11. Asal mula 🌱✨

13 7 1
                                    


Aku takut merasakan kehilangan lagi, tolong tetap bersamaku
~Azriel

Happy Reading

Komunitas yang kami dirikan telah berjalan kurang lebih dua tahun. Semuanya lancar seperti harapan kami semua. Kami juga sudah masuk SMA sekarang. Bahkan sebentar lagi akan menduduki bangku kelas 11. Walaupun pendidikan semakin tinggi dan kegiatan semakin banyak, itu semua tidak menyurutkan semangat kami untuk terus mengembangkan komunitas ini.

Orang-orang juga sudah sangat mempercayai kami. Ahh senang sekali rasanya. Ini impian ku sejak kecil. Ingin mendirikan sebuah tempat belajar bagi mereka yang tidak mampu.

Semakin hari, semakin banyak teman-teman sebaya yang tergabung dalam komunitas kami. Tetapi, karena banyak yang suka memakai moge, komunitas kami dianggap gang motor oleh masyarakat sekitar.

Saat ini kami semua sedang berkumpul di dalam gedung. Anak-anak sudah pulang sedari tadi sore. Kebetulan, pekerjaan ku libur hari ini. Jadi, aku bisa ikut berkumpul bersama mereka. Hitung-hitung healing setelah melewati ulangan akhir semester.

Alvero yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba duduk. "Guys, main truth or dare, yok!" ajak Alvero selalu ketua komunitas ini.

"Gass!" sahut Ervan.

"Mulai!" ucap Kenzo seraya memutar aplikasi truth or dare di ponsel nya.

Aplikasi iku berputar dan berhenti di nama Alvero.

"Wahh ketua kita" ucap Devan.

"Siapa yang mau ngasih pertanyaan?" tanya ku.

"Aku deh," sahut Camella.

"Oke." jawab ku

"Truth or dare?"

"Truth."

"Tipe cewe kamu kayak gimana?"

"Pertanyaan bagus, sayang," ucap Devan.

"Iya dong."

Alvero tampak berfikir. Tak lama kemudian, dia menjawab. "Lucu."

"Hah? Udah itu doang?"

"Iya. Ayo lanjut."

Aplikasi itu kembali berputar. Kali ini berhenti di nama Kenzo.

"Asem," ucap Kenzo.

"Siapa nih yang ngasih pertanyaan?" kali ini Felicia yang bertanya. Haha Felicia sudah berstatus sebagai pacar Kenzo sekarang.

Ervan tampak mengangkat tangan tanpa berbicara.
"Oke silahkan, Van," ucapku

"Truth or dare?"

"Dare."

"Kalo gue tantang balik mau nggak, Zo?" tanya Ervan seraya menatap Kenzo lekat.

"Apaan lu, Van? Jangan bikin gue takut."

"Hahaha, kasih tantangan buat semua anggota."

"Hahh kenapa jadi gue yang harus mikir tantangan? Kan gue yang milih dare."

"Lakuin aja."

Seketika ruangan itu hening. Hanya suara rintik gerimis di atap gedung saja yang menemani kami malam itu.

"Minum?" ucap Kenzo.

Sontak, seisi ruangan langsung tersentak. Memasang ekspresi tidak percaya, kaget dan masih banyak lagi.

Bagaimana bisa seorang Kenzo yang merupakan anggota teladan itu memberi tantangan yang tidak masuk akal?

"Zo?" panggil ku.

Falling Apart (Spin Off Alverissa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang