2. Larian penasaran

307 133 34
                                    

"Bercerita adalah jalanku untuk rehat sejenak dari masalah, jadi dukunglah aku hanya dengan membaca karya ku." ~Author pi

SELAMAT MEMBACA

×÷×÷

Dihari pertama kedatangan Mina langsung membuat pembicaraan hangat dipenjuru sekolah tua itu merajalela. Sebagian ada yang menyambut nya dengan senang hati ada juga yang berbisik Hati.

"Aku denger katanya Mina anak pak Samaun udah dateng kenapa dia gak koma lagi saja coba beban amat."

Begitu kira-kira ocehan manusia neraka bumi, gairah diri mereka panas melihat malaikat sekolah datang kembali.

Sementara itu...

"MOJIIII YA ALLAH MOJI KAMU HARUS TAU BANGET INI MOJIIII!" Teriak cewek berambut pendek berbadan gemuk berlari-lari menggetarkan bumi.

Mona Afkata penggemar Mina yang selalu heboh sekaligus teman Mina dikelasnya.

Mona berlari ke arah kelas X IPS-2 kelas Moza Agista berada si teman karib Mina dari SD.

Moza yang bisa mendeteksi kehadiran suara Mona berdecak kesal membanting tangan nya ke meja.

Ia akhirnya bejalan santai ke ujung pintu,
ocehan apa lagi yang akan diri nya terima?

Sedangkan jarak antara mereka tidak terlalu jauh bagi Mona sangat jauh sekali... Sehingga membuat sudut mulut Moza terangkat.

"Dari dulu kamu selalu aja begitu Mon,Mon." Ucap nya dalam hati.

Udara panas yang membara membuat keringat bercucuran lebat di wajah Mona.
Mona menjeda nafasnya selama 1 menit, sekarang ia duduk bersama Moza.

"Moj moj.... Hah-hah ak-ku cape-ban-bangettttt, moj itu si-". Mona menghentikan ucapannya.

"MOJ MOJ LU PIKIR GUA MOJI HAH?! GUA MOZA, astaghfirullah." Titih Moza memotong perkataan Mona.

Mata Moza yang berwana coklat lekat mampu membuat Mona terdiam.

Moza memandangi Mona yang sudah terdiam, diri nya mulai lebih tenang "Heh." Ucap nya dengan nada tinggi sambil menepuk bahu Mona.

Kedua mata Mona berkedip-kedip kaget.

"Lo kata nya mau ngomong? AYO LAH NGOMONG."

Mona yang gempul itu menunjukkan senyuman yang indah tak lupa berserta kedua lesung pipinya yang gemoy.

"Hehe, maaf ya kanjeng ratu.. itu kanjeng putri sudah tiba." Seru Mona sambil mengibaskan rambutnya yang sejujurnya tidak terkibas sama sekali.

Wajah Moza yang sedang kusut pun berubah menjadi senyuman yang begitu lebar hingga kedua matanya menyipit.

"Putri tiba?? Serius sejak kapan?"

"Sejak... Pagi ini." Ucap Mona yang wajahnya mulai memerah.

"Ayo lekas segera kesana."

Moza yang bertindak tanpa pikir langsung menarik paksa tangan Mona sehingga ia meringis kesakitan tanpa Moza hiraukan sama sekali.

Transmigrasi Indigo [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang