Digo masih tertunduk diam,ia hanya menatap lemari yang berisi beberapa lembar pakaian itu. Lama ia terdiam ia pun mulai mengambil salah satu pakaian yang ada didalam lemari tersebut, namun saat menarik salah satu baju Sisi ia menemukan sebuah handphone yang Digo yakini milik Sisi yang ia sembunyikan, walau sempat berpikir itu tak berguna, namun ia tetap membawanyaDigo kembali kekamarnya, sunyi hal pertama yang menyambutnya, karna penghuni baru yang tadi ia tinggalkan sudah kembali memejamkan matanya. yah Sisi, wanita itu sudah tertidur dengan posisi meringkuk, ia tertidur sangat damai,tak ada sedikitpun beban yang nampak di wajahnya pucatnya, walau dengan nafas tergesa namun Digo tau perempuan ini sedang tertidur dengan nyaman.
Digo mendekat ke ranjang, setelahnya ia menarik selimut yang membalut tubuh Sisi secara perlahan dan kemudian dengan gerakan pelan ia memasangkan baju yang ia bawakan. setelah memasangkan baju itu, ia kembali menyelimuti tubuh sang istri sebelum akhirnya meninggalkan kamar tersebut.
🍃🍃🍃🍃🍃
Beberapa saat diruangan kerjanya, kini Digo tampak tengah mengambil handphone Sisi yang tadi ia cas. ada rasa ingin tau yang cukup besar dalam benaknya saat menemukan handphone tersebut. walau ia sendiripun tidak tau apa.
cahaya putih muncul dari handphone, menandakan ia berhasil dinyalakan. yang membuat Digo mengkerutkan kening adalah baru beberapa saat dibuka, banyak pesan yang masuk dengan nomor yang sama. Tanpa pikir panjang ia mulai membuka satu persatu pesan tersebut.
"Nak, Om minta maaf, Om terpaksa mengaku pada kaka mu kalau kamu sudah menikah, tapi sesuai pesanmu, Om mengatakan kalau kamu menikah dengan orang yang kamu cintai dan mencintai kamu"
"Tapi kamu pasti tau, kakakmu takkan percaya begitu saja bukan"
"ini om pakai nomor baru karna takut kalau pakai nomor sudah di hack kakakmu"Digo sedikit merubah ekspresinya mendengan kata hack, namun ia tetap melanjutkan membaca pesan lainnnya. Ekspresi wajahnya kembali tak terbaca saat sudah sampai ke pesan-pesan terakhir.
" Nak, kalau memang tak sanggup lagi dengan perlakuan laki laki bodoh itu, bilanglah pada Om,Om akan beritahu semuanya pada kakamu"
"Kakamu masih sama seperti dulu Nak, begitu peduli dan Om bisa pastikan ia masih sangat mencintaimu, jujur berat untuk membohonginya"
"jangan buang waktu dengan orang yang akan menyakitimu Nak"
"Sudah cukup orang tuamu yang memberi sakit, jangan biarkan orang lain melakukan hal yang sama"
"meski kakamu pernah meninggalkanmu,tapi sekarang ia datang untuk memperbaiki semuanya nak, kau berhak bahagia dengan orang yang mencintaimu, kau berhak dicintai"
"jangan lagi menyia nyiakan cintamu yang tulus untuk orang yang tak mencintaimu nak"
"kalau kau menyerah balas pesan Om"
" tak peduli Om bakalan dibunuh kakamu, balas pesan om jika kamu sudah tak sanggup lagi nanggung semuanya"itulah akhir pesan itu.Si ucap Digo lirih, lalu membuka galeri disana cuma ada beberapa foto dan vidio, Digo yakin bahwa semuanya salinan, melihat kapasitas poto dan vidio tersebut.
Membuka salah satu vidio mata Digo melebar, ia melihat 2 anak yang tengah bermain dengan riang, setelahnya juga memunculkan mereka saling bertukar makanan dan mainan dan terakhir ia melihat tatapan cinta dari anak laki-laki tersebut kepada anak perempuan itu. ia tau dengan pasti anak perempuan itu adalah istrinya. apa iya cemburu? jawabnya tidak, karna di vidio ini hanyalah anak kecil. namun yang membuat ia tak percaya adalah wajah anak laki-laki itu, wajah itu miliknya saat ia berumur sekitar 10 tahun, dan ia meyakini bahwa ia tidak pernah mengenal Sisi sebelumnya.
"Ya tuhan.Dirga"gumannya pelan sembari memegang kepalanya terasa berat, mencoba menormalkan otaknya, ia menyenderkan kepala di kursi dan memjamkan mata sembari memijit pelan keningnya.
setelah dirasa sedikit membaik Digo menyimpan Handphone milik Sisi di laci meja kerjanya lalu menguncinya rapat, seakan handphone istrinya itu adalah harta karun. setelahnya dengan langkah berat ia meninggalkan ruangan kerjanya tersebut.
🍃🍃🍃🍃🍃
Matahari sudah terbit namun Digo merasa badannya sangat dingin dan kepalanya semakin sakit ketimbang semalam, entah apa yang terjadi hanya ia yang tau. Sekarang ia sudah sampai kedalam kamarnya, ia menatap nanar tubuh Sisi dan wanita itu masih belum bangun. Digo pun tak berniat untuk membangunkannya.
Digo merebahkan dirinya di samping Sisi dengan posisi menghadap wanita tersebut, dengan posisi itu, ia dapat melihat jelas wajah damai yang dimiliki wanitanya tersebut. Dengan tangan sedikit gemetar ia mengelus pelan pipi Sisi dengan lembut
"Dirga!!benar katamu Si,aku seolah melihat diriku sendiri didalam vidio itu, tatapannya dan rasa ingin melindunginya sangat terasa, walau ia mengucapkannya diumur 10 tahun" guman Digo pelan, bayangan aura anak laki-laki itu melayang dibenak Digo, auranya sangat dingin walau ia mengucapkan kata-kata yang hangat untuk Huma, panggilan anak perempuan yang ada di vidio yang Digo tau itu istrinya.
"Aku tak sedikitpun takut dengan aura dinginnya, aku hanya takut jika suatu hari ia datang, kau lebih memilihnya dari pada ku" lanjutnya pelan
"aku tak pernah mengerti kenapa sekarang aku merasakan perasaan ini dan yang paling membuat sakit kepala adalah pertanyaan apakah selama ini kau selalu menerimaku dan tak membalas apapun karna kau melihat kakamu bukan aku" sambung hati Digo sembari memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta diujung Jalan
RomanceTentang sebuah Dendam yang berakhir dengan Penyesalan Tentang sebuah Cinta yang datang saat Perjalan sudah harus terhenti Tentang Cinta sejati yang tak terpisahkan Tentang Kebahagiaan Abadi yang tak hanya didunia Cerita sudah lama ditulis diig, dala...