Helaan nafas itu terdengar berat. Sang empu hanya mampu memandang lesu tumpukan uang 2 ribuan yang tidak seberapa itu. Pikirannya terus berkelana memikirkan nasibnya dan sang adik kedepannya. Hingga suara motor didepan rumah membuyarkan lamunannya. Pintu rumah terbuka menampakkan sang adik yang baru saja pulang dari sekolah.
"Abang, adik tertampan mu telah pulang! Laper nih!" Teriak Aran yang baru saja memasuki rumah.
Kakaknya -Adriel- menatap sang adik datar, kebiasaan yang tak pernah hilang dari dulu hingga sekarang, bukan apanya hanya saja suara Aran itu cempereng, sangat-sangat memekikkan telinga.
"Ganti baju dulu baru makan!" Teriaknya memperingati sang adik yang asal masuk saja kedalam kamar.
Sementara Aran segera mandi dan berganti baju.
Selesai berpakaian, Aran segera menuju dapur untuk mengambil makanan. Tempe dan sayur kangkung, lauk yang sederhana memang namun bagi orang-orang seperti Aran yang hanya menopang hidup pada hasil kerja sang kakak yang tidak seberapa, bisa memakan nasi saja pun sudah sangat bersyukur. Di bawahnya piring makan itu dan duduk di sebelah sang kakak.
"Ngapain bang?" Tanyanya.
"Tadi ibu kos datang buat nagih uang kos tapi uang kita gak cukup jadi nunggak lagi deh" jelas Adri.
"Berapa bulan?" Tanya Aran lagi.
"Udah 10 bulan, Ran" Adri menghela nafas panjang "bingung mesti gimana lagi. Kalau kita gak bayar minggu depan kita bakal di usir" lanjutnya.
Gerakan tangan Aran seketika berhenti, dia memandangi sang kakak dengan tatapan sendu. Seolah merasa tak berguna.
"Nanti Aran bantu cari kerjaan ya bang?" Tawar Aran berusaha menyembunyikan raut sedihnya.
"Dek, apa kita pinjam aja dulu ke Gerlan?"
"Enggak! Kalau sama Gerlan gak bakal ada kata pinjam bang, terakhir aja kita niatnya pengen pinjam malah di kasih, lebih lagi"
"Aran gak tau bang mau balas kebaikan dia kayak gimana, mungkin Gerlan gak susah secara ekonomi tapi tetap aja dia punya hal-hal sulit yang harus dia lewati, Aran takutnya justru gak bisa bantu dia dalam keadaan sulit sedangkan dia selalu bantu kita"
Tentu Aran menolak anjuran Adri untuk meminjam uang Gerlan, terakhir dan pertama kali dia meminjam uang kepada Gerlan adalah 2 tahun lalu, saat itu mereka di usir dari kosan dan Aran tidak memiliki pilihan lain selain mengadu pada Gerlan, Gerlan yang tahu temannya sedang kesusahan nekat keluar rumah tengah malam untuk menjemput mereka dan segera mungkin mencarikan rumah kosan sekaligus membayar biaya kosan hingga 2 tahun ke depan.
Gerlan sebenarnya sudah bertanya pada Aran sejak 6 bulan lalu mengenai biaya kosan tapi Aran menyangkal dengan mengatakan bahwa mereka sudah membayar menggunakan uang hasil kerja Adri.
Jika kalian bertanya-tanya jika Aran itu miskin lalu bagaimana dia bisa memakai motor bermerek Kawasaki Ninja (chp 1)? Itu karena Gerlan membelinya untuk Aran gunakan sebagai transportasi juga menemaninya tanding balap liar.
Tapi Aran tidak pernah ikut turun karena dia sudah berjanji pada Adri untuk tidak terlibat lebih jauh. Dia hanya bertanding bersama Gerlan dengan taruhan yang Gerlan minta dari Aran berupa 'sayur kangkung buatan Adri' itu adalah makanan favorit Gerlan sampai sekarang!
•
••
•••Seperti pagi biasanya, keluarga yang berisikan Ayah dan 2 putranya itu duduk menikmati sarapan mereka.
Selesai makan sang kepala keluarga membuka suara "kalian ayah antar ya"
"Sip yah" jawab si bungsu.
"Tidak. Makasih" lain pula jawab si sulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Brother
Teen FictionCerita ini tentang.... Tentang bagai mana cara Darrel memandang adik tirinya sebagai penghancur dalam keluarganya, membuat dia secara tak langsung terjebak dalam dilema cinta. Cinta yang bahkan Darrel sendiri tak mau mengakuinya. Namun itulah kenyat...