| Dua Belas : Ciuman Di Paris |

78 8 2
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih empat belas jam, pasangan pengantin baru Eunwoo dan Jiyeon tiba di kota romantis yang menjadi impian Jiyeon yakni Paris. Sepanjang perjalanan, gadis yang telah resmi menyandang status Nyonya Cha tersebut tidak henti-hentinya kagum pada keindahan kota. Mereka tiba di sana sekitar pukul tujuh malam, dimana keramaian dan kerlap-kerlip lampu terlihat begitu nyata di depan mata. "Ya Tuhan, akhirnya aku bisa kesini juga," Jiyeon amat sangat bersyukur di dalam hati. Eunwoo tersenyum diam-diam memperhatikan wajah bahagia sang istri.


"Kau senang?" Lamunan Jiyeon buyar mendengar teguran Eunwoo, dia menoleh dengan senyuman lebar lalu mengangguk. Untuk beberapa saat, Eunwoo lagi-lagi dibuat kagum oleh kecantikan Jiyeon saat tersenyum secerah mentari, bahkan keindahan kota Paris tidak mampu mengalahkan keindahan gadis di depannya itu.


"Aku sangat senang, dari dulu aku ingin sekali kemari. Tapi, waktu tidak pernah mengizinkan. Makanya-aku berencana keliling dunia ketika sudah kepala tiga nanti, saat itu uang tabunganku juga pasti sudah cukup." Mengingat mimpinya tersebut, Jiyeon jadi teringat jika semua rencana itu akan selamanya menjadi mimpi. "Tck-semua kacau karena bertemu denganmu. Aku jadi tidak bisa keliling dunia."


Eunwoo hanya tersenyum, "Impianmu sangat simpel ya, aku bisa mewujudkan impianmu itu hanya dengan jentikan jari."


Jiyeon mencibir Eunwoo kesal, "Sombong sekali!"


"Aku tidak sombong, hanya bicara fakta. Aku bisa membawamu keliling dunia kapan saja bila aku mau. Ah-atau begini saja, kita ubah saja mimpimu. Kita keliling dunia nanti saat sudah sama-sama pensiun, minimal kepala empat. Bagaimana?" Jiyeon terdiam, tidak menyangka, lagi-lagi kata-kata Eunwoo menyiratkan angan-angan semu. "Anak kita juga pasti sudah dewasa dan bisa mengurus diri sendiri saat itu."


Jiyeon masih diam, tidak tahu harus merespon bagaimana. Perkataan Eunwoo terdengar indah, seolah pernikahan mereka berlangsung selamanya. "Kata orang bermimpi terlalu tinggi akan membuatmu jatuh, aku tidak mau seperti itu."


Eunwoo hanya tersenyum mendengar jawaban Jiyeon, "Kau tidak akan jatuh jika bersamaku, kalaupun jatuh aku akan menangkapmu agar tidak merasakan sakit." Suaminya itu selalu saja memiliki jawaban atas pernyataannya, kini Jiyeon kehabisan kata-kata.


"Ya, terserah kau saja." Eunwoo tersenyum menang tiap kali Jiyeon tidak berdaya olehnya, gadis itu kini fokus menatap keluar jendela mengagumi kota Paris.


Keduanya tiba di hotel Shangri-la, salah satu hotel mewah dengan view menara Eiffel terbaik di kota tersebut. Eunwoo menghampiri resepsionis guna menanyakan kamar yang telah di booking oleh kakek, lalu seorang pelayan hotel mengantar mereka menuju kamar plus membawakan koper keduanya. Tak lupa, Eunwoo memberi tip untuk pelayan tersebut.


Jiyeon benar-benar dibuat terpana, sebab kamar hotel mereka begitu indah dan telah diatur sedemikian rupa untuk pasangan pengantin baru. Ada bunga mawar di atas tempat tidur, bukan itu yang membuat Jiyeon sangat kagum. Melainkan pemandangan di luar sana jauh lebih menggoda, gadis itu segera membuka balkon dan kemilau menara Eiffel memanjakan matanya.


"Wah... cantiknya." Jiyeon tidak mampu mengalihkan pandangannya, terlalu terpesona. Eunwoo menyusul sang istri, berdiri di samping gadis cantik itu.


"Kau suka view di sini?"


Jiyeon mengangguk antusias, "Iya, tempat ini sangat luar biasa. Kakek yang memilih hotel ini?"


"Hmm, kakek pasti memilih tempat yang direkomendasikan oleh banyak orang."


"Aku harus berterima kasih pada kakek." Jiyeon meraih ponselnya bermaksud menghubungi kakek, namun dicegah oleh Eunwoo.

[M] Asquiesce | CEW√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang