"..sshh ahhh" ringisan demi ringisan terdengar dari bilah bibir mungil Lui yang saat ini sedang diobati oleh Juan dengan sedikit kasar
Juan sangat marah ketika melihat Lui berdekatan dengan Leon bahkan baru beberapa hari saja Lui sudah mendapatkan banyak luka. Ingin rasanya Juan menghabisi Leon detik ini juga
"arghh abang pelan sakit" melas Lui dengan mata yang sudah berkaca-kaca campuran antara rasa takut dan sakit yang muncul secara bersamaan
"ck! Siapa suruh nakal?"
"bukankah abang sudah pernah ingatkan untuk menjauh dari anak itu? Tapi apa? Abang tidak suka Lui yang nakal dan pembangkang" omel Juan membuat Lui semakin menundukkan kepalanya dalam
"maaf abang" lirih Lui
"coba sini lihat abang" perintah Juan yang tidak ditanggapi oleh Lui anak itu terlalu takut melihat abangnya
Melihat keterdiaman Lui membuat Juan merasa bersalah, dia sadar bahwa tadi dia terlalu keras dan kasar pada Lui karna dia terlampau emosi
"Lui" panggil Juan lembut sembari mengelus pipi Lui pelan dan membawanya untuk menatap wajahnya
"shit!!" umpat Juan dalam hati melihat wajah gemas Lui wajah yang memerah dengan air mata yang mengalir dia tidak kuat
"maaf ya, apa sakit?" ujar Juan dengan mengelus sudut bibir Lui yang terluka
"eung" jawab Lui sambil mengangguk lucu
BRAK!
Pintu ruangan itu dibuka kencang oleh Gilbert yang menunjukkan wajah murkanya yang sangat mengerikan membuat Lui berjenggit kaget dan langsung bersembunyi dibelakang Juan
"kemari Luizen Va Onkar" nada dingin Gilbert menyapa gendnag telinga Lui, dia semakin mengeratkan pegagangannya pada seragam Juan
"aduh bahanya nih gw udah panggil nama lengkap lagi bakalan selamet gak ya gw" gerutu Lui dalam hati
Mendengar itu Juan menggeser tubuhnya guna memperlihatkan Lui yang sembunyi dibelakangnya dan terpampanglah Lui yang menunduk dalam enggan menatap sang papa
Gilbert mendatangi Lui kemudian berjongkok menyamakan tinggi dengan sang anak tangannya dibawa menyentuh wajah Lui sedikit mengangkatnya untuk melihat keadaan sang anak
Ruam kemerahan pada dagu Lui serta sudut bibir yang terluka dan berdarah membuat Gilbert mengeraskan rahangnya
"kau tidak mendengarkan ucapan papa kemarin Lui? Kau sudah berani melawan papa?" ucap Gilbert dingin pada Lui
Mendengar itu Lui menggelengkan kepalanya ribut, dia tidak bermaksud nakal dia hanya ingin berteman dengan Leon apakah itu salah? Lagian ini juga tidak sengaja kenapa mereka sangat marah padanya
"ucapkan selamat tinggal dengan sekolah umummu Lui" final Gilbert kemudian berdiri
Mata Lui membola tidak ini tidak boleh terjadi
"papa enggak!! Papa Lui minta maaf Lui janji gak bakal nakal lagi, papa jangan ginii Lui gak mau Lui gak sukaaa hiks" Lui memeluk erat Gilbert sambil terisak
"keputusan papa sudah bulat, papa tidak percaya lagi padamu" ucap Gilbert dingin dengan melepaskan pelukan sang anak tapi Lui semakin erat memeluknya
"papa hiks gak mauu.. Lui mau disinii, Lui janji bakal nurut sama papa hiks.. jangan homeschooling papaa hiks Lui gak mauuu!!" racau Lui teredam karena pelukannya pada Gilbert
"papa juga gak suka kalau Lui luka kaya gini"
"Lui janji gak akan luka lagi papa hiks" ucapnya sambil mendongak menatap sang papa
YOU ARE READING
Luizen Va Onkar
RandomHanya bercerita tentang Luizen, anak berwajah imut dan menggemaskan dengan pipi cabi dan bibir mungil merah mudanya itu. Mungkin kalian akan terpesoan saat pertama kalo melihat wajahnya tapi jangan kaget ketika kalian sudah meilaht sifatnya yang seb...