucon mu. Ku katakan lagi rasanya aku ingin mengikatmu dalam suatu tempat yang orang lain tak bisa mengetahui, agar aku tak hangus akan cemburunya seorang wanita muda. Juga pikiranku, pemegang rasa ingin selalu saja tahu akan banyak hal tentang lelaki pecinta puisi sepertimu, aku rasa kita saling paham dan mengerti namun ternyata kau pergi juga mengecup suasana dan membawaku entah kemana tanpa raga.
Ternyata sekian lama aku merasa padamu, rasa itu tak kunjung tamat, rasa itu malah semakin berlanjut membentuk bait bait yang entah berapa kalimat lagi ia bertahan. Sungguh, rasanya aneh, aku gadis yang sulit jatuh cinta lalu kau kenalkan dengan kepingan itu?. Aku rasa aku gadis paling miskin untuk mengenal engkau, mengenal bagaimana kita berkembang dan saling memiliki.
Diumumkannya malam padaku, memintamu untuk segera kembali menghadap. Meminta kau tidur saja di samping desiran ombak sambil memejam, membayangkan gadis yang tubuhnya tak terlalu tinggi sedang merindu ketika kau tenggelam. Di sampingmu, rasanya ingin berlama lama. Tak usah menjauh, teruslah mendekat dan mati bersamaan.
Manusia ini masih ingat bagaimana kita saling temu, antara satu dengan kamu. Kau menanyakan siapa namaku, ku tak menjawab dan kau malah tersenyum sambil berbicara, "Kau Herlin?". Bukan untuk membuai, namun aku layak terbang mendengar suara lembut nan parau yang kau lontarkan, jatuh sedalam dalamnya lubang yang tak pernah ada dalam galaksi, lalu kau biarkan aku tersesat dalam dada gemuruhmu.
Ibaratnya, kau nahkoda yang meminta aku memperbaiki kapalmu, ku bilang aku tak sanggup namun kau tetap meminta dan memaksaku hingga aku mau larut terpaut dalam tawaranmu yang menjanjikan aku dengan sebuah hati. Aku terkekeh, kau juga lalu kita akhirnya jatuh cinta dan berpulau bersama.
Rasa rasa saja ini adalah part paling menarik untuk aku baca berulang ulang, aku suka. Aku selalu suka menceritakan bagaimana kau dan aku menjadi kita lalu membentuk tawa bersama walau akhirnya aku menangis hingga menjadi nanah basi karena kepergian mu, aku rasa karya satu ini hebat sekali bisa membuatku jatuh cinta. Bisa membuatku tak menyesal mengenal seorang pria, tak menyesal mengapa aku punya alasan untuk jatuh cinta dan selalu bangun dengan semangat sebelum akhirnya kau meninggal dunia.
Kau pria terbaik setelah kedua ayahku, yang tak meninggalkan aku ketika kakiku keram, kau yang tak meninggalkan aku ketika aku tenggelam, kau yang tak meninggalkan aku ketika tersesat dan tak meninggalkan aku jika misalnya aku mati lebih cepat.
Gadis pendiam nan misterius ini sudah larut terkira mencintaimu, mencintai antara imajinasi dan fantasi yang tersebar luas di bekasan pijarmu. Kau mampu mengatakan pada Ancala bahwa mereka tak kalah indah daripada aku, sialnya kau berbohong jelas. Lalu, kau hanya hanyut dalam segala kalimatku, kau terenyuh dan tersenyum.Setiap bersamamu, aku ingin lebih berlama lama, sang penulis sedang jatuh hati, maka diamlah dahulu dan biarkan ia mengabadikanmu layaknya tokoh utama.
Tak ada yang sempurna dariku, semua yang berada di raga dan jiwaku rasanya sudah rusak tersakiti lelaki sebelum kau, sebelum aku jatuh hati padamu, sebelum aku tenggelam dalam lautan lepasmu. Namun, tolong lembut hati tolong dimengerti, pahami aku jauh ke hatimu ketika aku bersungguh sungguh bercumbu dengan mata, menangis tanpa air lagi, tersakiti lagi karena kau, aku payah.
Tiap kali penulis jatuh hati, ia tak ungkapkan langsung bahwa ia sedang jatuh cinta pada seseorang. Berlembar kertas sudah koyak tak tentu sampahnya kemana karena menumpuk hati melalui sajak, yakinlah. Yakinlah, aku hanya tidur dengan koyakan kertas usang dan tak lebih, percaya juga bahwa aku lebih mencintai puisiku ketimbang lelaki lain selain engkau. Kedua matamu yang bersinar memejam dan terbuka kembali saat menatapku, hebat sekali kau teduh saat aku panas dan amarah, kau mendinginkan setiap pedih yang aku ucapkan, katamu itulah bibir wanita setiap kali di ambang batas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Herlin dari Galaksi Puisi
PoetryTentang aku yang selalu belajar menerima dirinya sendiri Ini tentang aku yang menjadikan hidup sebagai keputusan yang paling tepat, agar aku yang biasa saja dapat belajar mencintai banyak hal dari diriku sendiri, serta tentang aku yang belajar banya...