"Huft..."
Mata merah itu terbuka nyalang, mengabsen lampu-lampu keramaian di ibukota. Pria itu duduk di atas pagar pembatas rooftop sebuah gedung. Kakinya menggantung santai mengikuti arah gerak angin yang menyisir rambutnya.
Sebuah bayangan hitam datang menghampiri pria berambut ungu itu.
"Hyung..."
Laki-laki itu menoleh mengikuti suara yang memanggilnya, "Ah, Hyunjin-ah. Apa yang kau dapatkan?"
"Ada kecelakaan di bawah gunung tadi, aku membawa darah yang cukup untuk kita bertiga. Kau mau?" tawar Hyunjin.
Mata pria itu mengerjap. Melihat tiga botol darah berukuran kecil yang mungkin akan habis hanya dalam dua tegukan. Mengingat mereka sudah dua bulan tidak minum darah sama sekali.
"Huh, lain kali darah hewan juga tidak apa. Malang sekali nasib manusia itu, sudah celaka, kau ambil juga darahnya," ujar pria itu.
"Kalau tidak mau ya sudah, biar ku bagi dengan Felix saja," gerutu Hyunjin sambil melindungi tiga botol itu.
"Ck, kemarikan. Berani sekali kau padaku," ujar pria itu.
Sebuah bayangan hitam datang menghampiri mereka berdua dan menampakkan wujudnya.
"Hyunjin-hyung, Minho-hyung," sapa Felix.
Sapaan itu terdengar tergesa-gesa. Dan benar, tepat setelah Felix memanggil kakak-kakaknya, ia terjatuh terduduk sambil menutup kedua wajahnya.
Minho dan Hyunjin terkejut melihat reaksi Felix. Mereka bergegas mendekati Felix yang badannya sudah bergetar.
"Ada apa?" tanya Minho.
"Mate..." lirih Felix.
Minho dan Hyunjin saling bertatapan. Lalu kembali menatap Felix.
"Kau bertemu mate mu?" tanya Hyunjin kali ini.
"Dia...dia...memancing heat ku..." ujar Felix dengan susah payah. "Dia, aromanya, manis sekali..." jelas Felix dengan susah payah. Tanpa sadar, taringnya memanjang perlahan.
Minho dan Hyunjin mengambil sikap siaga. Hyunjin langsung menyodorkan satu botol yang ia bawa untuk menenangkan sisi submisif dari vampir milik Felix. Ya, Felix bukan seorang vampir dominan seperti kedua kakaknya.
"Minum ini Felix, untuk sementara waktu. Minum perlahan," ujar Hyunjin sambil membantu Felix meminum darah yang ia bawa.
Felix meminum itu dengan rakus dalam satu tegukan. Matanya menyalang merah. Tarikan nafasnya sudah jauh lebih baik daripada yang sebelumnya.
"Aku mau pulang hyung...aku takut..." ujar Felix.
"Baiklah, ayo kita pulang," ujar Minho.
Mereka seketika berubah menjadi bayangan hitam yang dihembus angin malam.
—
"Heh Tupai! Sialan, jangan mengambil sarapanku!"
Jerit seorang pemuda dari lantai dua asrama, membuat seluruh penghuni asrama itu menoleh ke arah sumber suara.
"Yak, Han Jisung!"
Yang diteriaki hanya bisa berlari sambil menggigit sandwich di mulutnya.
"Kaw bwat laghi! Akwu buwru-buwru!" seru Jisung kepada teman sekamarnya.
Pemuda itu memijat tulang diantara kedua matanya, berpikir mengapa dia bisa mendapatkan teman sekamar yang seperti itu di tahun pertamanya.
"Aku harus membuatnya lagi, huh. Kau harus sabar Yang Jeongin," ujar Jeongin sambil mengelus dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine - Minsung, Changlix, Hyunjeong
Fiksi Penggemar"Milikku" BxB Pair sesuai yang tertera di judul.