"Huuhh"
Helaan nafas terdengar menggema di rumah besar yang sunyi itu. Ayah dan adiknya belum juga pulang.
Ia membawa langkahnya masuk ke kamar dan segara berendam.
"Jauhin tubuh kotor lo dari kakak gue"
"Ck! Lo gak usah sok-sokan ngehina gue, orang ibu lo juga sama"
"Setidaknya ibu gue gak pernah dengan sadar membuka kakinya dihadapan laki-laki!"
"Cewek murahan kayak lo gak pantas buat kakak gue!"
Kilasan tentang kejadian tadi membuat Darrel sedikit berpikir, kenapa Gerlan mesti semarah itu pada Bina -wanita tadi-
"Gak pernah dengan sadar membuka kakinya untuk laki-laki? Apa maksudnya?"
"Apa ada hal tentang kejadian itu yang gue gak tahu?"
Banyak, ada banyak pertanyaan tentang kejadian masa lalu yang membuat Gerlan hadir di tengah-tengah keluarganya, namun pada kenyataannya tak satupun orang yang tahu akan alur yang sebenarnya termasuk bundanya. Sering ia bertanya-tanya apakah semua yang ia ketahui selama ini adalah fakta? Atau hanya sekedar asumsi publik?
"Ah masa bodoh bukan urusan gue juga"
Berjam-jam waktu kosong Darrel habiskan dengan banyak aktivitas, dari ngemil, menonton, kerja pr, bermain game online dan lain sebagainya. Hingga suara mengganjal dari perutnya membuat dia sadar kalau sedari tadi tak satupun makanan berat masuk ke mulutnya.
"Laparrr"
Darrel memandang ke arah dapur dengan mata memelas. Dia lapar tapi sudah tak ada makanan, tadi Galang memberitahu lewat chat kalau dia menyuruh bi Nova untuk tidak usah datang hari ini karena baik dia juga Gerlan akan makan di luar, dan dengan gampangnya ayahnya itu mengetik
"Darrel kalau lapar beli makanan jadi aja ya? Atau kalau mau masak juga bisa"
Tidakkah ayahnya itu ingat saat terakhir kali dia menyentuh dapur dia sampai membuat alarm bahaya di rumahnya berbunyi?
"Tapi si haram bisa masak masa gue gak bisa! Kudu bisalah! Entar di katain lagi"
Dengan percaya diri dan langkah pasti, Darrel memasuki dapur. Membuka pintu kulkas menatap setiap bahan makanan.
"Masak apa ya?" Pikir Darrel
"Makan ikan deh biar sehat"
Sebenarnya Darrel itu tahu memasak hanya saja tidak lihai dalam menggunakan peralatannya. Jika di tanya soal resep masakan bwehhh tak usah di ragukan bahkan dia bisa mengajari orang memasak.
Setelah mencuci dan mengolah ikan itu, Darrel kini berdiri menghadap kompor dengan pandangan khawatir.
Bagaimana jika terjadi sesuatu pada rumahnya? Dia hanya tinggal sendiri tak ada ayah, adiknya juga bi Nova, tapi perutnya sudah tak bisa di kondisikan.
"Ayo Darrel.... Hanya perlu tekan lalu arahkan"
"Ayooo"
Dengan segala keraguannya, Darrel menekan tuas kompor dan mengarahkannya ke api besar agar bisa menyala. Melihat api mulai naik dan menyebar Darrel segara melepasnya kemudian mengatur besar kecil api kompor.
"Yes! Darrel gitu lohhh" seru Darrel.
Minyak yang sudah ia tuangkan tadi sudah memanas siap untuk menggoreng ikannya. Tapi baru saja satu ikan.....
*Cukulup srrtt clp
"Huwaaaaa! Ikan bodoh ikan bodoh!"
"BUNDA DARREL TAKUTTTT!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Brother
Подростковая литератураCerita ini tentang.... Tentang bagai mana cara Darrel memandang adik tirinya sebagai penghancur dalam keluarganya, membuat dia secara tak langsung terjebak dalam dilema cinta. Cinta yang bahkan Darrel sendiri tak mau mengakuinya. Namun itulah kenyat...