Pacaran.

665 35 2
                                    


~Happy Reading~


"A-aku ngga cemburu! Udah ah sana!" Sae mendorong tubuh Rin dan berhasil lolos dan kabur dari Itoshi Rin.

"heh."

__

Perlahan demi perlahan Rin mulai menjauhi bachira, namun sikap bachira terlihat agak memaksa untuk tetap bersama Rin. Karena bachira yang memaksa terus bersama Rin, jadinya Sae akhir akhir ini jarang bersama Rin.

Sae berpikir bahwa daripada berada di dekat Rin dan Bachira yang terlihat sangat dekat sekarang dibandingkan dirinya, Sae memilih untuk mencari teman baru, sekaligus akan menuruti Bachira agar menjauhi Rin untuk tak mengganggu hubungan mereka berdua.

Kesekian kalinya Rin mencoba untuk mengajak Sae berbincang seperti dihari hari sebelumnya, dan akhirnya Rin menyadari bahwa Sae tengah menjaga jarak darinya. Rin takut bila Sae menjauhinya hanya karena Bachira.

Sehingga Sae berpindah tempat belajar dan tak bersama Rin lagi. Air mulai menggenangi mata Rin ketika melihat Sae akrab dengan lain selain dirinya. Senyuman lebar yang pernah Sae bilang bahwa senyuman yang paling tulusnya akan diberikan kepadanya, tetapi sekarang Sae tak menepati janjinya.

Dan waktu semua murid untuk pulang, Sae dan Rin sudah tak bersama lagi melainkan Sae bersama murid yang bisa dianggap populer disekolahnya. Yaitu, Aiku. Rin selalu berdecak kesal ketika selalu mendapati Sae dan Aiku terus terusan bersama, dan pernah Rin menangkap mereka berdua saling bergandengan.

Saat belajar pun mata Rin hanya tertuju kepada Sae yang fokus menatap Pak Ego yang menjelaskan, sehingga kapur melayang lalu menjitak kepala Rin. Pak Ego melempari Rin karena tak suka bila ada yang tak fokus saat dirinya mengajar dihadapannya.Dengan kejam pak Ego menyuruh Rin keluar dari kelas sampai jam mapelnya berakhir.

Dan yang lebih kejam yaitu, Pak Ego menyuruh Rin berdiri didepan toilet dengan satu kaki yang terangkat dan tangan yang mencubit telinganya sendiri.

Drrrtt

Suara pintu kelas dibuka oleh seseorang.

Yaitu Sae yang ikut berdiri disamping Rin didepan toilet juga dan diberi hukuman yang sama seperti dirinya. Sakit rasanya bersampingan tetapi terasa asing didekat. Rin sangat ingin mengetahui alasan Sae menjauhinya, apakah cuman karena omongan Bachira?.

"Sae." Panggilnya namun menatap arah lain.

Sae menoleh."Hm?"

"Lu... Ngejauhin gua, kan?"

"Kayaknya.......iya."

"Kasi gua alasan." Rin sedikit menunduk untuk melihat wajah Sae.

"Gaada alasan khusus, aku cuman ga mau ganggu hubunganmu sama Bachira"

"Untuk saat ini gua cuman temen—"

"Tapi bakalan jadi pacar kembali, kan?" Sae mengerutkan keningnya.

"Udah gua bilang, gua ga bakalan pernah jadi pacarnya kembali!" Buku terjatuh.

Tangan Sae dibentangkan ketembok oleh Rin dengan kuat sehingga membuat dirinya merintih kesakitan.

"Lu kenapa si begini? Cemburu karena gua sama Bachira ampe jauhin gua?"

Rasa sakit yang dirasakan oleh Sae terukir jelas diwajahnya. "Iya... Aku cemburu. Aku ga suka kamu sama bachira.... Jadi daripada aku ganggu kamu sama dia, aku milih buat jauhin kamu......"

"Harusnya jujur dari awal ga suka Bachira, biar gua jauhin dia buat lu"

"Gausah,kita juga cuma temen doang .." Sae memanyunkan bibirnya.

"Gausah kita temen-kita temen gitu. Lu mau gua diambil Bachira lagi?"

Sae menggeleng dengan cepat.
"Ga mauu...!"

Rin menyeringai. "Kalau gitu rebut gua dari Bachira mulai dari sekarang." Rin membenamkan wajahnya dibalik bahu Sae.

"Dan satu lagi, jangan pernah sama si Aiku bangsat itu. Gua juga ga suka. Jauhin dia sejauh mungkin." Lanjut Rin.

"Iya, Sayang."

~

Bachira tak mengetahui bahwa Rin dan Sae mulai berpacaran, dan masih saja sampai sekarang Bachira menempel sama Rin, namun terus terusan saja diabaikan oleh Rin. Bachira kesal dan menggigit bibir bawahnya.

Sial, Rin kenapa diem mulu si.

"Kamu disini ngapain, Rin?" Sae menghampiri Rin yang sedari tadi hanya diam berusaha mengabaikan Bachira agar hati Sae tetap terjaga.

"Ga ngapa ngapain, cuma duduk doang. Kamu ngapain juga disini?" Rin menggapai tangan Sae dan berakhir Sae berada dipangkuan Rin sembari memeluk Sae dari belakang.

"Bosen dikelas, jadi nyamperin kamuu.
Oh ya, nanti pulang bareng k—" Kalimat Sae terpotong.

"Sae, bukannya gua udah bilang sama lo? Kurang jelas kah?" Sahut Bachira dengan kerutan kesal diwajahnya.

"Eum......" Sae hanya bisa menatap Rin.

Lanjut Sae. "Maaf chira, tapi gua udah pacaran sama Rin dari kemarin. Jadi gua harap lu ga gangguin kita."

"Ha? Lu kira gua gampang percaya?. Rin, itu cuman bohongan kan yang dikatain Sae?" Ia mengepalkan tangannya.

"Yang Sae bilang emang bener chira. Ga terima lu? Inget kita cuman mantan, dan sekarang gua punya Sae. Jadi berenti ganggu kehidupan gua, karena gua udah terlanjur sayang sama dia."

"Ga!! Gua tau lu berdua cuman bercanda doang kan?! Bangsat."

"Bercanda? Mana mungkin. Iya kan, Sayang?" Rin dan Sae saling menatap.

"Iyaa sayang." Sahut Sae.

Dan pembicaraan berakhir ketika Bachira melihat Sae sekilas mengecup bibir Rin.

~TBC~

See u.

Why you look jealous? ||Rinsae!||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang