Peramal

748 76 4
                                    

Sudah menjadi rutinitas paginya kali ini Felix menemani Changbin untuk bekerja di cafenya. Menurut Felix, setelah beberapa harinya ia habiskan bersama Changbin, Changbin memiliki banyak bisnis kecil yang ia kembangkan. Cafe ini merupakan salah satu dari sekian bisnis yang ia miliki.

Pagi itu, setelah cafe dibuka oleh karyawan, seperti biasa, Changbin mengecek persediaan stok. Mulai stok biji kopi, daun teh, sirup, perasa, dan lainnya. Ia juga mengecek sisa bomboloni kemarin yang sudah dicatat (karena sisanya sudah dijual setengah harga ketika mendekati cafe tutup).

Setelah Changbin selesai, ia akan mengajak Felix pergi ke warehouse miliknya yang ternyata tidak jauh dari cafe miliknya. Sambil menyetir mobil, Changbin membuka percakapan,

"Kau ingin makan sesuatu nanti siang?" tanya Changbin.

"Aku ikut hyung saja," ujar Felix.

Changbin terkekeh. Dia sebenarnya ingin mencari tahu apakah Felix mengincar dirinya karena dia mate nya atau hanya mengincar darahnya saja. Namun sepertinya, vampir ini dengan sopan menjaga batasan untuknya agar dirinya tetap nyaman.

"Baiklah, kita lihat nanti siang," ujar Changbin.

Mobil Changbin berhenti di depan sebuah warehouse tua yang cukup besar dengan hiruk pikuk orang serta kendaraan pengangkut yang keluar masuk area tersebut.

"Itu semua karyawanmu?"

Changbin mengangguk. Namun, sesaat kemudian, mata Felix menangkap pergerakan seseorang yang menurutnya aneh. Ketika Changbin hendak keluar dari mobilnya, Felix menahan pergerakan Changbin.

"Tunggu,"

Changbin menoleh ke arah Felix, "Ada apa?"

Felix menunjuk ke arah pemuda berambut pirang yang sepertinya tengah berbicara dengan penjaga di sana.

"Siapa dia?"

Ekor mata Changbin mengikuti arah jari telunjuk Felix mengarah.

"Dia? Bang Chan, dia kebetulan part-time di sini," jawab Changbin.

Bang Chan? Bang Chan si ketua kelas itu?

Mengapa dia tidak merasakannya saat pertama kali masuk ke kelas Jisung?

"Aku melihat tanda kepemilikan vampir dari sini. Kau seharusnya tau sesuatu tentangnya," ujar Felix.

"Tidak,"

Felix terkejut mendengar respon Changbin yang sangat cepat. Bagaimana bisa seorang peramal seperti Changbin yang bisa menebak jati dirinya serta saudara-saudaranya, tetapi tidak bisa menebak manusia yang ada di dekat mereka saat ini.

"Ada sihir pembatas. Aku selalu dihajar balik setiap berusaha memasuki ruang pikirnya," ujar Changbin.

Sihir pembatas?

Felix tenggelam dalam pikirannya. Changbin yang melihat itu, hanya mengendikkan bahunya, tidak peduli. Ia keluar dari mobil. Hal itu membuat Felix sedikit was-was ketika Changbin tiba-tiba keluar begitu saja.

Tapi di satu sisi, dirinya merasakan adanya resiko tinggi yang akan menghampirinya jika dirinya keluar.

Bagaimana jika dugaan Felix benar? Bagaimana jika Chan adalah mata-mata musuh?

Bagaimana jika Changbin diincar saat ini? Seperti Jisung yang diincar oleh musuh-musuh keluarganya?

Akhirnya, Felix memutuskan untuk keluar dari mobil Changbin, yang jeleknya mobil itu sudah dikunci lebih dahulu oleh Changbin.

Mengapa Changbin menguncinya?

Dia bisa saja keluar begitu saja dari mobil. Namun dengan kondisi ramai seperti ini, pergerakannya akan sangat mencolok. Belum lagi jika ia memaksa membuka pintu mobil ini, alarm mobilnya pasti akan berbunyi.

Mine - Minsung, Changlix, HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang