23

1K 59 3
                                    

"papa, mama. Abang Lui minta maaf.."

"papa!"

"mama cantik, mama Lui yang paling Lui sayang.. Lui minta maaf yaa, Lui gak maksud buat mama khawatir"

"bang Dev, bang Jo..."

"aaaaaaaahhhhh jangan cuekin Luiii hiks... abang Theo bantuin hiks" tangis Lui keluar dirinya sungguh tidak kuat diacuhkan seperti ini

Dia tadi hanya bercanda tapi kenapa malah seperti ini, bahkan jam sudah menunjukkan jam makan siang tapi tidak ada satupun keluarganya yang mau membantunya makan

Tangannya tidka sampai untuk mengambil makan siangnya dan juga badannya masih sedikit pegal-pegal dan perih dibeberapa bagian

"hiks.. maaf jangan gini hiks.. Lui gak suka" lirihnya menyesal benar-benar menyesali perbuatannya

Sebenarnya anggota keluarga yang lain tidak tega melihat Lui namun mereka ingin memberikan pelajaran pada sang bungsu yang sudah membuat mereka khawatir sekali

Cklek!

"KAKEKK HUAAA HIKS" tangis Lui mengeras ketika melihat atensi sang kakek yang memasuki ruang inapmya

"kenapa boy? Kenapa menangis?" tanyanya pelan padahal dirinya sudah tahu apa yang terjadi sebelumnya. Dirga marah namun ini adalah kesempatan untuk memonopoli sang cucu kesayangannya

Dirge mengangkat Lui dalam gendongannya perlahan takut melukai Lui lagi, mengusap pelan punggung sang cucu yang terlihat semakin kecil

"Lui sudah makan" tanyanya lagi

Lui menggelengkan kepalanya dan masih terus menangis karena mengingat keluarganya yang acuh pada dirinya

"kakek semua marah sama Lui hiks.. Lui minta maaf kakek hiks.." gumamnya pelan

"iya nanti kita bicara sama mereka tapi sekarang Lui makan dulu abis itu minum obatnya biar cepet sembuh

Devon yang sedari tadi melihat sebenarnya ingin membantu Lui, dia sangat senang ketika adik kecilnya sudah bangun dari tidur lamanya

Dirga melihat tatapan Devon pada Lui dia tahu apa yang dipikirkan cucunya yang satu itu kemudian senyum jahil terbit dikepala Dirga terbit sebuah ide seru

Dirga segera mendudukan Lui kembali namun tidak benar-benar terduduk dan membuat Lui bisa saja terjatuh

"aahh!!"

"adek!!" teriak Devon kemudian berlari menggapai tubuh sang adik dan membawanya duduk dipangkuannya

"kakek mau buat adek aku celaka hah!!" teriak Devon sembari menatap nyalang sang kakek yang malah tersenyum geli padanya

"adek gak papa? Ada yang sakit?" Tanya Devon kepada Lui

"eng-nggak ada abang"

"abang.. udah gak marah sama Lui?" lanjut Lui sangat pelan takut membuat abangnya marah lagi

Devon langsung membawa Lui kedalam dekapannya memeluknya erat membubuhkan kecupan ringan pada pelipis Lui

"abang gak pernah marah sama Lui, tapi jangan kaya tadi ya.. abang sedih abang takut" ucapnya jujur

"iya Lui janji, Lui maaf ya abang?" ujar Lui sembari mendongak menatap wajah tampan sang abang dari bawah

Cup!

Cup!

"iyaa" jawab Devon setelah mengecup pipi dan hidung Lui gemas

Cup!

"makasih abang"

"LUI!/ADEK!!" teriak mereka semua ketika melihat Lui mencium bibir Devon dengan senang

Luizen Va OnkarWhere stories live. Discover now