Sendu

739 74 2
                                    

"Hiks..."

Suara isak tangis memenuhi kastil milik trio vampir tersebut. Tepat ketika mereka datang, Felix, tanpa memepedulikan dirinya yang terluka, meraih tubuh Changbin dan memeluknya erat. Ada satu titik hitam di perut Changbin. Beruntungnya adalah, sepertinya Changbin berhasil menghindar sebelum tertusuk dahan atau ranting dengan diameter yang lebih besar.

"Changbin hyung!"

Felix mencium wajah Changbin yang mulai memucat. Sedangkan kedua kakaknya tengah sibuk mempersiapkan sesuatu. Minho serta Hyunjin menyiapkan baskom berisi air bersih serta obat-obatan. Setelah semua siap, mereka mendekat ke pasangan tersebut.

"Felix, mau hyung yang lakukan atau kau lakukan sendiri?" tanya Minho dengan hati-hati.

Felix menatap Minho dengan tatapan awas. Dia mendekap Changbin begitu erat hingga membuat kedua hyungnya khawatir. Matanya berkilat merah dengan kedua taringnya yang mencuat di bibir mulutnya. Ia menggeram ke arah Minho dengan tatapan marah.

"Jangan mendekapnya terlalu erat Felix, dia masih terluka," ujar Minho yang masih berusaha mendekati Felix.

Sulit bagi mereka untuk segera menyembuhkan Changbin dengan kondisi Felix yang juga setengah sadar. Sebagian sisi posesif submisif miliknya merasa terancam karena sang mate tengah terluka.

"Lee Felix,"

Felix mengaduh kesakitan. Hyunjin yang melihat itu berusaha melerai kedua saudara tersebut.

"Minho hyung, itu akan menyakiti Felix!"

Minho menggunakan kekuatan kontrol dominannya kepada Felix. Hanya itu satu-satunya cara agar Felix kembali sadar. Perlahan manik mata itu melunak dan mulai berkaca-kaca. Bahu Felix merosot begitu saja setelah Minho 'menggertak'nya.

"Hyung..."

Isak tangis Felix kembali terdengar. Felix yang sudah sadar akhirnya melonggarkan pelukannya pada Changbin. Minho kembali mendekati Felix.

"Mau hyung yang lakukan atau kau sendiri yang lakukan?"

Felix merasakan badannya remuk redam. Tapi hal itu tidak sebanding dengan mate nya yang terkena racun. Ditatapnya luka hitam pada perut Changbin, membuat hati Felix merasa teriris. Ia mengusap air matanya dan berkata dengan tegas,

"Aku akan melakukannya,"

---

Hisapan terakhir.

Felix berhasil membuang racun pohon dalam tubuh Changbin. Dengan bantuan kedua kakaknya, Changbin berhasil mendapatkan pertolongan pertama.

"Biarkan dia istirahat. Sekarang, biarkan kami mengurus lukamu,"

Hyunjin menatap meringis ke arah punggung Felix. Punggungnya lebam kemerahan dan melepuh, hampir keseluruhan. Minho kembali membawa air bersih dan membasuhnya pada luka Felix perlahan.

"Tahan,"

Felix menggertakkan giginya ketika air yang dibawa Minho menyentuh kulitnya. Rasanya dua kali lipat lebih perih dari sebelumnya. Seakan dia sedang dikuliti hidup-hidup.

Minho mengambil obat-obatan mereka dan memberikannya pada Hyunjin. Hyunjin dengan perlahan mengobati luka milik Felix, hingga memberinya perban.

"Berapa lama?"

Dua kata itu terdengar cukup lirih di telinga kedua hyungnya. Minho hanya bisa mengusak lembut rambut adiknya sambil menatap penuh simpati.

"Dia seorang mate, dia pasti bertahan," ujar Minho.

Suara isakan itu kembali terdengar. Minho dan Hyunjin, mereka saling bertatapan. Seandainya Felix memberitahu mereka lebih awal, mungkin ini semua tidak akan terjadi.

Mine - Minsung, Changlix, HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang