PART 4

2.3K 208 1
                                    


.......***......

Seminggu sudah berlalu semenjak peristiwa tersebut, kini sisi rutinitas sisi hanya membantu beberapa pelayan yang ada dirumah ini, dan mengenai digo, ia tak terlihat lagi semenjak malam itu terjadi, malam dimana ia marah besar karna sisi membuatnya menunggu dan dimalam yang sama pula ia melakukan hal yang seharusnya tak dilakukan oleh suami terhadap seorang istri, malam dimana ia bertingkah seolah bajingan tengik yang memperkosa perawan, itulah yang ia lakukan terhadap istrinya.

Sisi yang mendapat perlakuan itu hanya bisa menangis didalam diam karna berteriakpun takkan ada yang mampu menolong, dan sesakit apapun itu ia hanya bisa terdiam dihadapan digo, ia tak ingin terlihat lemah karna itu akan menyulitkannya, topeng masa bodoh selalu ia tampilkan meski hanya Tuhan yang tau bagaimana hancur dirinya saat ini.

Memikirkan semua jalan yang begitu pelik, kadang ingin rasanya mengakhiri hidupnya namun hatinya tak mengizinkan.

.........***........

Malam ini Sisi tampak duduk ditaman kecil yang ada di pekarang rumah digo, dari pertama kali menemukan taman ini ia sudah jatuh cinta dengan taman tersebut, itulah mengapa ia akan selalu berada disana jika sudah merasa bosan berdiam diri ditaman.

"apa yang kau lakukan"suara tegas itu membuat sisi menoleh dengan cepat, mendapati digo tengah berjalan kearahnya, tak mau mendapat masalah ia pun segera berdiri dan hendak meninggalkan tempat ia duduk, namun langkahnya terhenti kala merasakan cengkraman kuat ditangannya.

"aku bertanya padamu bodoh"teriaknya marah membuat tubuh sisi gemetar.

"aku hanya duduk"

"lepas, sakit" ucap sisi berusaha senormal mungkin meski saat ini ia tengah ketakutan akan emosi digo.

"sakit" beo digo

"lalu apa yang kau lakukan selama dua hari ini, tanpa makan sedikitpun, apa kau pikir itu tidak akan membuatmu sakit"geramnya semakin menguatkan cengkramannya.

"daripada kau menyakiti dirimu sendiri lebih baik aku saja yang menyakitimu" sambungnyadan menyentak tangan sisi kuat lalu menyeretnya masuk kedalam rumah, sesampai didalam ia langsung menduduki kasar tubuh sisi diatas kursi.

"isi perutmu, jangan sampai kau merepotkan seisi rumah ini karna sakit, lagian apa kau pikir akan ada orang yang akan mengurusmu kalau sampai tubuhmu itu sakit"ucapnya dan ikut duduk disalah satu kursi diruang makan tersebut.

"jangan berpikir ini bentuk perhatianku, aku hanya tidak ingin kau merepotkan kami dan lagi pula aku tidak ingin mengeluarkan uangku hanya untuk pengobatanmu"ucapnya dingin dan mengambil air yang ada disampingnya.

"kau benar"guman sisi terdengar sendu membuat digo menoleh kearahnya

"sejak aku lahir bahkan sampai aku mati mungkin memang tak ada orang yang mau mengurusku, kalaupun ada pastilah orang yang kasihan padaku, dulunya aku sempat berpikir dan berhayal layaknya wanita biasa, aka ada pangeran tampan yang datang dan ma tinggal bersamaku, mengurusku kala aku sakit, menjadi sandaranku kala aku membutuhkan tempat bersandar, dan menjadi pelindungku kala aku membutuhkan perlindungan, berada disisiku sampai Tuhan memisahkan, namun khayalan tetaplah khayalan, takkan pernah menjadi nyata, karna kenyataannya sekarang adalah seseorang yang datang dengan dendamnya dan menghancurkan impian bodoh itu, dan kau tau, kesempatan terakhirku untuk mendapatkan seseorang yang peduli terhadapkupun hilang" ucap sisi menatap lurus kedepan

"bisakah setidaknya kau cukup menyiksa fisikku, jangan hatiku, karna setiap kata yang terucap dari mulutmu terasa menyakitkan untukku, bukannya sudah aku katakan, bunuh aku agar kau tak merasa direpotkan dengan keberadaanku disisimu" sambungnya sebelum akhirnya berlalu meninggalkan digo yang masih mematung ditempatnya, ada kata yang sarat akan makna dari ucapan sisi yang masih belum mampu ia artikan saat ini.

Cinta diujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang