ngambek tapi disuapin.

749 50 0
                                    


~Happy Reading~


Jam pelajaran yang terisi dengan jam kosong karena guru yang tak ada, sekarang telah saatnya jam ke-6 masuk dan digantikan oleh guru lain. Sae mengira bahwa Rin sakit dan tertidur dimejanya, oleh karena itu ia tak membangunkan Rin meskipun ada guru yang mengajar dihadapan mereka.Tidur yang lelap layaknya bocah yang bersedih jika sudah mengalami kesulitan.

15 menit berlalu dan guru itu baru saja sadar bahwa seorang pelajar melipat tangannya yang berada dimeja sembari menutup wajahnya menggunakan kedua lengannya. Yang awalnya Sae hanya fokus kepada bukunya, kini kefokusan itu teralih dengan kapur yang melayang terbang mengenai kepala Rin.

Guru yang melemparkan itu menunggu kebangunan Rin,tetapi kapur yang telah dilemparkan itu tak membuahi hasil. Rin tetap tertidur lelap. Tak Tak Tak  suara heels dari guru yang beranjak menuju Rin.
Sae yang melihat itu dengan tergesa gesa ia berusaha membangunkan Rin.

"Rin..! Bangun, Rin..!"  Bisiknya.

Suara cantik yang sangat ia kenali itu terdengar jelas ditelinganya walaupun ia tertidur. "mh..." Rin sontak terbangun oleh perintah calon pacarnya. Tanpa Rin sadari ketika ia meregakan tubuhnya, guru itu berdiri tepat dibelakang kursinya dan terus terusan menatap tajam kearah Rin.
Gulp  Rin menelan ludahnya dalam dalam.

"Itoshi Rin. Murid baru yang sudah berani tertidur saat guru menjelaskan, sungguh perbuatan yang kurang ajar."

"Maaf bu… Rin ngga sengaja"

"Ga ada kata 'ngga sengaja'. Pokoknya keluar dari kelas ibu sekarang."

"Loh, tapi bu, Rin kan udah bangun sekarang?"

"Ga ada tapi tapian, K e l u a r!"

Sae menatap dalam diam tetapi sebenarnya ia tak tega melihat Rin, ya walaupun yang salah emang Rin.

Sesuai yang diperintahkan oleh guru tersebut, Rin menghela nafas pasrah dan akhirnya keluar dari kelas. Sae ingin keluar dari kelas dan bolos bersama Rin, tetapi ia tlah absen berkali kali. Karena itu, Sae memilih menunggu jam pelajaran selesai.

~~

Jam pelajaran selesai, dan saatnya istirahat yang kedua kalinya. Sae sudah menduga jika hari ini ia akan pulang lebih lama, maka dari itu Sae membuat bekal untuknya.

Saatnya istirahat dan kelas itu langsung saja berubah seperti kapal pecah, tetapi Sae tak mempedulikannya. Sae mencari keberadaan Rin yang pertama ia mencari kekantin, lantai 3, sehingga kelas lain pun Sae menanyakan keberadaannya.

Cape  katanya yang tlah mencarinya hingga awal sampai ujung sekolah itu tetapi naas. Ketika Sae melanjutkan perjalanannya ia mendapati sesosok pemuda menyandar kan dirinya ditembok taman belakang sekolah. Itu adalah Rin.

Lagi dan lagi ia menghela nafas panjang dan beranjak menuju Rin. Satu atau dua jarak antara mereka, Sae mulai batuk tak berhenti henti, sehingga ujung matanya melihat Rin tengah merokok. Karena suara batuk yang berasal dari belakangnya, Rin sontak berbalik mengarah Sae.

"Sae, lu ngapain disini?" Rin melepas rokok itu dari mulutnya.

"g-gapapa— uhuk uhuk"  Sae memegang dadanya karena sangat sesak.

Setelah batuk dari Sae yang ia dengar tak berhenti henti, akhirnya Rin sadar bahwa rokoknya yang membuat Sae batuk.
"ah...maaf," Css.. Rin mematikan rokoknya
"lu gapapa kan? Maaf" Rin mencoba untuk membantu menahankan batuk Sae dengan mengusap punggungnya.

"Eum, udah gapapa. Kamu, ngapain ngerokok disekolah?"

"Gua cuman ngerokok kalo lagi galau." Setelah batuk Sae berhenti, Rin duduk tepat didekatnya.

"Galau? Kamu ngegalauin siapa?" Ia kembali menatap Rin dengan tatapan sayu.

"Ga usah tau. Ga ada yang boleh tau." Rin bersikeras untuk tak membongkar rahasianya.

"Ck, iyaa. Btw, mau makan bekal 'ku ngga? Bekalku terlalu banyak, ga cukup nih perut" Tawarnya dengan senyuman.

"Ga deh, lagi ga mood makan"

"Cobain aja duluu, nanti pasti ketagihan!"

"Nggaa, Cantikk."

Tanpa ada kalimat yang keluar lagi Sae membuka bekalnya dengan terburu buru. Satu suapan sendok menabrak mulut Rin, mulutnya pun lantas menerima suapan dari calon pacarnya.

~TBC~

Gtw. Author cape.

See u.

Why you look jealous? ||Rinsae!||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang