1. Tidak Nyata

73.8K 4.2K 2.6K
                                    

Hallo, kita berjumpa lagi di sini. Iya, kisah Mahen Algrafa versi bahagia. Kalian senang? Aku harap, kalian suka><

Sebelumnya, aku mau jelasin dulu. Cerita ini itu cuma 'What If' bukan Mahen Algrafa S2 ataupun sequelnya. Jadi cerita ini bukan lanjutannya🙏

Kalian tau What If kan? (Keadaan yang berbanding terbalik) So, seandainya cerita Mahen itu happy end, alurnya akan kayak gini. Aku harap kalian paham ya🙏

Yang belum baca Mahen Algrafa, kalian baca dulu okey.

Sekian. Happy Reading💗🌷

******

"Jangan hukum gue dengan kehilangan lagi, Tuhan. Karena udah terlalu banyak yang hilang dalam hidup gue."

-Mahen Algrafa

*****



"Hen, Mahen. Mahen!"

"Mahen bangun!"

"Woy Hen!"

Suara keras yang terus memasuki gendang telinga Mahen, membuat cowok itu gelagapan, hingga akhirnya membuka kedua mata.

Mereka bereempat langsung terperanjat kaget, karena Mahen yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya secara spontan.

"ANJIR LO, HEN! Bikin kaget aja!" kesal Galen memegangi dadanya. Jantungnya terasa berdegup kencang sekarang.

"Lo ngapain malah tidur? Katanya, mau jemput nyokap lo ke Bandara?" tanya Jovian menaikkan sebelah alisnya, heran.

"Dipanggilin di depan, gak nyaut-nyaut lo, Hen. Ternyata orangnya lagi ngebo di sini?" timpal Galen memutar bola matanya malas.

Mahen masih terdiam dan membisu. Raut wajah cowok itu tampak terlihat panik. Bahkan, pelipisnya sampai dibanjiri dengan air keringat.

"Lo gak papa, Hen?" tanya Alezra merasa khawatir, saat melihat ekspresi wajah Mahen. Sepertinya cowok itu habis mimpi buruk.

"Minum dulu, Hen. Lo kayak orang linglung tau gak?" Arzan meraih segelas air yang berada di atas meja, lalu memberikannya pada Mahen.

Mahen pun lantas mengambil gelas tersebut, dan langsung meneguknya hingga habis. Setelah itu, dia menundukkan kepala sambil menghembuskan napas panjang.

"Kenapa?" Alezra mencondongkan tubuhnya ke bawah, menatap Mahen dari dekat.

"Gue... mimpi buruk," ucap Mahen yang akhirnya memberitahu kegelisahannya sejak tadi.

"Mimpi buruk apa? Sampe muka lo basah keringet gitu? Padahal, AC kamar lo dingin," ucap Galen jadi penasaran.

Mahen menelan ludahnya susah payah. Dia terdiam sejenak, sebelum akhirnya menatap mereka bergantian. "Pesawat Mama gue jatuh."

Mereka bereempat sontak terkicep setelah mendengarnya.

"Gu--gue takut. Itu semua kayak nyata," lanjut Mahen lagi dengan kedua bola mata yang kian memanas.

Alezra, Arzan, Galen, dan Jovian berhasil dibuat terdiam ketika mendengar penuturan Mahen barusan. Mereka berempat kemudian saling pandang satu sama lain.

Setelah itu, Alezra lalu kembali menatap Mahen. Dia memegangi pundak cowok itu. "Saking kangennya, sampai kebawa mimpi?"

Mahen hanya menjawabnya dengan anggukkan. "Itu semua cuma mimpi kan?" tanyanya ingin memastikan. Dia benar-benar sangat ketakutan.

I Want To Live With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang