Persiapan

667 66 6
                                    

Hari kelima dari tujuh hari penangguhan.

"Hawa mencekik apa ini?"

Felix merasakan tenggorokannya benar-benar kering. Di sisi lain, Changbin melihat Felix yang tengah memegang lehernya dengan wajah mengernyit. Ia bangun dari ranjang dan berjalan ke arah kekasihnya.

"Ada sesuatu?"

Felix mengendikkan bahunya. Menatap Changbin dengan penuh harap. Changbin yang paham dengan ekspresi milik Felix, menariknya masuk ke dalam dekapan.

"Minumlah,"

Changbin mengarahkan kepala Felix menuju perpotongan lehernya. Sang submisif menghirup dalam-dalam aroma manis sang mate, beberapa detik kemudian, taringnya sudah menancap sempurna di leher Changbin.

"Mnghh---"

Changbin melenguh. Ia merasa jantungnya memompa dengan cepat, aliran darahnya berlarian dua kali lebih cepat di dalam tubuhnya. Membuat kepalanya pening untuk sesaat.

Tiba-tiba, Changbin melihat kilasan masa depan. Dia melihat sesuatu yang buruk akan terjadi. Ia mengusap lembut surai blonde milik Felix, memintanya untuk berhenti sejenak.

Felix mengangkat kepalanya, ia jilat dan kecup sekilas bekas lukanya pada leher Changbin. Changbin menariknya dan mendudukkan sang vampir di pangkuannya.

"Aku melihat sesuatu. Sesuatu yang buruk,"

"Apa itu?" tanya Felix.

"Aku...aku melihat kakakmu, Hyunjin di sisi Kim Seungmin,"

---

Felix lebih memilih untuk bungkam. Dia masih percaya, bahwa masa depan yang dilihat oleh Changbin masih bisa berubah. Oleh karena itu ia memutuskan untuk pergi ke kamar kakaknya. Melihat Felix yang sedikit panik, Changbin menarik lengan vampir tersebut, menahannya untuk tetap di kamar.

"Tidak. Kau bisa dibunuh olehnya,"

"Kau melihatnya juga, hyung?" tanya Felix.

"Aku tidak tahu apa yang membuat Hyunjin berpihak pada Seungmin. Tapi yang jelas, akan ada sesuatu," ujar Changbin.

Changbin menarik Felix dan mendudukkannya kembali di atas pangkuannya.

"Kau bisa mempercayai Minho-hyung. Tapi untuk saat ini, jangan dekati Hyunjin. Aku memohon sebagai mate mu," ujar Changbin sambil menyembunyikan wajahnya di bahu Felix.

Felix sadar, mereka hanya memiliki satu sama lain saat ini. Mereka tidak bisa mempercayai yang lain. Belum lagi hawa menusuk aneh yang sedari tadi dirasakan oleh Felix.

"Aku ingin kau berjanji padaku satu hal, hyung," ujar Felix.

Hening menyelimuti kedua pemuda itu sesaat. Felix mengalungkan tangannya pada leher Changbin.

"Aku ingin kau...mulai sekarang, jangan beritahu apapun tentang ramalan yang kau lihat," lanjut Felix.

Changbin membulatkan matanya. Ketika hendak berucap, mulutnya lebih dulu ditutup oleh Felix dengan jari telunjuknya.

"Hyung, aku ingin menyuntikkan racunku padamu,"

Changbin mendongak. Racun?

"Aku harap itu bisa membuatmu hidup lebih lama, jika aku tidak selamat nanti,"

Changbin mengerjapkan matanya sesaat. Apa maksudnya?

"Racun itu untuk apa?" tanya Changbin.

"Agar kau hidup lebih lama," jawab Felix.

"Lalu...kau tidak ingin hidup lama bersamaku?" tanya Changbin.

"Aku ingin, hyung. Aku ingin bersamamu," jawab Felix.

Mine - Minsung, Changlix, HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang