Mohon bantuannya buat vote dan komen ya....
.
.
.
.
.Apa... Yang...
Apa yang sedang... Tidak, tunggu...
Aku panik, wajahku pucat dan mataku membulat sempurna dengan mulut yang terbuka.
Bahkan punyaku tak pernah ku pegang seperti itu dengan tanganku sendiri.
Kenapa kau memegang benda itu seperti itu!!! Kenapa!!! Hah!!!!!
Aku memegang kepala ku tak habis pikir, wajahku berubah menjadi merah padam ketika mataku terus menangkap objek panjang itu.
Dan tanpa rasa malu, si gila itu semakin mempertontonkan apa yang harusnya ia sembunyikan dibalik celana nya itu. Dia semakin memutar tubuhnya berhadapan dengan diriku membuat ku semakin jelas menatap benda sebesar itu
"Kyaaa! Anu... Pertama-tama saya minta maaf." Ucapku sambil menutup kedua mataku dengan tangan rapat-rapat
"Aku harus... Bilang bagaimana ya? Eh, anu, maafkan saya"
"Pak CEO... Saya tidak tau anda... Sedang me melakukan itu..." Sesalku sambil membuka sedikit rongga jari-jari tangan ku agar bisa melihat wajah pria itu.
"Apakah Nona Roseanne Park tidak tau cara mengetuk pintu?" Tanya nya dingin
"Tidak mungkin! Tentu saja saya tahu, saya melakukannya kok!!" Elakku panik dan wajah ku semakin memerah.
"Apa engga ya?... Entahlah... Mungkin anda hanya belum mendengarnya karena anda sedang sangat bersemangat... Melakukan itu" aku melirik kearah pintu yang terbuka itu
Aku tak ingin melihat kedepan, jika aku terus melihat dia yang ada pandangan ku malah terpokus pada penis sebesar itu yang terpampang jelas dihadapan ku.
Tidak, aku melihat apa sih??? Aku sangat malu sekali!
Pria itu tak menjawab, dia meletakkan dua jari tangannya di pelipis seperti sedang berfikir.
"Bukankah harus menunggu sampai akhir dari mengetuk pintu untuk jawaban orang lain?" Tanya nya
"Karena itu saya menunggu" jawab ku
"Memangnya ada orang yang menunggu didalam sini?" Cibir nya
"Saya pikir anda sedang tidak berada di kantor sedangkan saya ingin menyampaikan pesan" ucapku sambil tersenyum kaku
Hah... Aku bisa berbohong dengan mudah kali ini.
"Hah... Apakah adanya intercom cuman hiasan?" Pria itu tetap terus memojokkan diriku
Aku tidak pernah merasa se bersalah ini didepan orang lain.
"Semakin penting masalah, semakin baik analognya" aku pun juga tak ingin di pojokan seperti ini
Seketika aku terbayang kata-kata bodohku agar tak bertemu pandang dengan pria gila ini.
"Anda bisa menghubungi saya melalui pesan instan pak. Karena saya tahu anda pasti sibuk... Haha"
Dan setelahnya, dia memanggilku dengan lebih gigih dan saling menatap lalu mengangguku.
"Semakin penting masalah, semakin baik analognya" sekali lagi pria itu menyibir kata-kata ku seolah dia ingat apa yang pernah aku katakan.
"Aku tidak menyangka akan ada waktu untuk menggunakannya seperti ini" ucapku sambil sedikit menunduk sebagai bentuk permintaan maaf.
"Jawabannya adalah bahwa tidak ada dunia analog yang disukai oleh Roseanne Park jika itu berkaitan dengan ku bukan?" Ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
A W H [21+]
Genç KurguCerita ini dibuat untuk pemenang Request terbanyak dari cerita sebelumnya (The Rose) yg udh di Banned hehe :" Yang masih ingat alur nya di The Rose mungkin berbeda sama yang disini, dikarenakan versi sebelumnya (The Rose) hanya sebatas Oneshot Flash...