4

1.4K 69 0
                                    


"dua bayi sekaligus? ini akan sangat menyenangkan" gumam John lirih

_____________________________

dalam kamar Lui sudah terdapat sang pemilik kamar dengan sahabat kesayangannya yang masih terlelap diatas tempat tidur Lui yang cukup besar

"eunghh.." lengguh Kevin matanya menyipit menyesuaikan cahaya lampu yang tiba-tiba masuk pada matanya, setelah beberapa saat barulah kesadaran Kevin penuh dan segeranya Kevin melotot dengan keadaanya saat ini

"lah perasaan tadi gw diruang bermain kenapa tiba-tiba gw ada dikamar?? Lui!! bangun!! masih merem aja lo" ucap Kevin sambil menggoyangkan badan Lui pelan

"apa sih paahh, Lui masih ngantuk 5 menit lagi" gumam Lui pada Kevin yang dia kira adalah papanya

"papah papahh, gw Kevin anjir.. bangun!" jawab Kevin sambil memukul pelan pantat bulat Lui

"aaww..!!" pekik Lui dan kemudian membuka matanya

"anjir lo Vin sakit nih pantat gw! main tabok aja" kesal Lui menatap tajam Kevin

"bentar dulu lo jangan marah-marah, ini pikirin nasib kita gimana?? kita udah ketahuan nihh gw takuutt" keluh Kevin gusar memikirkan hukuman-hukuman apa yang akan dia dapat belum lagi kalau papa Gilbert akan melaporkan kenakalannya pada daddynya bisa gawat buat Kevin

mendengar ucapan Kevin membuat Lui panik dia lupa kalau tadi dia habis main kabur-kaburan dan dengan cepat Lui melihat tangannya bekas infusan sudah terpasang plester luka bergambar beruang itu tandanya dia sudah ketahuan melepas infusannya (walaupun enggak sengaja sih)

ditengah kalutnya pikiran kedua bocah gemas itu terdengar suara pintu terbuka, secara bersamaan mereka menoleh kearah pintu dan menemukan Gilbert dengan ketiga putranya

tatapan tajam langsung diterima oleh keduanya dari Gilbert

"sudah bangun anak-anak nakal?" suara rendah Gilbert memecah keheningan dikamar Lui

"p..pah" seru Lui pelan

"siapa yang ingin menjelaskan kejadian tadi? kenapa Kai bisa terkurung dikamar ini? kenapa selang infus yang masih setengah tadi tergantung begitu saja? kenapa ada bercak darah disprei kasur ini? eum.. Lui? Kevin?" jelas panjang Gilbert dan menatap dingin Lui dan Kevin bergantian

"eum.. g-gini pah tadi Kevinkan mau lihat Lui terus Lui ternyata udah bangun, jadi saking senengnya Kevin peluk Lui kekencengan jadi gak sengaja infusnya Lui lepas sampe berdarah. maaf ya pah Kevin gak sengajaa.." jelas Kevin dengan suara lirih diakhir karena tiba-tiba rasa bersalah muncul dihatinya

"Lui?" sebut Gilbert dan menatap putra bungsunya lekat

"enggak kok pah bukan salah Kevin tadi Lui aja yang gak sadar kalo masih diifnus terus Lui juga seneng banget tadi Kevin dateng jadi ya gak sengaja sampe kelepas" jelas Lui pada papanya

"lagi?" sebelah alis Gilbert terangkat dengan tatapan menuntut kepada kedua anak didepannya ini, sebenarnya Gilbert sudah mendapat penjelasan dari Kai tapi dia ingin mendengar langsung dari Lui dan Kevin

Lui dan Kevin saling tatap dengan tangan saling bertaut dan dengan memberanikan diri Lui membuka suaranya

"a-anu pah kalau soal om Kai, sebenarnyaa.. sebenarnya kita tadi takut kena marah kalau kalian tahu infusnya lepas, jadi kita jebak om Kai buat dikunciin dikamar Lui terus Lui kabur deh sama Kevin" jelas Lui pada Gilbert

Gilbert memejamkan matanya sejenak guna mengontrol emosinya, sungguh kelakuan anaknya ini diluar batas kemampuan bersabar Gilbert. Disisi lain Lui dan Kevin sudah ketir-ketir karna mereka tau papanya sedang menahan emosi

"kalian urus adik-adik kalian" ucap Gilbert singkat kemudian kelur dari kamar Lui tanpa menoleh sedikitpun pada kedua anak itu

mendapati Gilbert seperti itu membuat Lui dan Kevin diam membeku rasa bersalah dan takut bergelut menjadi satu, tidak ini tidak boleh terjadi papanya tidak boleh mendiaminya seperti ini. Mereka lebih suka dimarahi daripada didiami Gilbert seperti ini karna itu membuat perasaan mereka jauh lebih sakit

"p-papaa" panggil keduanya kepada sang papa saat pungguh Gilbert tidak lagi terlihat diambang pintu, kedua mata bulat mereka berkaca-kaca mereka takut

"sudah berapa kali abang bilang jangan nakal Lui Kevin, tapi kalian tidak mendengarkan abang? inilah akibatnya papa sudah tidak peduli dengan kalian, itukan yang kalian mau?? bebas melakukan apapun tanpa dimarahi? nikmatilah sekarang.." ujar Theo dengan muka serius miliknya, Theo sengaja berkata demikian agar kedua adiknya ini semakin merasa bersalah dan berfikir ulang kalau ini berbuat nakal

Lui dan Kevin yang mendengar perkatan Theo menggeleng ribut dengan air mata yang sudah banjir dikedua pipi. Bukaann! bukan seperti ini yang mereka mau

"e-engggakk ab-abaangg Lui enggak mauuu hiks, Lui mau papaaa hikss.." dengan cepat Lui turun dari kasurny dan ingin mengejar sang papa tapi sebelum kaki Lui menyentuh lantai badannya sudah dibawa dalam gendongan oleh John

"sshtt.. sudah biarkan papa sendiri dulu, badanmu kembali panas Lui" ujar John menenangkan Lui yang terus memberontak dari gendongannya dan mengusap dahi berkeringan Lui dengan tangannya

disisi lain Kevin juga sudah menangis, saat Devon ingin mendekat tiba-tiba sebuah tangan besar mendahuluinya untuk mengendong Kevin dan ternyata itu adalah Dikta daddy Kevin yang ternyata sudah sampai dimansion Va Onkar karena memang tadi ketika dua bocah itu tidur Gilbert segera menghubungi sahabatnya itu untuk kesini

"ddady-y.. papa Gilbert.. papaa marah sama Kevin hiks.. Kevv Kevin.. daddy huaa.." adu Kevin seadanya pada Dikta dengan mata penuh air mata kemudian memeluk erat daddynya itu

Dikta yang melihat anaknya tersedu-sedu hanya bisa mengelus punggung Kevin kemudian berlalu dan segera pulang ke mansionnya sendiri

"daddy pulang dulu, terimakasih sudah menjaga Kevin" ujar Dikta pada ketiga anak Gilbert

tidak ada jawaban melainkan anggukan kecil dari ketiganya. Setelah Dikta dan Kevin pulang menyisakan Lui yang masih menangis tapi tidak sekencang tadi hanya isakan kecil yang terdengar karna jujur saja Lui sudah diambang kantuknya ditambah kepala yang semakin berat itu Lui rasakan

"hiks papaa.." racau Lui ditengah tidurnya, anak itu kembali demam karena terlalu lama menangis dengan pikiran bersalah yang menghantuinya

"tenang boy abang disini.. tidur lagi yaa" John menengkan kemudian mengusap lembut pipi bulat Lui yang kembali memerah

inilah yang paling dibenci oleh keluarga Va Onkar dia tidak bisa melihat bungsunya sakit, kalau ada yang menanyakan dimana mama Lui. Katarina sedang mengurus penghianat di salah satu cabang butik miliknya.



*terimakasih sudah mau membaca cerita ini hehe

Luizen Va OnkarWhere stories live. Discover now