9. Janji 🌱✨

24 10 13
                                    

Terkadang memang kenyataan tak sesuai harapan, tapi, percayalah. Rencana Tuhan lebih baik dari rencana mu

~Azarannie

Happy Reading

Kenaikan kelas.
Kenapa waktu begitu cepat berjalan? Rasanya baru kemarin aku menginjakkan kaki di SMP ini. Lalu, tahun depan aku sudah harus meninggalkan sekolah ini.

Banyak hal baru yang aku temukan di sini. Termasuk teman. Aku mengenal 2 teman lagi yang akhirnya masuk ke dalam circle persahabatan ku.
Mereka adalah Devan dan Zella.

Senang sekali rasanya mempunyai banyak teman.
Saat ini aku sedang duduk seorang diri di bangku taman belakang sekolah sambil membaca raport hasil belajar ku. Tak ketinggalan, aku juga menceritakan pencapaian ku kepada diary ku. Menulis diary adalah sesuatu yang tidak dapat aku pisahkan dari hidupku.

"Baa!" seseorang mengagetkanku.

Aku menoleh. "Felicia?"

Ia duduk di sampingku. "Kagetan banget. Haha lucu sekali kamu kalau kaget," ledeknya.

"Aishh nggak lucu ya, Fel," dengusku.

"Jangan ngambek dongg, udah gede juga." ujar Felicia lalu mengambil raport ku begitu saja. "Aku mau lihat, ya?"

Aku mengangguk.

Aku menyimpan buku diary ku ke dalam tas kecil yang ku bawa. Lalu aku menatap Felicia.

Tunggu, aku belum pernah merasakan ini sebelumnya. Teduh sekali. Netra hitam itu benar-benar teduh. Ditambah senyuman manis dari bibir tipisnya itu, semakin memperjelas kecantikan gadis yang ada di depanku saat ini. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari gadis yang menjadi sahabatku sejak kecil ini.

Plak...

"Azriel!"

Aku terkejut ketika mendapatkan tamparan darinya. "Ahh iya?"

"Baru denger? Aku panggil kamu berkali-kali nggak nyaut."

"Ahh maaf," ucapku dengan nada lirih.

"Azriel mah sekarang ngeselin." Felicia lalu mengembalikan raport ku dan berdiri. "Aku mau pulang aja."

"Eh, tak semudah itu," godaku.

"Apalagi?" raut wajahnya berubah kesal. Kenapa dia sangat menggemaskan?

"Azriel!"
"Kamu kenapa melamun?" tanyanya.

Kenapa aku jadi gugup?

"Ah engga kok, Fel."

"Aneh, kamu kenapa sih?"

"Engga ada apa-apa, sekarang aku yang mau tanya sama kamu."

"Apaa?"

"Kenapa kamu bisa tiba-tiba muncul di sini? Kamu buntutin aku, ya?" tanyaku.

Felicia nampak kesal. "Enak aja! Tadi aku niatnya mau foto, udah bawa tripod juga, eh ada kamu di sini, yaudah sekalian aja." Ia lalu merogoh tas ranselnya. "Nih, tolong fotoin aku," ucapnya sambil memberikan sebuah kamera.

"Katanya mau pulang?" tanyaku.

"Aish."

Aku menerima kamera itu. "Buat apa fotonya?"

"Kenang-kenangan ajaa."

"Oke," jawabku singkat.

Beberapa jepretan Felicia sudah aku ambil. Lucu sekali, aku menyukai posenya yang menggemaskan itu.

Falling Apart (Spin Off Alverissa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang