Follow instagram mereka
Dan sosial media aku
*****
[Cerita ini akan terbit 28 desember]
Pantau IG penerbit Rainbookpublishing
*****
Safira berlari cepat menuju ruang rawat, saat mendapatkan kabar dari Dokter Rizal, kalau Mahen sudah dipindahkan semalam. Gadis itu benar-benar sangat senang, setelah mengetahui kabar ini.
Sesampainya di sana, Safira lantas mendorong pintu ruangan Mahen. Langkahnya seketika langsung terhenti, kala bola matanya ber pas-pasan dengan manik mata coklat milik Mahen.
"Ra?" ucap Mahen sedikit kaget. Dia memandangi raut wajah Safira tanpa lepas.
Safira membekap mulutnya tak percaya. Air mata pun meluruh dari kelopak matanya. Gadis itu kemudian berlari menghampiri Mahen, dan refleks memeluknya.
Mahen terkejut bukan main. Tubuhnya mendadak terasa kaku. Kedua matanya bahkan sampai tidak berkedip sama sekali. Cowok itu perlahan mengangkat kedua tangannya, membalas pelukan Safira. "Ra?" panggilnya lagi. Mahen bisa merasakan, kalau tubuh gadis itu kian terasa bergetar.
"A--aku takut, Mahen...." Safira langsung menangis tersedu-sedu. Tenggorokannya sampai terasa sakit, hingga sulit untuk mengeluarkan suara.
"Aku takut, kamu pergi..." lanjut Safira, dengan tangisannya yang semakin menjadi-jadi.
Mahen terdiam sejenak, sebelum menghembuskan napas panjang. Kedua sudut bibirnya mulai terangkat, membentuk senyuman kecil. "Gue di sini, Ra. Gue bakal selalu ada, sama lo."
Safira tidak merespon. Gadis itu terus menangis, seraya mengeratkan kedua tangannya yang tengah melingkar di punggung Mahen.
"Udah nangisnya," ucap Mahen sambil menjauhkan tubuh Safira. Dia menatap wajah gadis itu yang sudah banjir dengan air mata. "Gue gak suka, liat lo nangis Ra. Lo ingat kan? Tugas gue, buat membahagiakan lo. Gue gak mau jadi laki-laki yang gagal untuk menjalankan perintah itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Live With You
Teen Fiction[Mahen Algrafa versi happy ending] "Semesta harus menjadi saksi, untuk melihat kisah bahagia gue dan lo, Safira Analiya." -Mahen Algrafa