Pagi itu tak jauh berbeda dengan pagi lainnya, gadis mungil tampak tengah bersiap-siap untuk pergi bekerja seperti hari biasanya, selesai menyiapkan diri ia pun kini memasukkan bekalnya kedalam tas kerjanya, namun saat hendak mengambil air, ketukan pintu membuatnya menghentian aktivitasnya, dengan tergesa ia pun berlari kedepan dan membuka pintu, melihat siapa yang tengah bertamu pagi-pagi, tak lupa membawa tas kerjanya yang telah berisi perlengkapan untuknya bekerja hari ini. Gadis mungi itu hanya seorang kasir di mini market yang tak jauh dari rumahnya, makanya untuk menghemat biaya ia selalu membawa bekal dari rumah.
Kening lengsung mengerut seakan tengah mengingat sesuatu saat melihat siapa yang ada di balik pintu tersebut, sorang pemuda tampan lengkap dengan stelan hitam legam membalut tubuhnya. Siapa orang ini pertanyaan itulah yang kini ada dibenak gadis mungil yang bernama lengkap Sisi Khumairah tersebut.
"maaf tuan, mau cari siapa" tanyanya pelan, alih-alih menjawab laki-laki tersebut malah menyodorkan map biru yang ada ditangannya.
"ayo ambil" gumannya datar saat Sisi masih mematung di tempatnya
"kau tuli" kali ini nada suaranya lebih keras menyadarkan Sisi dari lamunannya
"ah ya"
"maaf" ucap Sisi cepat lalu mengambil map biru tersebut
"baca" laki-laki itu kembali bergumam datar, mendengar itu tangan mungil Sisi langsung membuka map biru tersebut, tak butuh waktu lama baginya untuk mengerti apa yang tertera di dalam map tersebut, tubuhnya membeku sesaat, namun dengan cepat ia bisa mengendalikan dirinya dan bersikap senormal mungkin, meski tampang yang ia tampilkan tampak biasa, namun tidak dengan reaksi yang lain, tangannya tampak bergetar, menandakan ada sesuatu yang buruk didalam map tersebut.
"ada apa nona" ucap laki-laki tersebut sembari tersenyum remeh, ia sudah memperkirakan itulah reaksi yang akan ditampilkan oleh gadis mungil tersebut, karna memang seharusnya seperti itu pikirnya.
"kenapa terdiam" lanjutnya lagi, namun lagi-lagi tak ada jawaban membuat kesabarannya hilang dan mencengkram kuat kedua lengan gadis mungil tersebut, bukan mengeluarkan suara, gadis mungil tersebut hanya menggelengkan kepalanya kuat.
"aku takkan sanggup membayar hutang sebanyak ini" ucapnya gemetar membuat laki-laki yang tadi memberikan map itu tersenyum penuh arti. Isi dalam map tersebut adalah rincian hutang yang harus gadis itu bayar dan jumlahnya tidaklah sedikit, ditambah lagi dengan kondisinya saat ini, bahkan seluruh hidupnya ia habiskan untuk bekerja takkan sanggup membayar setengah dari hutang tersebut.
"jika begitu kau hanya mempunyai dua pilihan" ucap laki-laki itu penuh kemenangan dan melepaskan cengkramannya.
"pilihan pertama penjara" dan pilihan kedua ucapnya sengaja mengantungkan omongannya
"menjadi ratuku, melayaniku kapan aku membutuhkanmu dan aku akan memenuhi apapun keinginanmu sebagai imbalannya" ucapnya kali ini tersenyum remeh
"Melayanimu??" ucap sisi dengan senyum dibibirnya membuat laki-laki yang biasa di panggil Digo tersebut tersenyum penuh kemenangan, sepertinya sekenarionya akan berjalan sesuai dengan apa yang sudah disusunnya.
"dalam arti kata menjadi Pelacurmu" ucapnya terdengar mencemooh membuat seorang Digo Alexander mengepal kuat tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.
"jika benar begitu, maka pilihan pertama jauh lebih menarik bagiku tuan" sambungnya menampilkan senyum dinginnya, meski jawaban gadis didepannya jauh dari apa yang ia harapkan, namun Digo masih menampilkan senyum remehnya
"jangan muafik nona, aku menjanjikan kemewahan"
"disampingku, kau akan bisa kembali hidup seperti dulu, gaun mahal, tas bermerek, perawatan dan juga kasih sayang dari laki-laki tampan didepanmu ini" ucapnya angkuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta diujung Jalan
RomanceTentang sebuah Dendam yang berakhir dengan Penyesalan Tentang sebuah Cinta yang datang saat Perjalan sudah harus terhenti Tentang Cinta sejati yang tak terpisahkan Tentang Kebahagiaan Abadi yang tak hanya didunia Cerita sudah lama ditulis diig, dala...