kerja kelompok.

592 38 2
                                    


~Happy Reading~


Tentu saja setiap sekolah ada yang dikatakan kerja kelompok, dan kini pertama kalinya dalam status pacaran Rin dan Sae diberi tugas oleh sang guru yaitu kerja kelompok.

Anggota kelompok bukan murid yang memilih, tetapi ialah gurunya. Nagi, Chigiri, Reo, Isagi, dan tentunya Rin dan Sae, murid murid tersebut ditetapkan dalam kelompok 1 oleh pilihan gurunya alias kemauannya.

Sebenarnya masih ada canggung dalam mereka satu sama lain, tetapi mereka tak menghiraukannya, masing masing memprioritaskan nilai dan yang kedua ke akrab-an, tetapi tidak dengan Nagi dan Rin yang memprioritaskan statusnya dan gamenya.

Berakhir dengan keenam anak tersebut dikumpulkan dimeja yang berderet.
"Kerja kelompoknya ntar dirumah siapa?" Tanya Chigiri dengan jari yang melilitkan rambutnya.

"Gua aja. Ada yang keberatan?" Sahut Reo.

"Terserah aja si, disini kita ga peduli nyaman ato ngga, yang penting nilai." -Chigiri.

"...hmmh... nilai lebih penting. Maksud gua nilai game gua." -Nagi.

"Lu doang, bagi kita, game lu ga penting." -Chigiri tampak kesal.

Lirih. "Nagi, kamu diem aja… jangan suka pancing emosi orang, ga baik" -Reo mencubit paha Nagi.

"Awh! iya... Sayang." Bisiknya.

Reo berhasil menahan wajahnya agar tak memerah, namun telinganya terlihat seusai direbus oleh sesuatu hingga memerah.

"Kerja kelompoknya jam berapa?" Isagi mulai mengangkat suara.

"Sepulang sekolah. Wajib selesai hari ini tugasnya. Atau ngga lu pada bisa nginep" -Reo

Semua hanya memberi anggukan iya, tetapi tidak dengan Rin dan Sae, kenapa? Sae tampaknya menahan untuk tak mengeluarkan suara desahan karena Rin yang menumpu kan dagunya kebahu Sae dengan tangan yang sedari tadi meraba paha Sae.

"Rin...... T-tanganmu...…" Bisiknya.

"Hm? Cukup rasain diluar kain aja, Sayang." Perkataan Rin membuat wajah Sae terlihat meledak memerah.

Tak ada diantara anak anak kelompoknya curiga bahwa Rin dan Sae hanya diam saja, tetapi sepertinya Isagi menyadari hal tersebut.

Seusai ketika membicarakan tentang kelompok dengan yang lain, mereka semua tiba tiba saja terfokus kepada ponsel layaknya tlah dihipnotis. Meskipun Isagi berada diantara anak lain yang fokus keponselnya, ia tetap teguh belajar nan fokus.

Tak kala diam berlalu, kefokusan Isagi terjatuh disaat pulpen yang diputar dijarinya jatuh begitu saja, sebelum Isagi menaikkan kembali jambul rambutnya, ia mendapati Rin terus meraba paha Sae. Dampaknya Isagi menaruh curiga kepada dua anak tersebut.

~

"Wow, rumah lu gede juga" -Isagi dengan mata yang berbinar binar.

"Ahaha~ Selamat datang, moga betah" -Reo. Terasa sangat megah ketika disambut dengan para pelayan Reo, dan disiapkan meja masing masing se per orang.

Tentunya semua anggota kelompok diberi bagian yang khusus untuk mereka, tetapi rambut ubanan yang satu ini lagi lagi mementingkan gamenya. Tiba tiba ada sesuatu kalimat yang dapat membuat Nagi tak berdaya melawannya, yaitu

"Nagi, kerjain tugasmu sanaa!" -Reo

"Males, Reoo. Nagi cuman mau ngegame, terserah deh tu tugas dari guru ga jelas" Celetuk Nagi dengan nada yang terdengar lesu namun memancing emosi.

"Kamu milih game daripada tugas?" -Reo

"Hmmh." -Nagi

"Yaudah deh kita putus aja. Maaf" -Reo

Nagi tampak terbelalak, matanya tetiba membulat. Tangan dengan cepat membanting ponselnya, beranjak menuju Reo dan memeluknya dari belakang, sembari berusaha membujuknya.

"Tuh liat, kamu mau kuputusin juga?" Sahut Sae yang malas menanggapi Rin yang sedari tadi hanya menguap kantuk sembari menumpukan dagunya kebahu Sae.

Netranya hampir tertutup. "Ha? Kok gitu?" Tanya Rin.

"Kalau kamu ga mau bantu kerjain ini tugas, kita putus deh. Kayaknya kita ga cocok soalnya aku ngeprioritasin nilai" -Sae sebetulnya cuman bercanda saja. Tak ada maksud untuk memutuskan dengan gampangnya.

"Aku ngantuk Sayang... Ga bisa b—" -Rin

"Apaansi sayang sayang, kita udah putus, Rin." -Sae

Tubuhnya tetiba menjadi tegak dan bugar begitu saja. Berharap dibelas kasihi, Rin menatap Sae dengan tatapan ingin menangis.

"Gamau putus...." tangannya kembali merangkul pinggang Sae dari belakang.

"Yaudah sana bantuin!" -Sae

Secara terpaksa Rin menuruti perintah pacarnya dengan mau tak mau. Rin sedikit terlihat memaksa sehingga membuat Sae tertawa kecil melihat tingkah laku pacarnya yang lucu. Berakhir dengan tertawa kecil gelak nan cubitan dipipi Rin mendarat saking gemasnya.

Rin sontak memegang pipinya dan menatap Sae, lalu dicium bibir Sae dengan secepat kilat.

'anjing apaan tu kok nyium gitu cok' Sejujurnya Isagi terfokus dengan kedua anak itu daritadi. Hanya Isagi.

~TBC~

See u.

Why you look jealous? ||Rinsae!||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang