niat pdkt tapi dikacangin.

911 63 14
                                    


~Happy Reading~



Sae membangunkan Rin yang tertidur saat jam pelajaran dan akhirnya telah selesai juga. Saatnya waktu untuk Istirahat.
"Rin bangun, ayo kantinn" ujar Sae sembari menggoyangkan kursi Rin sehingga membuat Rin bangun dengan perasaan agak emosi.

"berisik banget! gua enak enak tidur malah diga– Eh Sae?!" Yang awalnya Rin tak mengira itu Sae dan ternyata itu betul Sae.

Sae mengernyitkan keningnya dan menanyakan Rin. "Kenapa?"

"ngg-ngga papa, ayo katin"

'anak aneh' Banting Sae.

Mereka berdua pun beranjak menuju kantin tersebut dengan perasaan senang akan kantin baru dan makanan baru disekolah baru, itu hanya pikiran Sae.

Lantas bagaimana dengan pikiran Rin? Apakah ia sedih atau kecewa dengan sekolah baru itu? Bukan. Rin berpikir apakah tadi saat ia tertidur, wajahnya menjadi jeleq dan ditertawakan oleh Sae?.

'Anjeengg!! Muka gua pas tidur ngga jelek jelek amat kan?!! Kalo jadi aib bisa gila guaa, apalagi diketawain sama ayang Sae ntar! Huhuu...'  ia mengepalkan tangannya dan Rin menutup matanya dengan menunjukkan ekspresi kesal.

Sae yang tak sengaja menangkap Rin dengan ekspresi itu sontak memberhenti kan langkahnya dan menanyakan Rin.

"Kenapa Rin? Kamu marah sama aku??"

Rin sontak berhenti melangkah saat Sae menanyakan dirinya. "Hah? Gua ngga marah, kenapa emang?"

"Soalnya tadi pas aku bangunin kamu, kamu kaya keliatan marah sama aku karena udah kubangunin.."

"Bukannya bagus lu bangunin gua? Lu kan masih ga tau jalan sekolah ini, jadi mesti sama gua"

"Tapi barusan tingkah kamu aneh.." lirihnya dengan tatapan sedih ke Rin.

"Itu karena gua takut kalau pas tadi gua tidur, muka gua jelek banget.. jadi ntar diketawain." Wajahnya memerah tetapi tak menatap Sae.

"Kok gitu? Gaada yang ngetawain kamu. Mau kamu tidur atau ngga, kamu tetap keliatan g-ganteng.." Wajah Sae berhasil memerah karena Rin.

"Lagi." Rin menyeringai.

"Hah,lagi apanya?" Sae menatap Rin heran.

"Coba bilang kamu ganteng lagi, tapi harus natap mataku." Rin mendekat ke Sae sembari tersenyum tipis.

Wajah Sae kini memerah tetapi kali ini layaknya tomat. Dia mendorong Rin yang mendekat kepadanya.

"A-apaansih!?" Sae mencoba kabur dari Rin, tapi Sae berpikir dirinya mau kemana?.

"Emang tau jalan kekantin, Cantik?"

'Gulp'

Sae berhenti saat tengah ia kabur. Ia mundur dan kembali kepada Rin, kali ini ia menggenggam tangannya Rin dengan perasaan malu mencoba kabur namun tak tau jalan.

"a-ayo katin, nanti keburu masuk" Pinta Sae sembari menunduk.

"Ahaha iya Cantikk" Rin kembali mengeratkan genggaman itu.

~~

"Ah... Rame bet gila." Rin mencari tempat untuk bersama Sae saja berdua. Tetapi semuanya terlihat Full. Rin mencoba masuk kekantin lebih dalam dan Akhirnya ia mendapat tempat kosong untuk dua orang.

"Sae, disana ma–" Rin menghentikan kalimatnya saat Sae menunjuk ke arah tempat lain.

"Rin, kenapa ngga disitu aja?" Tanya nya.

"Tapi bukannya itu khusus empat orang? Kita kan cuman berdua, Sae" Tatapnya dengan heran.

"Siapa bilang kita cuman berdua? Temenku mau ikut sama kitaa, boleh kan?"

"Boleh saja. Mana teman lu?"

"Bentar kupanggilin"

"Shidou, Kaiser!! Disinii!" Teriak Sae.

"Iya bentar" - Dou,Kai.

'Ck, bikin males.' Batin Rin.

Sambil mereka berdua menunggu teman Sae, mereka sampai duluan ketempat tersebut.

"Rin? Kok diem aja?"

Tanya Sae namun tak dijawab oleh Rin. Kini Rin terlihat sibuk dengan Handphone dan melupakan Sae. Rin berpikir lebih baik ia sibuk bermain diponselnya daripada tak ada yang ia kerja sambil menunggu makanan yang ia pesan datang. Tak hanya itu, lebih baik tak mempedulikan sekitarnya untuk sementara, karena Sae pasti akan sibuk bersama temannya dibandingkan dirinya Rin.

Sae ikut terdiam dan tak berhenti menatap Rin sedih, sungguh sayang ia dilupakan oleh Rin yang memainkan ponselnya.
"Huh!" Sae juga berdecik kesal sambil melipat  tangannya dan menaruh dagunya ditangannya sendiri.

'Apaan dah ni anak?' Batin Rin. Dia menatap Sae dengan tatapan memelas dan kembali fokus kepada Gamenya.

"Yo, Sae! Udah lama ngga ketemuu" -Dou

"Hm, udah dua tahun ngga ketemu karena gua sama shidou pindah sekolah dulu"-Kai

"Iyaa, jadi kangen masa masa duluu" -Sae

"Ngomong ngomong, dia siapa, Sae?" -Dou sembari menunjuk Rin.

"Ohh kenalin ini temen baruku, namanya Rinn" -Sae

"Cepet bener ketemu temen" -Kai

"Lu aja noh yang kurang bergaul" -Dou

"Apaan!? Lu noh ketemu temen baru pas udah hari kelima sekolah" -Kai

"Eleh, kayak lu ngga aja" -Dou

"Udah, ngga usah berantem! Banyak yang ngeliatin" -Sae

...Dan benar saja. Rin dilupakan oleh Sae dan malah asik sama teman lamanya. Rin menggigit bibir bawahnya dengan kuat karena terlanjur emosi.

'Brengsek! Udah gua duga, gua bakal dikacangin gini.' Batinnya yang menggebu gebu karena emosi tak tahan. Rin menghela nafas untuk meredakan emosinya.

Rin sungguh tak nyaman, ia mempercepat makannya agar ia pergi dari anak itu. Rin tak tahan dikacangin seperti ini, rasanya emosi, kesal.

~TBC~

Seruu ngga? Kalau menurut kalian seru, bantu vote ayoo (⁠*⁠´⁠ω⁠`⁠*⁠)

See u.

Why you look jealous? ||Rinsae!||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang