anak tiri papa Deni

6 2 4
                                    

"woyy ini kan daun pisangnya??"Daniel dan Ilmi yang masih menggunakan setelah jas kantor nya tiba tiba datang dan langsung berteriak didepan pagar belakang rumah papa Deni.

"Anjir Lo habis dari mana Bambang baju Lo udah kayak gembel"sahut Agil yang tengah membawa golok di tangannya.

"Lo ga liat gw bawa apa hah?"ucap Daniel sembari mengangkat daun pisang ditangannya.

"Tau gw,tapi penampilan Lo anjirr "ucap Agil.

"Lo habis dari pasar kan?"tanya Rafael.

"Pasar??,ngapain?"tanya Ilmi.

"Ya kan Lo tadi disuruh cari daun pisang sama mama Dhea pastinya Lo kepasar kan buat cari tuh daun pisang"ucap Rafael.

"Lah ngapain ke pasar dibelakang rumah gw kan banyak"ucap ilmi dengan santai.

"Jadi maksud Lo"Rafael dan para bujang yang lagi duduk sembari Memotong daging di halaman belakang pun melongo.

"Iya gw sama Daniel manjat tuh pohon pisang,ya males aja kali gw ke pasar lebih baik manjat aja lebih mudah dan cepat"ucap Ilmi.

"Anjir pohon pisang bapak gw"ucap Edgar.

"Hehehe,sorry gar lagian pohon pisang bapak Lo kan banyak ya gw minta dikit lah,buat berbagi sama semua orang dapat pahala Loh"ucap Daniel.

"Sak karep mu wes mboh"ucap Edgar.

"Sini Lo berdua,bantuin kita ngapa"ucap Danish.

"Bentar kita mau ganti baju dulu,ya kali CEO penampakannya kayak gembel gini"ucap Ilmi.

"Malu dong CEO kok manjat pohon pisang kayak monyet"sahut Rafael.

"Babi"ucap Ilmi dengan suara pelan pastinya,bahaya kalau bunda Aya dengar bisa di jewer tuh kuping sampai putus.

"Udah sono cepet ganti baju"ucap Agil.

"Enggeh mas"ucap Ilmi dan Daniel bersamaan.

"Mas mas ndasmu"ucap Agil ngegas.

"Wehh,ga oleh ngono mas Karo kancane"sahut Aurel yang tiba tiba datang dari dalam dengan membawa ember ditangannya.

"Ra Patek en aku"ucap Agil yang sedang fokus memotong daging.

Aurel hanya memutar bola matanya dan menyodorkan sebuah ember ke Edgar.

"Lah buat apaanih ember"ucap Edgar sembari menerima ember tersebut.

"Ya buat nampung tuh daging lah"ucap Aurel sinis.

"Sinis amat dek bahasanya"balas Edgar sembari menaruh daging yang sudah dipotong kedalam ember.

"Terserah adek dong,yaudah gw mau masuk dulu mau lanjut kerja lagi"ucap Aurel.

"Adek Lo kerja apa Gil?"tanya Danish.

"Ga tau tuh anak palingan ya disuruh mama"ucap Agil.

"Ilmi sama Daniel mana sih ga balik balik"ucap Rafael sembari memotong daging dengan tidak Santai nya sampai membuat suara nyaring dari pisau yang ia pakai.

"Santai anjing nyiprat nyiprat Iki Lo"ucap Edgar.

"Wehh ngapunten mas"ucap Rafael yang sekarang lebih santai lagi memotong dagingnya.

"Hallo semuanya Ilmi yang gantengnya minta dikawinin datang..."teriak Ilmi dengan senyuman lima jari nya.

"Weh anjir lama banget Lo,terus mana Daniel?"tanya Danish.

"Lah gw kira udah datang tuh anak"ucap Ilmi sembari celingak-celinguk.

"Hallo gaes pasti pada nyariin gw ya"ucap Daniel yang baru datang dengan menaik turunkan alisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Komplek keluarga Cemara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang