18. Ulang Tahun Kakak

352 21 4
                                    

20 Oktober 2023

Hari yang sama dimana 17 tahun yang lalu lahir seorang bayi laki-laki yang diberi marga Yudhistira. Marga yang mengandung nama seorang pahlawan dari 5 Pandawa. Sosok tertua serta raja dan pemimpin yang bijaksana. Terpatrinya nama tersebut diharapkan, sosok bayi itu dapat menjadi seseorang yang sama perkasanya, bijaksananya, dewasanya serta baiknya seperti raja Yudhistira.

"Hanya dia yang akan menyematkan nama keluargaku" ujar sang ayah dengan bangganya.

"Anak kita yang lain?" Tanya istrinya.

"Mereka akan mengambil namaku, namamu dan nama keluargamu, sayang"

"Mereka? Bukannya 2 anak cukup? Kau bahkan menyebutkan seolah-olah akan ada 3 keturunan lainnya"

Sepasang suami istri yang baru saja beranjak menjadi orang tua itu tertawa menanggapi percakapan mereka.

Namun.....

Semua ucapan si suami nyatanya hanya sekedar pernyataan tanpa bukti.

Dengan waktu yang berselisih beberapa bulan itu, lahir seorang anak lelaki yang diungkapkannya sebagai 'anak teman' namun menyematkan marga yang sama, Yudhistira.

Sebuah penghianat dan kebohongan besar yang menghancurkan kebahagiaan hidup wanita pujaan pertamanya.

Dia.......

Penyebab semua ini terjadi.


••
•••

Sudah terhitung tiga botol alkohol yang diteguk Galang dengan keadaan kacau berantakan.

"Semua salah ayah, Darrel. Salah ayah" racunnya.

Setiap tahun, setiap tanggal kelahiran sang anak pertama, keadaan yang sama selalu terulang. Bayang-bayang kematian sang istri terekam bagaikan kaset rusak. Amukan marah dari sang anak seolah menusuk di lerung kalbu.

Benar kata orang, penyesalan datangnya diakhiri.

*Tok tok tok

Ketukan pintu kamar kantornya mengalihkan perhatian Galang. Dia tahu siapa sang empu yang mengetuk.

"Masuk"

Pintu itu terbuka menampakkan sosok pria dengan tubuh tingginya namun nampak kecil. Pinggang ramping dan kulit putih bersih. Mata kecil namun tajam. Ah... Perawakan itu mengingatkannya pada mendiang istri pertamanya.

"Kak... Udah ya, kesihan anak-anak nungguin kakak pulang" bujuk Adri.

Adri tahu kebiasaan Galang setiap ulang tahu Darrel, semuanya diceritakan Gerlan dengan harapan tahun ini mereka bisa merayakannya bersama-sama.

Namun sudah pukul 06.17 malam. Galang masih setia di kantornya dengan botol alkohol yang berserakan.

Adri mendekati Galang, menyentuh bahunya dan sedikit mengusapnya.

"Kak... Sabar ya, ada aku kok" ujarnya menenangkan.

Mendengar itu, Galang segera memeluk tubuh kecil itu dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik asisten pribadinya.

Rasa nyaman justru membuat perasaan Galang semakin kacau. Tangisnya mulai terdengar lebih memilukan. Membuat nafas Adri serasa tercekat.

"Semuanya sudah berlalu, kalau kakak seperti ini, istri mu juga pasti sedih"

"Darrel juga pasti membutuhkan mu kak, lebih baik kita pulang ya?"

Gelengan di rasakan Adri di dadanya. Artinya Galang menolak.

"Aku punya rencana" ucapan Adri berhasil menarik perhatian Galang.

Melihat Galang menatapnya penuh tanya, Adri segera menjelaskan rencana yang sebenarnya tidak sepenuhnya renca dia, tapi juga di bantu Gerlan dan Aran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang