Follow instagram mereka
Dan sosial media aku><
•••••"Dunia bakal terasa baik-baik aja, kalo hubungan orangtua gak retak."
-Mahen Algrafa
•••
"Gue juga mau kayak anak remaja pada umumnya, yang bisa hidup tenang tanpa memikirkan permasalahan keluarga."
-Mahen Algrafa.
*****
"Jangan pernah temui Ibu kamu lagi Mahen," peringat Dani terdengar tegas, dan tak ingin dibantah. Sorot matanya sama sekali tidak menatap Mahen. Pria itu hanya terfokus pada makanannya.
Mahen yang sejak tadi terdiam di meja makan, lantas jadi mendongakkan kepalanya. Dia memandangi Dani beberapa detik, sebelum berkata, "Papa gak berhak buat larang, Mahen."
Seketika Dani langsung menghentikan pergerakannya yang akan memasukkan satu suap makanan. Perlahan, dia mengarahkan bola matanya, menatap Mahen. "Hak asuh kamu seratus persen, ada di tangan Papa! Jadi Papa berhak, buat larang kamu!"
"Secara hukum, mungkin emang gitu! Tapi secara kehidupan nyata, Papa gak berhak larang Mahen buat ketemu sama wanita yang udah ngelahirin Mahen!" bantah Mahen dengan berani.
Dani semakin tersulut emosi. Pria itu lalu melemparkan sendok serta garpunya ke arah Mahen. Hal itu, membuat Mahen terkejut bukan main. Jika saja, dia telat menghindar, mungkin garpu tajam itu akan melukai wajahnya.
"BERANI KAMU BANTAH PERINTAH PAPA?!" Dani memelotot tajam pada Mahen. Dia pun lalu beranjak dari duduknya.
Mahen hanya diam. Kedua bahunya sampai terlihat sedikit bergetar, karena takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Live With You
Teen Fiction[Mahen Algrafa versi happy ending] "Semesta harus menjadi saksi, untuk melihat kisah bahagia gue dan lo, Safira Analiya." -Mahen Algrafa