Prolog

730 163 38
                                    

Sebuah kota tua yang sunyi beberapa dari mereka bilang kota tua itu angker, tapi tidak bagi Rea dia tetap nekat masuk ke kota itu dan...

Bruk
Bruk
Bruk
"Tolong!!!!"

∆∆∆

"Bangun," ucap lelaki berpakaian serba hitam yang terlihat lusuh. Umurnya kira-kira bisa dipastikan 40 tahun dan disebelahnya ada wanita yang sedang menangis tersedu-sedu.

Gelap begitu yang gadis itu rasakan, perlahan matanya terbuka hingga orang disekitarnya tersenyum lebar.

"Gu-gue kenapa ya?"

Sorot mata kedua orangtuanya berubah melihat gaya bahasa sang anak berbeda.
Ruangan itu pun menjadi canggung selama satu menit.

"Mina bapa seneng banget kamu itu sudah bisa sadar." ucap pria tua tadi dengan senyuman yang membuat kedua alis Rea terangkat.

"Si-apa lo? Bapa gu-e? Gak-gak bapa gue kan kaya gak kaya lo bapa ini siapa ya? Terus aku panggil bapa aku papih."

Kedua orangtuanya langsung menunduk sembari menutupi air matanya yang keluar, namun Rea sudah tahu akan hal itu dan ia dibuat bingung dengan situasi ini.

Dokter pun langsung masuk dan begitu menyebalkan nya kedua pria dan wanita itu bertanya dengan pikiran mereka yang polos 'menurut Rea'.
"Dok anak saya hilang ingatan seperti nya dok."

Dokter itu tanpa basa basi langsung menuju kasur Rea, jujur ia tidak nyaman dengan kasur nya yang sempit dan ruangan ini dicampur oleh beberapa pasien.

"Siapa nama kamu?  tanya dokter itu tiba-tiba.

"What? Ngapain juga dia nanya hal bodoh itu ke gue,bullshit."

"Halo siapa nama kamu? Rea langsung terbuyar dari pikirannya yang masih menerjemahkan situasi ini.

"Rea Razita dok." Semua orang yang menyaksikan kisah langka orang hilang ingatan itu semua menutup mulut dan ingin tertawa jelas-jelas tanda nama di ujung kasur itu bukan Rea Razita tapi Minari Dwi Antika.

"Kamu yakin? Ucap dokter menekan setiap katanya.

Rea yang menatap sekilas orang-orang yang melintasi ruangan dirinya terasa aneh dengan ekspresi mereka yang gugup ingin tertawa.

"Sialan banget masa gue anak papi diejek gitu."
Protes nya dalam hati menyumpahi mereka yang mengejek dirinya.

Ia pun teringat pertanyaan dokter tadi ia merasa dirinya sudah berada dijiwa orang lain tapi apa dokter ini akan percaya?

Rea menutup matanya dan menghitung 1,2,3 lalu membukanya kembali dengan jujur dan berani ia harus mengetahui kebenaran ini.

"Dokter harus janji sama saya kalau dokter percaya omongan saya, ok?

"Ok."

Rea benar-benar takut jika opini otak nya benar. Bagaimana dengan sekolahnya? Orang tua bagaimana? Apa raga nya disana sudah tiada?

"Dokter saya sepertinya mengalami transmigrasi dok."

HAHAHAHAHAHAHA

Yang benar saja semua orang diluar tirai kasur Rea tertawa terbahak-bahak. "Dasar tua bangka, lo mati gue bangga ckckck." gerutu nya dalam hati.

Mendengar suara tawa dan cemooh membuat orang tua Mina menjadi marah ia langsung menghina abis-abisan orang disekitarnya yang berusaha ikut campur. Sedangkan dokter juga ikut memenangkan suasana buruk itu.

"Begini bu, pak, sepertinya anak kalian kehilangan ingatan untuk itu saya harus membawanya ke ruangan khusus untuk konseling."

"Iya dok makasih."

Dokter muda itu membawa Rea ketempat khusus untuk bicara.

"Apa benar kamu Rea? Yang jelas kamu itu Mina."

"Enggak dok saya Rea, saya dari jakarta bapak saya jadi menteri loh."

"Siapa dia?

"Pak Rasyad."

"Ha-? Kamu ini... Pak Rasyad sudah tidak jadi mentri sudah 1 tahun berlalu."

"Bohong." Ucap Rea terbata-bata.

"Saya serius,terus ada ingatan lain yang kamu ingat?

"Saya jatuh dikolam sebelum saya lomba saya terpeleset dan.. saya pingsan lalu terjebak disini." Ucap Rea meyakinkan si dokter itu, sorot matanya mulai berubah,memikirkan bagaimana kelanjutan prestasi yang dia perjuangan selama ini didunia nya.

Dokter tersebut hanya diam dan yakin pada dalih diri nya sendiri.
"Tapi memang benar kamu jatuh terpeleset menurut orang tua mu."

"Dokter.. please orang tua saya bukan yang dokter lihat tolong percaya kalo saya ini Rea bukan Mina, saya itu pindah Raga." sesal Rea sambil memutar bola matanya dengan malas.

Dan saat ini adalah masa-masa sulit bagi Rea.
.

.

.

//////

## wowow, bagaimana kisah kelanjutan nya niii??? Tunggu aja lah ya.

Happy reading guys
Vote, komen, share  yaa!

^thank you

Transmigrasi Indigo [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang