Kejutan

738 77 4
                                    

Selesai mandi, Minho keluar hanya dengan berbalut handuk yang menutupi bagian bawahnya saja. Ia biarkan tubuh bagian atasnya terekspos, menampilkan bentuk tubuh yang proporsional.

Sedangkan sang mate, Jisung, acuh tak acuh dan asik menyibukkan diri dengan tontonan yang ada di ponsel pintarnya. Minho mendekat ke arah Jisung, ia ambil ponsel tersebut dan melihat apa yang ada di dalamnya.

"Ah! Jangan---"

Belum rampung kalimat yang keluar dari mulut Jisung, ia langsung balikkan badan ketika menatap tubuh polos si vampir. Minho dengan tenang memainkan ponsel milik Jisung.

"Nih, ponsel kamu,"

Minho menimang-nimang ponsel Jisung di tangannya, tidak langsung memberikannya pada tupai kecil itu. Dengan masih membelakangi Minho, Jisung arahkan satu tangannya ke depan yang lebih tua.

"Kemarikan, letakkan di tanganku," ujar Jisung.

"Ini,"

Bukannya tanpa mendekatkan ke telapak yang lebih muda, Minho malah dengan jahil menjauhkan ponsel itu setiap Jisung berusaha menggapainya. Hal itu membuat Jisung berdecak kesal karena tak kunjung mendapatkan ponselnya kembali.

"Ish, berikan kepadaku pak!"

Minho menaikkan kedua alisnya dan tersenyum.

"Tatap aku dulu," ujar Minho.

"Pakai bajumu dulu kalau begitu!" seru Jisung.

Minho yang tidak sabaran akhirnya meletakkan ponsel Jisung dan menarik lengan Jisung ke arahnya. Dengan sekali tarikan, tubuh kecil itu berhasil menghadapnya. Oh, lihatlah wajah itu. Wajah Jisung memerah karena malu.

"Kekeke...kau kenapa?" tanya Minho.

"S-udah kukatakan...pakai bajumu," ujar Jisung sambil memalingkan wajah.

Minho yang mendengar itu hanya bisa terkekeh. Ia tarik tangan yang lebih muda untuk lebih mendekat ke arahnya. Minho curi kecup pipi Jisung yang memerah. Kemudian, ia lepaskan genggamannya pada tangan Jisung dan beranjak ke walk-in closetnya.

Satu tangan Jisung memegang pipinya yang panas, sedangkan tangan satunya memegang dadanya yang berdebar kencang.

"Ah...dasar pak tua..." geram Jisung.

Minho muncul dari balik walk-in closetnya. Ia duduk di samping ranjang, dengan Jisung yang masih memalingkan wajah ke arahnya.

"Sudah, sudah, dirimu terlihat aneh ketika salah tingkah seperti ini," ejek Minho.

Jisung menatap marah ke arah Minho. Minho buka buku catatan Jisung yang masih tergeletak di ranjang, "UAS mate Hyunjin sudah selesai, kamu belum?"

"Besok terakhir, MK nya pak Minho," ujar Jisung.

"Oh....masih berani marah sama saya? Atau mau langsung saya kasih D?" tanya Minho.

Mendengar penyebutan kalimat yang tiba-tiba formal, tiba-tiba membuat Jisung panik.

"Hehehe...tidak pak. Saya belajar kok ini. Saya juga tidak minta bocoran soal kok ke bapak," ujar Jisung memohon.

"Oh, kamu mau bocoran soal juga? Saya coret lho nama kamu, Han Jisung," ujar Minho masih melanjutkan godaannya.

"Pak, sudah..." ujar Jisung dengan wajah memelas.

Minho tertawa kecil mendengar suara Jisung yang begitu lirih.

"Kamu tidak usah belajar. Besok open book, percaya sama saya. Kalau kamu catatannya benar, bisa jawab kok pasti," ujar Minho.

"Ada hal serius yang harus kita bahas malam ini. Ikut saya," ujar Minho.

Mine - Minsung, Changlix, HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang